DEANISA HANNA RASELLA

Friday, June 29, 2012

you're my best brother ( part 32a)


Cinta datang tak dapat di tebak, ia hadir secara tiba tiba tanpa aba aba, tanpa perintah dan tanpa tau pada siapa, debo menopang dagunya sambil menatap seorang wanita yang sedang bermain ditepi pantai dengan riang gembira seperti halnya anak kecil, namun setiap tingkahlakunya dapat membuat senyum terpeta di wajah tampannya, berkali kali bahkan debo menganggumi keanggunan sang gadis, gadis yang baru di kenalnya 3 hari yang lalu... dari kejauhan nampak sang gadis berjalan menghampirinya, dengan segera debo mengalihkan perhatiannya pada hal hal lain,,
                “ udah selesai mainnya?” ucap debo dengan nada sedingin mungkin pada gadis itu,
                “ udah dan sekarang gue laper,,.  Makan ayoo...” ucap oik, oik memutar tubuhnya, kembali berjalan menyusuri tepi pantai, debo menghela nafas sejenak, tak lama iapun berjalan menyusul oik yang kini sudah berjarak cukup jauh di depannya,, sepanjang jalan mereka berdua hanya terdiam, sibuk akan fikiran mereka masing masing, hanya bunyi ombak yang menabrak karang yang membuat suasana di antara mereka tak menjadi sangat sunyi,
“ debo...” debo mengangkat wajahnya yang tertunduk menatap oik, tatapan heran sekaligus senang , karena ini pertama kalinya oik memanggil namanya sehalus ini, “ gue mau cerita boleh?” tambah oik,, debo menatap oik sejenak, lalu mengangguk kecil,
“ boleh kok,, cerita aja...” ucap debo memberikan jawaban , sambil terus berjalan menyusuri pantai debo menatap wajah gadis yang baru ia temui itu diam diam dalam kekaguman,
“ lo kenapa sih jutek banget sama gue...” tanya oik,,
“ itu sih bukan cerita tapi nanya... tadi kan lo bilang mau cerita...” debo mengangkat sebelah alisnya
“ ya , tapi emang orang mau cerita ga boleh nanya dulu gitu...” ucap oik tak mau kalah
“ yaudah cerita aja dulu...”
“ ih jawab dulu,, coba lo kalo nanya terus ga dijawab,, kesel kan?” debo mendengus , lalu mengangguk kecil
“ iya iya iya,, nanya apa emang tadi gue lupa...”
“ kenapa lo jutek sama gue... lo benci sama gue??”
“ perasaan lo doang kok,,  gue ga benci sama lo,,,”
“ atau lo ngga suka sama gue??” tambah oik,,
“ apa sih ngaco,, kata siapa gue ga suka,,, “
“ berarti suka dong sama gue,,,” ucap oik,, wajah debo mendadak memerah kali ini,, debo sedikit membuang muka,,,
“ ngga juga biasa aja,,, geer banget sih...” ucap debo dingin,, oik tersenyum kecil melihat semburat merah di pipi debo,, debo yang merasa di perhatikan segera menganti topik pembicaraan mereka,,, “ udah udah jangan ngeliatin gue kaya gitu, tadi bilang mau cerita, cerita apa??”
“ tentang cowo yang gue suka sekarang..”
“ oh gabriel...”
“ lo tau kan gue suka sama gabriel sejak kita masih sd...” debo mengangguk kecil...” dari dulu hingga 3 hari yang lalu, setiap saat fikiran gue ga pernah sepi dari dia,,, selalu dia,,, selalu gabriel yang menuhin kepala gue, apapun yang lagi gue lakuin,,,” debo menghirup nafas kuat kuat... entah mengapa tepat di dadanya ia rasakan kosong dan sesak, seperti tiba tiba oksigen oksigen meolak memasuki paru parunya,,,
“ tapi entah kenapa sejak 3 hari yang lalu, gabriel ga lagi menuhin fikiran gue,,  sejak 3 hari yang lalu fikiran gue Cuma sibuk mikirin betapa ngeselinnya sikap lo ke gue,, apa lagi yang bakalan di lakuin lo besok ke gue,,, apa yang akan gue bales besok ke lo kalo lo ngerjain gue lagi,, dan hal hal seru apa lagi yang bakalan gue lakuin besok bareng lo...” oik tersenyum kecil mengingat ingat kelakuannya tersebut, sedangkan debo hanya diam menatap oik tak percaya, sudah 2 kali oik membuatnya terkejut hari ini,,,
“ maksud lo apa?? Gue ga ngerti ?” oik kini tertawa kecil, ia menghentikan langkahnya lalu menatap debo yang berdiri di sampingnya sambil menatapnya dengan tatapan bingung,,,
“ gue fikir lo cerdas, ternyata ngga ya,,, fikiran gue salah dong...”
