“GABRIEELLLLLLLLL!!!!”
“ yo,, “ alvin
terkejut akibat teriakan rio, dan dengan
segera ia menepikan mobilnya, terlihat tubuh rio yang banjir dengan keringat
serta wajahnya pucat. “ lo kenapa yo? “
“ gabriel vin,”
ucap rio dengan nafas yang tersengal,
“ gabriel
kenapa? “ alvin mengambil botol minum yang ada di tasnya lalu di julurkan pada
rio,
“ gue mimpi
gabriel, gabriel pergi buat selama lamanya...” ucap rio lemas, rio mengambil botol minum yang di
julurkan alvin lalu di tenggaknya perlahan,
“ tarik nafas
yo,, itu Cuma mimpi, gue yakin iyel baik baik aja...”
“ gue gak tenang
vin, itu terasa nyata banget, gue mau mastiin sendiri, tolong anter gue ke
rumah nyokap vin...”
“ oke gue anter
lo, tapi sekarang lo tenang, lo apus tuh semua keringet, ganti kaos lo, basah
semua itu...” ucap alvin, rio mengangguk menuruti, merekapun melanjutkan
perjalanan menuju rumah gabriel.
************************************************************************************************
“ kaaaaakkkk,
kak iyeeelll dipanggil mama, sebentar lagi masakan mateng katanya...” teriak
ray dari depan kamar gabriel,
“ iya, nanti gue
turun,,,” ucap iyel dari dalam kamarnya, ray hanya mengangkat bahu lalu kembali
berjalan menuruni tangga menuju ruang makan,
TINGTONGTINGTONG,,,
suara bel
“ raayyy,,
tolong mama buka pintu,,,” ucap mama dari arah dapur, ia sedang sibuk
menyiapkan makan malam, dengan mau takmau ray akhirnya berjalan menuju pintu
dan membuka pintu, yang ternyata berdiri disana adalah rio, rio tersenyum pada
ray lalu mengacak acak rambut ray gemas,
“ malem ray, ,”
“ malem kak,
waahh ada angin apa kak rio main kerumah, ayo kak masuk, kak alvin juga,, “
“ hmm gue ngga
deh ray kayanya, udah mau malem dan buat lo, lo bermalam aja disini hari ini,
itung itung lo jaga gabriel juga kan, besok gue kesini lagi bawain seragam lo,
gimana?”
“ okedeh kalo
gitu, makasih ya vin, salam buat bokap lo, maaf gabisa kesana..”
“ gamasalah kok
yo, lagipula bokap ngajak shilla juga malem ini...” ucap alvin dengan wajah
yang tiba tiba bersemu merah, “ yaudah ah, gue langsung yo, salam buat nyokap
sama iyel, dah ray, salam juga buat bokap lo,, gue balik ya.,,,” ucap alvin ,
ia kembali menaiki mobilnya dan berjalan pulang menuju rumahnya,
“ yaudah kak ayo
masuk ke dalem, mama sama papa pasti seneng banget ketemu lo...” rio mengangguk
kecil lalu mereka berdua masuk
“ siapa yang
dateng raayy??” tanya mama yang masih sibuk mempersiapkan makanan untuk makan
malam dan kegiatannya terhenti begitu melihat sosok rio berdiri di belakang
ray, “ mario....” rio tersenyum pada mama, baru terasa rasa rindunya pada sosok
yang melahirkannya ini, mama berjalan hampir berlari menghampiri rio lalu di
peluknya rio erat erat, rio pun membalas pelukan mamanya dengan erat, ia benar
benar rindu pelukan sang mama, om tama yang baru saja keluar dari ruang
kerjanya tersenyum pada rio, rio pun membalas senyum om tama,
“ mama seneng kamu
mau main kesini,, kabar kamu gimana yo, baik kan?”
“ baik kok ma,
rio kangen sama mama,,, “ rio mencium kening mamanya
“ mama juga
kangen rio,, ayo duduk sini, mama lagi nyiapin makan malam... tunggu sebentar
lagi juga matang yo...”
“ iya ma,
gabriel mana ma?”
“ di kamarnya
yo, kamu ke atas aja, masih inget kan sama rumah ini,,,” rio mengangguk kecil,
tentu ia takkan lupa sedikitpun tentang rumahnya, karna disinilah kenangan
bahagia akan masa kecilnya berada, riopun menaiki tangga menuju kamar gabriel, kamar
yang sudah sangat ia hafal letaknya, rio mengetuk perlahan pintu kamar gabriel,
dan tak butuh waktu lama, pintu pun terbuka di sertai sosok gabriel yang ada di
depannya kini,
“ rio?”