“ maksudnya apa sih?”
“ masa iya harus gue jelasin lagi sih, bodoh banget deh lo ahh...” ucap oik sedikit gemas,
“ daripada gue ga ngerti kan,,,”
“ lo ga bodoh kan? Murid beasiswa kan? Murid akselerasi kan?...”
“ iya,, tapi apa hubungannya sama omongan lo...”
“ buat PR, lo fikir sendiri... kalo udah ngerti bilang gue” oik kembali melangkahkan kakinya menyusuri tepian pantai meninggalkan debo yang masih menatapnya dengan tatapan bingung... “ heh jangan bengong buruan gue laper...!!” ucap oik saat melihat debo masih terdiam, debo pun melangkahkan kakinya masih dengan fikiran fikiran membingungkan berkecamuk di kepalanya...
***************************************************************************
Suara deburan ombak masih menghiasi malam di tepi pantai, menemani 2 rejama yang sedang duduk menatap indahnya laut di temani taburan bintang bintang dan cahaya bulan di langit,,, angin dingin tepi laut mulai menerpa tubuh merkeka berdua,, oik menggosokan kedua tangannya untuk menghangatkan kulitnya yang di terpa angin laut malam,,,
“ udah malem, ayo pulang... ”
“ nanti dulu, masih mau di sini,,, duluan aja kalo emang mau pulang...”
“ yaudah terserah ,, gue duluan...” ucap debo bangkit berdiri ,, oik sedikit tekejut mendengar jawaban debo,, namun tak lama ia mengangguk... debo pun berjalan pergi meninggalkan oik sendiri di tepi pantai,,, oik menghirup nafas panjang,, mengisi paru parunya yang sejak tadi entah mengapa sulit bernafas,, dan entah kenapa saat debo berjalan menjauhinya rasanya ia ingin menangis, tak adakah sedikit rasa kawatir di hatinya meninggalkan dirinya sendiri di tepi pantai malam hari.. tak takutkah debo bila ternjadi sesuatu pada dirinya... oik kembali menghela nafas,, dilihatnya sweater hitam milik debo yang sepertinya  tertinggal,,, oik mengambil sweater itu di tatapnya sejenak, angin malam yang berhembus di sekelilingnya membuat aroma lebut dari sweater debo mememunuhi indra penciumannya,, membuat oik sejenak terhanyut, ia sangat suka wangi tubuh debo,, bukan dikenakan, justru sweater milik debo di dekapnya erat dalam pelukannya,,
“ gawat,, padahal baru 3 hari gue kenal...” ucap oik pelan sambil tersenyum kecil.... oik membenamkan wajahnya di kedua lututnya,, ia pejamkan kedua matanya dan mulai berfikir, berfikir akan segala hal yang telah terjadi padanya dan debo, tentang awal pertemuan mereka dan semua yang telah terjadi selama 3 hari ini yang membuatnya kini jatuh cinta akan sosok yang baru ia kenal 3 hari lalu itu,,, hingga tak terasa malam pun semakin larut, oik mengangkat wajahnya, membuka keduamatanya, dilihatnya air laut yang telah surut, iapun bangkit berdiri, dilingkarkannya sweater debo di pundaknya, oikpun berjalan menuju jalan raya, jalan raya nampak sepi, oik melirik jam tangannya, pukul 10.30 oik menepuk keningnya, ia terlalu asik termenung hingga lupa akan waktu yang telah larut malam,,, oik mengerutkan kening bertanya tanya dalam hati bagaiimana caranya pulang, haruskah ia menelepon debo,, oik melirik handponenya yang ia genggam pada tangan kanannya,, ia berfikir cukup lama, namun akhirnya ia mencari nomor debo, karena tak memiliki pilihan lain, tak mungkin ia menelepon rio cakka alvin atau gabriel, oik menekan tombol hijau pada handponenya lalu mendekatkannya di telinga...
“ nelpon siapa?” oik terlonjak kaget,,, ia menoleh, dilihatnya debo berdiri bersandar pada tembok tak jauh darinya,,
“ de,debo lo kok masih disini? Katanya mau...”
“pulang? Lo fikir gue tega ninggalin lo disini sendirian,, gue bukan cowok bego kali ik...”
“ tapi tadi,,,, terus kenapa lo ninggalin gue di pantai sendiri..??”
“ Cuma cape aja,, lagian gue tau kok lo lagi pengen sendiri...”
“ jadi daritadi lo disini?” debo menggeleng kecil,,,
“ gue duduk disitu,,,” debo menunjuk sebuah batang kayu di pinggir pantai,, dekat temmpat oik duduk sebelumnya... wajah oik mendadak memerah,,,
“ jadi lo liat? Apa yang gue...”
“ gue bilang ngga pun pasti lo tau gue bohong jadi yaa,,, gitu deh...” wajah oik merah padam,,, ia sungguh malu,,, debo maju berjalan mendekati oik,, di tariknya sweater miliknya hingga mendekap tubuh oik dengan lebih rapat,,, oik tertunduk malu, tak mampu menatap debo,,, disentuhnya kepala oik,,, jantuk oik mendadak tak karuan,,,
“ sekarang kita pulang... udah malem... “ ucap debo,, lalu di rengkuhnya oik ke dalam rangkulannya dan mereka berdua berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh dari sana, dan mereka pun segera pulang
“ eh tadi lo bilang lo cape? Cape kenapa?” tanya oik di sela sela perjalanan pulang mereka...
“ cape , soalnya jantung gue berdetak pake kecepatan diluar maksimal kalo deket lo... “ ucap debo di sertai senyuman kecil di pipinya,, oik tertawa kecil,,
“ cerdas ya kalo soal begini...” ucap oik,, debo tertawa kecil, dan mereka berdua tertawa sepanjang jalan saat debo menceritakan apa yang dilakukanya selama 2 jam menunggu oik ...
****************************************
                Terik sinar sang raja siang yang menerpa kota jakarta siang ini tak mengurangi semangat para siswa siswi di SMA Cakrawala, kegiatan ekstrakurikuler yang rutin dilaksanakan setiap pulang sekolah tetap berjalan dengan sewajarnya, bahkan di salah satu sisi sekolah, nampak ramai dengan sorakan dan bunyi dentuman bola basket, beberapa siswa terlihat sedang asik bermain disana, panas terik siang itu tak menghalangi mereka bergerak lincah memainkan si kulit oranye,,
“ boo,, pass...” ucap rio dari sisi lapangan sambil berlari, bola pun di oper kepada rio dan ditangkapnya dengan gesit, rio mendrible bola melakukan beberapa gerakan mengecoh alvin di posisi under ring,, rio memutar kakinya melakukan pivot dan shoot,,,.... bruukkkk.... bola masuk dengan cantik ke dalam ring....
“ nice shoot yoo...” ucap debo menjulurkan tinjunya pada rio,,
“ good pass bro...” ucap rio menyambut tinju debo,,,
Priiiitttt priiiiiittt priiiitttt...
Bunyi pluit pun mengakhiri permainan mereka,,,, mereka semua berjalan menuju pinggir lapangan dan segera merebahkan tubuh mereka,,,,
“ ini baru namanya basket,,, main gila gilaan,, kaki gue sampe lemes...” ucap cakka merebahkan tubuhnya dipinggir lapangan,, yang lain mengangguk menyetujui omongan cakka,, alvin melemparkan handuk dan botol minum pada cakka yang ditangkapnya dengan lihai,,, “ thanks vin...” alvin mengacungkan ibu jarinya, alvin mengalihkan pandangannya pada rio yang duduk tak jauh darinya, terlihat rio sedang menatap ke arah gabriel yang sedang duduk tertunduk , agak jauh dari tempat mereka berada...
“ vin,,,,,,iyel,,,,” rio menoleh sejenak pada alvin, alvin mengangguk kecil, lalu mereka berdua berjalan menghampiri iyel, sekarang semua perhatian mata di lapangan basket mulai terarah pada gabriel yang memang nampak aneh,,,
“ lo baik baik aja kan yel...” rio berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan gabriel,, di tatapnya gabriel yang masih tertunduk terdiam,, rio mulai khawatir karena tak ada sedikitpun reaksi dari iyel.. “ gabriel...”