“ lo baik baik
aja kan yel?” tanya rio tanpa basa basi, iyel mengangguk perlahan masih tak
percaya akan kehadiran rio di hadapannya kini.. rio menghela nafas panjang
melihat keadaan gabriel yang memang terlihat sangat baik, rio menepuk nepuk
puncak kepala gabriel sambil menunjukan cengirannya, kening gabriel kini
berkerut melihat tingkah rio yang menurutnya sungguh aneh, rio memasuki ruangan
yang dulu adalah tempat favoritnya,, kamar gabriel, karena disini ia selalu
bermain musiik bersama gabriel, rio merebahkan dirinya di atas tempat tidur,
memejamkan mata sejenak mengingat masa masa dulu ia dan iyel sering bermain
musik di sini, gabriel menutup pintu kamarnya masih bingung dengan sikap rio
yang menurutnya sangat aneh, dilihatnya rio membuka kedua matanya lalu bangkit
berdiri dari atas tempat tidurnya lalu berjalan menuju piano hitam yang berada
disudut kamarnya, perlahan ia menekan tuts tuts piano itu lalu tak lama jari
jarinya mulai bergerak lincah memainkan nada nada indah yang terdengar tak
asing lagi di telinga gabriel dan rio sendiri,, gabriel terdiam terpaku mendengarkan
permainan lincah rio, seakan akan terhipnotis, hingga akhirnya ia pun tersadar
saat nada nada mulai terdengar melambat, rio memutar pandangannya kepada
gabriel
“ gimana yel?
Ngga ada yg salah kan?” tanya rio pada gabriel, gabriel mengangguk dengan semangat,
sangat terlihat dari rona wajahnya bahwa ia terpukau,,,
“ masih sempurna
yo, sama kaya dulu ...” ucap iyel, rio menjulurkan tinjunya yang di sambut oleh
gabriel, tak lama mereka berdua tertawa kecil, entah apa yang membuat mereka
tertawa, akan tetapi satu hal yang mereka sama sama rasakan saat itu adalah
mereka bahagia...
Toktoktok...
bunyi suara pintu yang di ketuk, rio dan gabriel mengalihkan perhatian mereka
menuju ke arah pintu, pintu terbuka perlahan, tak lama terlihat kepala ray
menyembul di baliknya
“ kak, gue
ganggu kalian ga?” ucap ray dengan cengiran di sertai di wajahnya,
“ ya ngga lah
ray, sini masuk,,” ucap gabriel, ray pun menutup pintu lalu berjalan
menghampiri gabriel, rio kembali memainkan tuts tuts piano perlahan, “ ada apa ray...”
“ emm, lusa ada
pertandingan final basket di sekolah kak, gue harap kalian bisa dateng buat
nonton gue main...” rio menghentikan permainan pianonya lalu mengalihkan
perhatian pada ray yang duduk di sebelah gabriel, sedangkan gabriel sendiri
menatap ray dengan kedua alis yang terangkat,
“ tunggu,
seleksinya?” tanya gabriel binguung
“ seleksinya
berhasil kok, gue lolos masuk tim inti, gue juga udah mulai main dari pas
pembukaan turnamen kok ,, turnamennya
udah di mulai dari seminggu yang lalu dan hasilnya lusa sekolah gue
masuk final karena itu gue harap buat final kali ini kalian bisa dateng buat
sekedar nonton...” ucap ray sedikit tertunduk, ada sedikit keraguan dalam
hatinya utuk meminta kedua kakaknya menonoton pertandingan final lusa, karena
ia tau betapa sibuknya kedua kakaknya ini. Rio bangkit berdiri dari kursi
panjang piano hitam lalu melompat ke atas kasur menubruk ray, rio menjitaki
kepala ray,
“ ray bodoh
banget sih, kenapa ga bilang sama gue sama iyel kalo lo lolos, kenapa juga ga
bilang kalo lo main di turnamen nasional, gue sama iyel kan pasti dateng buat
dukung lo,,, lo tuh yaaa...” kali ini rio mencubit kedua pipi ray gemas, ray
tertawa kecil
“ bukannya ga
mau ngasih tau kak, gue tau kalian berdua sibuk banget,...”
“ ray, sesibuk
apapun gue sama rio, kita pasti bakalan luangin waktu buat lo...” ucap gabriel menepuk puncak
kepala ray,
“ sebanyak
apapun hal yang harus gue kerjain, kalo urusan keluarga tetep nomor satu, lo
ade gue satu satunya, jadi gamungkin gue menomorduakan lo di banding semua
kerjaan gue di sekolah..” ucap rio, ray tersenyum lebar mendengar ucapan rio,
ia sangat senang, sangat sangat senang ternyata rio kini mengangapnya sebagai
salah satu bagian keluarganya, ia senang rio sudah mau menganggapnya sebagai
adiknya satu satunya, kini gantian ray yang menubruk rio dan gabriel sekaligus
lalu di peluknya erat kedua kakaknya itu
“ makasih kak,
gue sayang kalian, gue orang paling beruntung karna punya kakak terbaik di
dunia...” ucap ray, rio dan gabriel hanya dapat tersenyum,
“ kalo gitu
besok pagi kita main, gimana?? Nanti gue ajak cakka alvin debo buat latihan
bareng, lo ajak deva...” usul gabriel yang di setujui oleh ray dan rio....