“ jantung gue masih berdetak yo...” ucap gabriel parau,,, ia mengangkat wajahnya yang pucat pasi lalu tersennyum... “ gue fikir gue ga bakal kuat tadi... tapi ternyata gue masih bisa rasain detaknya...’ ucap gabriel lemah,,, tak lama tubuhnya terhuyung, rio pun dengan sigap menopang tubuh iyel,,
“ yel,, lo gapapa kan....” ucap rio panik...debo segera berlari kecil menghampiri gabriel dan memeriksan denyut nadi iyel serta hembusan nafas iyel
“ detaknya masih teratur yoo, nafasnya juga,, iyel Cuma butuh istirahat...” ucap debo, membuat rio menjadi lebih tenang...” kita bawa iyel keruangan aja,,” ucap debo,,, mereka pun memapah gabriel ke dalam ruang ganti basket dan merebahkannya di atas sofa disana,, 
“ makasih ya broo..” ucap iyel
“ maksain banget sih yel... kalo udah sakit tuh ya berenti,,, jangan sampe kaya gini,, lo tau kan jantung lo Cuma satu,,, lo tau kan gimana resikonya kalo lo maksain,, lo ngerti  kan gimana kawatirnya gue sekarang...” rio mengelurakan segala kepanikannya pada gabriel,, gabriel ternyum mengangguk
“ iya rio,, maaf,, tadi yang gue fikirin Cuma mau terus main sampe gue puas,,, gue seneng yoo bisa main sepuas tadi...” ucap gabriel di sertai sedikit tawa di bibirnya... sebuah jitakan mendarat di kepalanya datang dari alvin...
“ dasar ga dewasa...! kita kawatir tau,, kalo mau main,,, tiap hari pun bakalan gue temenin lo,, asal lo ga maksa gini...” ucap alvin galak, 
“ kalo sampe lo kenapa kenapa lagi,,,, gue pites lo....!” ucap cakka tidak kalah galak dengan alvin,,, gabriel kembali mengangguk kecil tertunduk, mengakui kesalahanya
“ yaudah sekarang lo istirahat aja, gue mau ke lapangan lagi,, anak anak yang lain pasti masih pada nunggu ...” ucap rio,,, gabriel hanya mengangguk menuruti tak membantah,,, gabriel menyadarkan tubuhnya pada pungung sofa sambil mengatur nafasnya,,, rio gabriel cakka dan debo pun berjalan keluar ruang ganti untuk kembali menuju lapangan....
******************************************************************************
“ iyel,,, kamu gapapa kan...” ucap via panik saat memasuki ruang ganti klub basket,, via berlari kecil menghampiri gabriel,,, raut wajah cemas tergambar jelas di wajahnya.... gabriel tersenyum kecil pada via,,, ia sudah jauh lebih baik dibadingkan sebelumnnya,, bahkan iyel sudah bisa bercanda kembali
“ aku gapapa ko ndut,,,”
“ gapapa apanya, aku tadi denger kabar dari anggota lain tadi katanya jantung kamu sakit lagi...”
“ ngga papa kok,, tanya aja yang lain,,, emang aku keliatan kenapa kenapa ya?” ucap gabriel,,, menunjukan tawa kecil di bibirnya menunjukan ia baik baik saja,,, rio alvin cakka dan debo yang baru selesai membilas tubuh mereka hanya tersenyum mengangguk,  membuat kepanikan di wajah via memudar,,,
“ syukur deh kalo gitu,,, aku lega sekarang,, “ ucap via terseyum kecil mengusap pipi iyel lembut,,,
“ yaudah sekarang kita pulang aja, gue anter lo sama via yel,,, bo lo jadi bareng??” tanya cakka,,, debo mengagguk kecil
“ yaudah ya, yo vin, gue pamit dulu nganter iyel, sampe ketemu besok bro...” ucap cakka , cakka membereskan barang barangnya lalu memapah iyel dibantu debo...
“ siip, salam buat mama sama ray ya yel,,,”
“ iya, baik baik ya yo dirumah,, titip rio vin,,,” alvin mengacungkan ibu jarinya pada gabriel lalu mereka pun menghilang di balik pintu ruang ganti...
“ yaudah kita juga pulang,, eh iya malem ini makan dirumah gue aja ya,, bokap mau masak buat lo katanya,,,” ajak alvin,, rio mengangguk setuju,, mereka berdua pun membereskan barang barang mereka lalu segera pulang menuju rumah alvin....