“ eh iya kak,
ajarin gue main piano dong...” ucap ray tiba tiba yang membuat rio dan gabriel
saling tatap, rio dan gabriel pun mengangguk lalu mereka ber 3 bangkit berdiri
menuju piano hitam yang terletak di ujung kamar gabriel, mereka bertiga duduk
berjajar dengan ray duduk di tengah tengan di antara rio dan gabriel,
“ coba lo teken
tuts yang ini, terus longkap satu tuts, nah pencet, terus longkap satu tuts
lagi , pencet “ ucap rio memberikan instruksi, ray mencobanya perlahan namun
iya kesulitan...
“ kak ini gimana
, jari gue ga nyampee... “ ucap ray bingung , rio dan gabriel pun saling tatap
lalu tertawa,,,,
“ jari lo pendek
banget sih... udah pasrah, emang udah jodohnya jadi drumer...” ucap rio menepuk
puncak kepala ray, ray mendengus pelan, lalu menganguk lemas, rio dan gabriel
hanya tertawa melihatnya, tak lama mereka pun turun ke ruang makan untuk makan
malam bersama, disana rio tak berhenti tertawa dan tersneyum, sunguh ia sangat
bahagia, ia akhirnya merakasan kembali memiliki sebuah keluarga yang utuh, sebuah
keluarga yang menghilang sejak ia kecil. Rio termenung sesaat fikiranya kini
terarah pada semua ingatan bersama papanya,,
“ pa, apa papa
akan marah kalo rio mau jadi bagian dari mereka??” ucapnya dalam hati, ia
kembali menatap mamanya gabriel ray dan om tama, sungguh ia sangat ingin
memiliki keluarga lagi, keluargya yang telah hilang bertahun tahun lalau dari
hidupnya,,,
*********************************************************************************
Pagi ini berjalan
seperti hari hari biasanya , rio menjemput ify seperti biasanya, masuk kelas
bersama seperti biasanya, makan siang bersama seperti biasanya dan duduk di
kelas bersama seperti biasanya, namun bagi ify ada yang tidak biasa pada rio,
ia nampak lebih pendiam pagi ini, setiap ify bertanya , rio hanya menjawab
dengan singkat , bahkan tak jarang hanya tersenyum , tidak seperti rio yang biasanya
selalu mengutarakan pendapatnya yang berbeda pada ify, dan sampai akhirnya bel
pulang sekolah pun berbunyi di setiap sudut koridor kelas,
“ baiklah kelas
hari ini sampai disini dulu, kita lanjutkan di pertemuan berikutnya, selamat
siang anak anak...”
“ siang bu
windaa...” ucap seisi kelas secara serentak,
“ jadi main hari
ini yo?” tanya alvin sambil terus membereskan peralatan belajar mereka,,, rio
menganguk kecil menjawabnya
“ kita nunggu gabriel
cakka sama debo di parkiran aja, , “ ucap rio, alvin mengangguk , mereka ber 4
termasuk shilla dan ify berjalan menuju parkiran sekolah, shilla dan alvin yang
berjalan mendahulu rio dan ify menghilang terlebih dahulu di tikungan
koridor.. ify menarik tangan rio menghentikan
langkahnya
“ yo..” panggil
ify , rio mengalihkan perhatiannya pada
ify tetap dengan senyum terpeta diwajahnya, namun ify tau senyum itu hanya
senyum yang di paksakan, “ kamu ada masalah?” tanya ify to the point pada rio,
namun rio hanya mengerutkan keningnya tanpa menjawab, ify menghela nafas
sejenak “ apa aku salah lagi sama kamu??”
“ salah apa?”
“ iya apapun
kesalahan aku yang sampe sampe bikin kamu diemin aku hampir seharian ini...”
“ kamu ga salah
apa apa kok...”
“ terus kenapa
kamu diemin aku dari pagi...”
“ aku ngga
diemin kamu kok, sejak tadi aku Cuma lagi berfikir..”
“ berfikir tentang?”
“ segalanya...”
“ salahsatunya?”
tanya ify lagi namun kali ini rio diam, seakan berfikir untuk mengatakkannya...