“ emang dalam rangka apa bokap lo mau masakin gue vin?” tanya rio ketika mereka dalam perjalanan pulang,
“ gatau yo, gue juga bingung bokap gue kenapa tiba tiba ngajakin diner bareng, mungkin mau mengenang bokap lo kali yo , lo tau kan deketnya bokap kita dulu kaya apa, lagipula muka lo ngga beda jauh kan yo sama bokap lo, haha  iya kan yo... yo... rioo...” alvin mengalihkan perhatiannya dari jalanan karna bingung tak ada jawaban dari rio, di sampingnya terlihat mata rio terpejam, wajanya terlihat amat kelelahan, saking kelelahannya rio sampai tertidur pulas dalam waktu sekejap,  alvin hanya dapat tersenyum kecil, dan kembali memfokuskan penglihatannya pada jalan raya....
****************************************************************************
“ yel,lo kenapa deh ?” tanya cakka saat mereka ber 4 dalam perjalanan pulang, cakka yang duduk di kursi kemudi menatap gabriel dengan sebelah alis yang terangkat, gabriel tidak menjawab pertanyaan cakka, ia hanya menatap cakka sejenak lalu meberikan sebuah isyarat dengan matanya menunjuk ke arah sivia, cakka menatap via dari kaca mobil sejenak
“ mungkin di percepat lebih baik ka..” ucap debo nyaris berbisik, cakka tersenyum kecil menyetujui, cakka pun sedikit mempercepat laju mobilnya menuju ke arah rumah via. Dan tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya sampai di rumah via
“ yel aku masih khawatir” ucap via masih enggan turun dari mobil, iyel tersenyum kecil mengusap rambut via, lalu di tariknya mendekat dan sebuah kecupan mendarat lembut di kening via yang kembali dan selalu saja membuat wajah via bersemu merah,
“ jangan khawatir ya, aku sayang kamu vi” ucap iyel yang membuat via tak mampu membantah hanya mengangguk kecil lalu turun dari mobil,”
“ hati hati ya, love you too yel,” iyel mengangguk kecil lalu melambaikan tangannya dari dalam mobil, dan mereka pun pergi meneruskan perjalanan, iyel menghela nafas berat setelah keluar dari gerbang rumah via
“ kayanya kita harus puter balik kka,” ucap debo sambil menatap iyel yang duduk di kursi belakang dengan wajah mulai panik
“ hah, puter balik kemana?” cakka menatap debo bingung, namun melihat debo yang menatap iyel panik cakka ikut menatap gabriel, terlihat iyel yang pucat dengan tubuh bercucuran keringat, tangan kanannya terlihat merenggut dada sebelah kirinya jelas iyel merasa kesakitan seakan akan ingin menarik keluar hal yang ada di dada sebelah kirinnya itu untuk menghilangkan rasa sakitnya. Tanpa basabasi, cakka memutar arah laju mobilnya menuju rumah sakit, cakka mengeluarkan segala kemampuan mengemudinya agar segera tiba di rumah sakit
“ yel jangan pernah coba sedikitpun buat tidur...”
“ gue capek bo...”
“ lo atur nafas, dan jangan perah sekali kali coba buat tidur..!!!” ucap debo tegas,  gabriel pun mengangguk kecil...
“ debo...”
“ tenang kka, lo fokus nyetir dulu, gue pindah ke belakang...” debo memutar tubuhnya lalu meloncati kursi depan menuju ke kursi belakang, debo memeriksa denyut nadi gabriel dan detak jantung gabriel,
“ ajak gue ngobrol...” ucap iyel parau, dengan kedua  mata yang terpejam dan kening yang berkerut, “ ceritain tentang lo sama oik,,” debo terperangah sesaat, dengan kondisi yang seperti ini gabriel masih punya kekuatan untuk membuatnya terkejut, gabriel tersenyum kecil, ia dapat membayangkan wajah debo saat ini, pasti bersemu merah,,,, dan dugaan gabriel tepat, dan mau tak mau debopun ikut tersenyum melihat senyum kecil di wajah gabriel, ternyata gabriel bisa merasakan kepanikan yang ia rasakan saat ini, karena sesunggunya debo memang panik, dan kini ia jauh lebih tenang
“ gue udah jadian sama oik...” ucap debo perlahan, namun masih dapat di dengar cakka an gabriel, “ kemarin,,,” lanjut debo...
“ hebat bro, gimana caranya lo bisa buat oik jatuh hati hanya dalam waktu 3 hari,,, padahal dia nyimpen rasa suka sama gue bertahun tahun bo...”