“ hidup aku...”
ucap rio akhirnya setelah cukup lama terdiam, kini giliran ify yang terdiam,
“ kamu kenapa
yo...sakit kamu tambah parah? ” tanya ify kini dengan nada suara yang mulai
panik, rio tersenyum kecil,
“ bukan kondisi
badan aku, tapi kondisi kehidupan aku fy, aku mulai berfikir, aku ingin punya
keluarga lagi kaya dulu...” rio menghela nafas panjang,, ify hanya menatap rio
tanpa berbicara, “ menurut kamu apa papa bakalan marah sama aku fy kalo aku
berfikir untuk punya sebuah keluarga baru, keluarga baru tanpa ia di dalamnya ??”
ify berjalan menghampiri rio perlahan, di genggamnya tangan rio
“ menurut aku ,
justru papa kamu akan tersenyum lega kali ini, karena akhirnya kamu bisa
menemukan kebahagiaan baru bersama keluarga kamu yang baru, semua orang tua di
dunia ini ingin anaknya bahagia yo, dan salah satunya itu papa kamu...” ucap
ify,, rio menghela nafas pelan, ia tersenyum kecil pada ify, di usapnya puncak
kepala ify perlahan
“ tapi
keliatannya papa ga sayang aku fy, buktinya dia ngelakuin semua ini ke aku,
ninggalin aku sendiri, membuat aku membenci kakak sama mama aku sendiri, dan
biarin aku hidup kesepian bertahun tahun...”
“
aku yakin papa kamu punya alasan ngekaluin semua itu yo, papa kamu ngga akan
ngelakuin sejauh ini kalo memang dia ga sayang kamu,” rio hanya terdiam
mendengar ucapan ify “ coba kamu fikir, kalo papa kamu ngga ngelakuin semua
ini, apa yang bakalan terjadi sama iyel sama mama kamu sekarang, dan kamu
tentunya, dan coba kamu fikir kalo ada di posisi papa kamu saat itu, apa yang
akan kamu lakuin?”
“ aku akan
lakuin hal yang sama fy...” ucap rio menjawab pertanyaan ify, ify mengeratkan
genggamannya pada rio, seakan akan memberikan kekuatan... rio tersenyum kecil
sambil mengacak acak rambut ify gemas “ makasih fy...”
“ you’re welcome
sayang,,, kalo gitu sekarang...” ify mengambil handphone rio dari dalam tas,
lalu menjulurkanya pada rio, “ kamu lakuin sekarang atau semuanya akan
terlambat...” rio menghela nafas kecil,, di ambilnya handphonya dari tangan
ify...
“ iya mrs
mario... yaudah ayo sambil jalan ke parkiran,,,” ucap rio, ify mengangguk
kecil, di genggamnya tangan ify oleh rio dengan sebelah tangannya yang
terbebas, rio tersenyum kecil, “ aku sayang kamu,,” ucap rio tanpa suara, yang
membuat ify hanya dapat tersenyum dengan semburat merah merona di wajahnya
***************************************
“ hai vin, hai
shil, maaf lama, tadi gue harus ngurus berkas di osis dulu, ayo kita
berangkat,,,” ucap gabriel pada alvin, alvin hanya diam memandang gabriel...”
yang lain mana?”
“ nah itu dia,,
dia kemana, tadi dari kelas bareng sama gue tapi sampe sekarang belom nyampe
juga di parkiran, heran ga lo,, “
“ mungkin dia
udah berangkat duluan...” jawab cakka yang juga baru datang bersama debo... “
alvin lalu menujuk mobil rio yang masih terparkir di sebelah mobilnya, cakka
hanya memamerkan cengirannya pada alvin, tak lama dari kejauhan nampak rio
berjalan menghampiri mereka dengan ify
di sampingnya
“ mesum dulu lo
ya di wc,, “ ucap alvin asal yang membuat rio menjitak kepalanya,
“ asal aja,
yaudah ayo berangkat, kka bawa mobil gue ya, gue naik motor lo...” rio melemparkan kunci mobilnya pada cakka, yang
di tangkap cakka dengan cermat lalu ia serahkan kunci motornya pada rio
“ eh iya agni
sama via kemana kka?” tanya ify, menyadari ketidakberadaan via dan agni
“ mereka udah
duluan sama oik tadi bawa mobil debo, mereka bilang mau beli makan dulu buat
nanti disana,,, “ ucap cakka menjelaskan,
“ yaudah ayo
berangkat, ketemu disana ya,,” ucap alvin, yang di setujui oleh yang lain
“ ify...”
panggil gabriel dan debo secara bersamaan yang membuat yang lain menatap mereka
berdua dengan kening yang berkerut, berbeda dengan rio, pandangan rio tertuju
pada jaket yang ada di kedua tangan
mereka yang terjulur, melihat itu rio hanya dapat tertawa dalam hati
“ ada apa,,,”
jawab ify sedikit ragu, sekilas ia melirik rio, namun raut wajah rio terlihat
tak ada perubahan,
“ ini jaket, gue
fikir lo butuh...” ucap gabriel, ify mengalihkan perhatianya pada debo...
“ ya aku fikir
kamu juga butuh jaket, soalnya kan mau naek motor, jadi ya...” debo tak
meneruskan perkataanya hanya diam, ify menatap gabriel dan debo serba salah,
dan yang membuat ify semakin bingung karena tidak adanya reaksi dari rio,
“ yaaaaaudah
biar adil ify pake jaket gue aja, deal kan, biar ngga ada yang clbk...” ucap
cakka asal memecah keheningan, ify menghela nafas lega merasa di selamatkan
oleh cakka, gabriel dan debo hanya tertawa kecil dan mengangguk menyetujui, dan
akhirnya mereka pun berjalan menuju kendaraan mereka masing masing,dan
meneruskan perjalanan menuju lapangan basket. Di perjalanan ify melingkarkan
kedua tangannya pada rio dengan erat, karena rio mengendarai motornya dengan
kecepatan yang diluar kewajaran, hanya lampu lintas berwarna merah yang mampu menghentikan laju motor
putih dengan kapasitas 600cc tersebut.
“ yo, bawa
motornya kaya kesetanan, ga takut aku ilang tiba tiba kebawa angin apa??” tanya
ify pada rio,, rio tertawa mendengarnya, ia membuka helm fulfacenya,
“ lagian sih
kamu badan kurus banget nyaingin kaki semut,”
“ yee gini gini
juga banyak yang naksir, kamu aja cinta mati sama aku...”
“ fy, tau kan
pepatah cinta itu buta...”
“ ngga, yang aku
tau pepatah rio cinta mati sama ify...” ucap ify di sertai tawa dari bibirnya,
rio hanya tersenyum kecil mendengarnya...
“ ngasal
banget...”
“ biarin, lagian
kamu bawa motor begitu, ga lagi marah sama aku kan?”
“ marah
kenapa??”
“ karena hal
barusan yo...”
“ iyel sama
debo?? Apa yang harus dibuat marah deh fy? Aku malah seneng, ternyata mereka
masih perhatian sama kamu.. “
“ kamu kapan
cemburunya sih sama aku...”
“ udah kan dulu,
dan aku bersumpah gamau begitu lagi, itu sikap paling memalukan menurut aku
fy...”
“ kenapa gitu
deh, cemburu kan tanda sayang...”
“ masih banyak
cara ngungkapin sayang fy, ga harus cemburu dulu baru artinya aku sayang
kan...” ify menghela nafas pelan tak lama ia tersenyum
“ aku seneng
kamu udah balik lagi jadi rio yang bawel, ga kaya tadi pagi...” ucap ify tulus,
rio menggengam tangan ify yang ada di pinggangnya
“ maaf fy..”
“ you’re welcome
my lovely...”
“ yaudah cinta
matiku, peluk aku yang kenceng, nanti kalo ilang kebawa angin rionya punya
pacar baru dong...” ify memajukan bibirnya 5 cm di sertai sebuah pukulan paa
helm rio yang membuat rio kembali tertawa, lampu lalulintas pun sudah hampir
kembali menjadi hijau, rioo kembali menutup helm fulfacenya di ikuti ify ,
setelah lampu kembali hijau motor putih itu kembali melaju kencang membelah
keramaian kota jakarta
**********************************************************
Rio cakka dan
deva berada satu tim, melawan alvin debo dan ray, sedangkan gabriel menjadi
wasitnya hari ini karena kondisi gabriel
yang menghawatirkan kemarin maka untuk hari ini gabriel tidak di izinkan
bermain,,, ify agni shilla dan oik, mendukung dari pinggir lapangan sedangkan
via, sejak tadi gabriel menggengam tangannya,
“ aduh ka iyel,
mana ada sih wasit di pinggir lapangan gandeng gandeng pacarnya,” teriak ify
dari pinggir lapangan, gabriel hanya menjulurkan tanganya dan via yang terkait,
agni shilla ify serta oik hanya tersenyum menggeleng,,
“ percuma yel,
gue ga cemburu lagi kok...” sambar oik yang mambuat ify agni dan shilla ber cie
cie riaa..
“ ohh gitu, udah
ada yang baru sekarang ya, jadi ga cemburu lagi, habis manis sepah dibuang...”
ucap iyel... oik tertawa kecil mendengar ucapanya...
“ apaan sih yel,
habis manis sepah dibuang , malu ih udah gandeng pacar masih godain gue...”
“ siapa bilang
yang gue gandeng pacar gue??”
“ waahh waahh
waaahhh via murka via murka...” ucap shilla dari pinggir lapangan, via menoleh
ke arah teman temannya di pinggir lapangan...
“ aku itu calon
istrinya bukan pacarnya,,,” ucap via, iyel tersenyum sambil mencubit pipi via
gemas yang langsung di berikan sorakan oleh para suporter di pinggir lapangan,
para pria yang sedang bermain basket mulai terganggu, permainan pun terhenti,
mereka mulai tidak fokus karena ulah gabriel,,,
“ yo yo yo yo...
cepet yo, hentikan ulah genit abang lo itu...” ucap cakka rio tertawa kecil
namun ia mengangguk dan berjalan menghampiri gabriel di pinggir lapangan
“ yel, serius
dikit jadi wasitnya bisa kan...” ucap rio...
“ ini dari tadi
gue serius kok,,,”
“ mana ius??
Daritadi gandeng gandeng via gitu...”
“ loh emang
salah? Kan pacar gue, kalo gue gandeng ify baru deh debo marah,,,” ucap iyel ,
rio mulai gemas
“ percuma yel,
mau lo bikin ulah kaya apapun gabakal kita izinin main, ngerti..”
“ tapi gue
pengen main yo,, coba lo rasain jadi gue..”
“ makanya lain
kali jangan suka maksain, ini namanya Hu Ku Man...”
“ yaudah,
terserah,,,” ucap iyel seperti anak kecil iyel menarik via ke dalam
rangkulannya, via hanya menggedikan bahu, kedua tangan via yang terbebas di
genggam rio, iyel yang melihatnya memelototi rio...
“ heh heh, pacar
gue...” ucap iyel, rio menarik via kini menjauh dari iyel dan merangkulnya ,
kedua mata iyel nyaris keluar melihat via di rangkulan rio...
“ jadi wasit
yang bener atau gue cium pacar lo...”
“ rio bener
bener nih,, emang paling ” ucap alvin yang melihat tingkah adik kakak itu dari
tengah lapangan...
“ lo tau kan gue
ga pernah main main, lagipula via kan mantan pacar gue..” ucap rio, gabriel
hanya menatap rio dan via tanpa suara, rio tau gabriel berfikir, “ gue itung
sampe tiga,,, satuu “ rio semakin mendekatkan jaraknya pada via.. “ duaa...
tiiii....”
“ stoooopp,,
stop stopp...” ucap gabriel dan ify bersamaan... rio dan via tertawa kecil
mendengarnya,
“ oke oke oke,,,
gue ngalah,, gue serius nih... sekarang
jauh jauh dari via...” ucap gabriel dengan bibir yang dimajukan 5 cm.
Rio mengangguk puas, dan di hadiahi
acungan jempol dari teman temannya yang ada di lapangan basket.. rio pun
kembali membawa via mendekat pada gabriel, rio mengedipkan sebelah matanya pada
sivia
“ makasih vi...”
via membalasnya dengan mengacungkan ibu jarinya pada rio.... rio pun kembali
berlari kelapangan dengan sebelumnya melemparkan senyum pada ify yang sudah
manyun 10 cm,
“ jangan ceberut
dong sayang, mereka artinya perduli sama kamu...” via membelai lembut pipi
gabriel,
“ kamu ngga
dukung aku, malah ikutan rio, aku tau rio gapernah main main, kalo tadi rio
cium kamu gimana...”
“ yaudah itu
resiko karena kamu keras kepala,,, aku bantu rio karena aku setuju sama mereka,
karena aku perduli.. aku sayang kan sama kamu...”
“ bukan karena
kamu mau di cuim rio??”
“ ya nggal lah
sayang, lagian kamu sama rio gabeda jauh jadi sama aja...” ucap via jail yang
kini membuat tawa kecil ada di wajah tampan gabriel, sebuah cubitan kecil
mendarat di pipi via...
“ nakal kamu,
yaudah duduk sana, makasih ya sayang...”
“ sama sama,
semangat yah jadi wasitnya, kamu tetep keren biarpun ada di pinggir lapangan
kok...” gabriel mengacungkan jempolnya via pun kembali bergabung bersama ify shilla
agni dan oik, ify masih memasang tampang murka pada rio...
“ maaf ya
ify...”
“ iya vi, gue
sebelnya sama rio, kenapa ga ngerayu gue dulu , malah langsung balik ke
lapangan, nyebelin kan...” ucap ify menggebu gebu, agni dan shilla hanya
tertawa melihatnya, sedangkan di lapangan pertandingan kembali berjalan seru
dengan gabriel yang serius menjadi wasitnya kali ini,
Haripun mulai
senja, kini sang surya mulai tenggelam dan sinarnya di gantikan oleh sang raja
malam... bunyi pluit panjang dari gabriel mengakhiri pertandingan mereka hari
ini, setelah permainan yang panjang dan perbincangan singkat akhirnya mereka
memutuskan untuk pulang mengingat ray dan deva besok pagi akan ikut dalam
pertandingan final turnamen nasional, dalam perbincangan diputuskan bahwa mereka
semua akan datang mendukung ray dan deva. Setelah perbincangan singkat
merekapun akhirnya pulang, mereka berjalan menghampiri sang wanita yang
menuunggu mereka dengan setia sejak
tadi.
“ maaf ya shil,
gue bikin lo nunggu lama,, ga bosen kan..” ucap alvin pada shilla, shilla
menggeleng kecil sambil menyertakan sennyum manis di bibirnya,
“ ngga kok
mr.sipit gue, gue selalu seneng liat lo main basket, jadi berapa lamapun lo
main gue gabakalan bete...” ucap shilla sambil menghapus peluh yang berada di
kening alvin, alvin meraih tangan shilla yang sebelumnya digunakan untuk
mengelap peluhnya lalu di kecupnya mesra punggung tangan shilla
“ lo emang
paling bisa ya bikin muka gue yang putih ini jadi merah...” ucap alvin,,,
shilla tertawa kecil mendengarnya...
“ ga kebalik,
harusnya gue yang bilang gitu,,,”
“ lo itu item
sayang, putihan gue...” ucap alvin pede shilla hanya mengangkat dagu,,,,
“ sumpah lo pede
banget...”
“ emang gitu kan
kenyataanya...”
“ apanya...”
“ emang gue itu
lebih putih dibanding lo sayang...”
“iya iya tau deh
yang lebih putih, iya iya tau juga deh yang yag lebih sipit, iya iya tau juga
deh yang lebih nyebelin,,,, ihhhhh ngeselin tau ga lo...” sebuah cubitan
mendarat di pipi alvin “ tuhhh biar tambah merah...”
“ yee gemes si
gemes gausah gini juga kali,,, gue tau shilla pacar lo ini emang gatengnya
keterlaluan...”
“ ih,, pedenya
keterlaluan,,” alvin tersenyum menggoda shilla,
“ lagian sih,
gaperlu pake nyubit kan kalo gemes...”
“ terus gimana
kalo ga nyubit,, gue jambak?? Hah?? Apa gue pites??” ucap shilla galak, alvin
maju selangkah menarik shilla mendekat
“ nih gini
caranya kalo gemes sama pacar...” shilla hanya menatap alvin bingung, namun
tiba tiba sebuah kecupan mendarat di pipinya, “ love you my lady,,,” bisik
alvin di telinga shilla yang membuat wajah shilla benar benar merona merah kali
ini... “ tuhkan, cara gue bisa bikin pipi lo jauh lebih merah dari gue...” ucap
alvin di sertai tawa puasnya,, shilla menggembungkan kedua pipinya merasa kalah
telak...
“ curang lo
sipit,,, lo pikir cium cium gue gratis...” alvin hanya menjulurkan lidahnya
pada shilla lalu berjalan pergi meninggalkan shilla menuju perkiran, para
penonton yang sebenarnya ada disana hanya menggeleng geleng melihat tingkah
mereka...
“ si sipit asal
aja disangka ditaman sisa dia berdua doang kali, pake acara suting india,,,”
ucap cakka, agni yang berada di sampingnya hanya tertawa kecil mendengar
komentar cakka
“ yaudah sih
yang, kenapa jadi kamu yang repot deh,, biarin aja...”
“ apa kamu mau
kita kaya gitu juga yang? Kaya film india gitu...” ucap cakka merayu agni, agni
yang melihatnya langsung bergidik mengerutkan kedua alisnya..
“ plis ngga usah
mikir kesitu ya, itu alvin sama shilla buka agni sama cakka...”
“ tapi kan
romantis yang...”
“ mana tis.. gue
gasukaa....”
“ aahhh payah
kamu yang,, yaudah ayo pulang...” ucap cakka sambil melahap bekal makanan
terakhir yang dibawakan agni sebelumnya, agni mengeleng geleng menatap cakka
yang memakannya dengan berantakan,,,
“ ih makan aja
masih berantakan kamu udah mau ngerayu cewe,, ga singkron tau ga...” ucap agni
mebersihkan sisa makanan yang ada di bibir cakka dan di bajunya, lalu di
sodorkannya botol minum pada cakka dan dibantunnya cakka menenggak isi botol
minum itu perlahann... cakka menganguk kecil menandakan ia sudah puas minum...
“ makasih yang,,
“
“ sama sama
yang, yaudah ayo pulang... semua gue
duluan yaa....” ucap cakka, sambil melambaikan tangan merekapun berjalan
meninggalkan lapangan menuju parkiran dengan lengan agni yang mengandengn
lengan cakka mesra...
“ yaudah ayo
kita pulang juga, ray ikur gue atau rio??” tanya gabriel...
“ sama deva aja
kak,, “
“ yaudah gue
duluan ya kalo gitu, ayo vi...” gabriel mengulurkan tangannya yang disambut via
dengan senyum...
“ gue duluan ya
kak....” ucap deva dan ray, rio dan debo mengangguk
“ lo mau ikut
mesra mesraan dulu yo disini...” ucap debo,,, rio tertawa kecil, rio yang masih
membereskan barang barangnya menghentikan pekerjaanya sejenak lalu menatap ify
yang masih manyun...
“ kayanya sih
gitu bo...” ucap rio kembali meneruskan pekerjaanya, debo dan oik hanya tertawa
melihatnya
“ iri deh ngeliatnya..
kalian semua mesra mesraan kaya gitu...”
“ minta dong
sama debo ik...” ucap rio, oik hanya menggeleng lalu tersenyum malu,,,
“ nanti yah, ada
saatnya, tunggu aja tanggal mainnya...” ucap debo sambil mengusap rambut oik ..
“ janji yah...”
“ janji...”
“ yaudah ayo
pulang, biarkan rio sama ify nyelesein masalahnya,,,,” ucap oik,, mereka berdua
pun berpamitan dan pergi meninggalkan lapangan menuju parkiran, kini hanya
tinggal rio dan ify yang tersisa, rio masih sibuk membereskan barang barangnya
ke dalam tasnya... ify masih saja terdiam tanpa suara duduk di samping rio,
sampai akhirnya rio selesai membereskan peralatannya ify masih tetap terdiam
“ mau diem sampe
kapan?”
“ mau tau
banget?” jawab ify dingin, rio mendengus pelan
“ kamu marah
karena aku mau cium via tadi? Itu kan Cuma buat ngancem iyel, aku ga bakalan
bener bener...”
“ BO to the
HONG...!”’
“ harus kaya
gimana lagi sih aku ngomong sama kamu...” ucap rio,, ify membuang wajahnya, rio
kembali mendengus,, “ toloong fy jadi
dewasa, semua harus di fikirin, harus liat kondisi jangan sebentar sebentar kamu
cemburu sebentar sebentar kamu marah,, “
“ rio..!!!” coba
difikir ya , coba fikir cewe mana yang ga sakit hati liat pacarnya mau cium
mantan pacarnya di depan umum... cobba kamu fikir...”
“ aku punya
alesan kan fy,,,”
“ tetep aja...”
“ terus aku
harus apa..”
“ gatau...”
“ apa rasa
sayang aku ke kamu ga cukup...”
“ kalo sayang ga
mungkin begitu....”
“ ify..”
“ apa sih....”
sebuah sentuhan hangat di bibirnya membuat ify tak dapat berkutik, jantungnya
seakan akan lenyap dari tempatnya saat itu juga, seluruh tubuhnya seakan
mendidih di jalari oleh molekul molekul aktif yang menggelitiknya namun
membuatnya tak mampu bergerak, meski hanya dalam hitungan detik sentuhan hangat
itu ify rasakan, namun efeknya menjalar tak terhenti,,, rio mendaratkan
keningnya pada kening ify,,,
“ pasti bawelnya
kamu ini yang bakalan aku kangenin kalo aku udah di surga nanti...”
“ rioo jangan
gitu ngomongnya..”
“ Cuma kenangan
kan fy yang bisa aku bawa kalo udah sampe sana nanti...”
“ aku ikut...”
rio tertawa kecil...
“ ikut kemana??”
“ kemanapun kamu
pergi...”
“ hahaha, yaudah
ayo ikut aku pulang, udah malem, lagian kamu ga malu di liatin sama yang
lain...” ify menatap rio dengan kening yang berkerut...
“ yang lain??”
“ kamu fikir
mereka udah pulang... masih ngumpet dibalik pohon...” ucap rio, ify menutup wajah dengan kedua tangannya
“ yaudahlah udah
terlanjur basah nyemplung aja sekalian....” ucap ify, rio hanya tertawa sambil
mengacak acak rambut ify... “ gendooonnggg...” ucap ify manja rio kini
mengangguk lalu berlutut membelakangi ify mempersilahkannya menaiki
punggungnya... “ love you mr mario...”
“ me too mrs
mario...”
Alvin gabriel
cakka debo shilla oik via dan agni yang bersembunyi di pepohonan segera bersiap
pergi ketika rio dan ify mendekat,,,,
“ ayoo buruan
kita pergi...” ucap shilla, namun alvin menghentikan langkah shilla...
“ percuma rio
juga udah tau kita ngintip... kita langsung ke parkiran aja,,,” ucapnya yang
disetujui oleh yang lain,, rio tersenyum kecil melihat teman temannya di
parkiran memberikan acungan jempol padanya,, ia pun memberikan acungan jempol
pada teman temannya karena tidak kabur meskipun telah kepergok mengintip...
**********************************************
bagus :)
ReplyDeletelanjuttt...
lanjutanya??
ReplyDeletelanjut dong :)
ReplyDeleteudah lama banget gak di lanjutin ..
aku nunggu nih lanjutanya :)
Lanjut dong plisss????:3
ReplyDeletelanjut dong.. banyak yang tungguin next-nya
ReplyDeleteMana lanjutannya?
ReplyDeleteUdh 2thn nih :D