“ jadi lo tau kalo oik suka lo yel? Hahaha, ngga tau yel, semua ngalir gitu aja, mungkin karna gue lakuin semuanya tulus tanpa memaksa seperti waktu ke ify dulu...”
“ jelas tau lah, Cuma dia satu satunya cewe yang berani nyemperin kita dulu,” ucap iyel dengan suara yang semakin terdengar parau, debo tertawa kecil mengangguk mengingat masa kanak kanak mereka... “ oia bo,,”
“ udah mau sampe bo..” ucap cakka di sela obrolan mereka...
“ oke ka...”
“ debo...”
“ yeel kita udah mau sampe, tahan sedikit lagi, udah jangan ngomong lagi, simpen energi lo,,,”
“ rio... jangan kasih tau rio... tolong ” ucap gabriel dengan sisa tenaga terakhirnya, kedua mata iyel kembali terpejam, tubuhnya lunglai lemas, iyel tak sadarkan diri,  tanpa banyak bicara debo pun segera membuka pintu mobil dan memanggul gabriel ke atas punggungnya lalu berlari menuju ke dalam rumah sakit, tak lama tim medis pun menghampiri mereka dan gabriel pun di tangani oleh tim dokter dan di bawa ke unit gawat darurat, pintu pun di tutup, debo diam terpaku di depan pintu ruang UGD memikirkan permintaan iyel sebelumnya,
“ kka... gue bingung....” ucap debo, namun tak ada jawaban dari cakka, karna ia sendiripun bingung akan apa yang harus ia lakukan  sekarang,, 20 menit pun berlalu, selama itu cakka dan dobo hanya menunggu dalam diam tanpa bersuara, tak lama seorang dokter keluar dari UGD,
“ kalian berdua, kalian diminta pasien untuk masuk,,,” ucap sang dokter, tanpa banyak bicara cakka dan debo berjalan menuju ruang UGD bahkan mereka nyaris berlari, di dalam ruangan terlihat gabriel yang tebaring lemah dengan di kelilingi alat alat kedokteran di sekelilinnya yang terhubung langsung pada alat yang menempul di dada gabriel, serta selang selang yang menancap pada tubuhnya, wajahnya pucat dengan banyak keringat bercucuran diseluruh tubuhnya, terdengar bunyi mesin elektrokardiograf yang menggambarkan lemahnya jantung gabriel saat ini,, cakka mendekat tanpa banyak bicara, ia  bahkan tak sanggup melihat keadaan gabriel saat ini , debo melaju lebih cepat ,menghampiri gabriel dilihatnya gabriel masih dapat tersenyum walaupun sangat sulit
“ yel...”
“ lo ngga kasih tau rio kan bo??” ucap gabriel dengan suara yang parau, debo menggeleng kecil, gabriel kembali tersenyum, “ terimakasih banyak, karna sampai saat terakhir kalian tetep jadi temen terbaik gue.. jaga rio bo” debo hanya terdiam namun ia mengangguk kecil, gabriel kini mengalihkan perhatiannya pada cakka, “ kka,, jangan cengeng, lo bakal gantiin gue jadi ketua osis setelah ini, jadi...”
“ yeelll,,, tolong jangan begini... “ ucap cakka lemas di sertai isakan, airmata jatuh tak terbendung dari kedua matanya, di genggamnya tangan gabriel erat seakan akan cakka tak ingin melepasnya,
“ maaf kka, titip rio sama via ya, buat gue...” air mata gabriel kini ikut mengalir,, cakka tak mampu menjawab
“ iyeell,,,” airmata mengalir semakin keras tak terbendung di kedua mata cakka, di peluknya gabriel erat erat, sahabat yang sudah menemaninya hampir seumur hidup, sahabat yang sudah seperti kakak untuknya, sahabat yang selalu menjadi penasehat dikala ia dalam masalah, sahabat yang selalu setia menemaninya kapanpun dan dimanapun,  sahabat yang selalu ada kala cakka dalam susah atau sedih “ gue sayang lo kka, you’re more than just friend,  you’re my best brother...” ucap iyel, suaranya semakin lemah terdengar di telinga cakka
“ you’re my best  brother too yel..” iyel tersenyum kecil di sisa kekuatannya
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT
Bunyi dari mesin elektrokardiograf terdengar nyaring didalam ruangan, bersamaan dengan itu kedua mata iyel terpejam dalam pelukan cakka,, cakka hanya menangis tanpa suara, ia memeluk tubuh iyel semakin erat, seakan tak mau lepas,
“GABRIEEEELLLLLLLL!!!”
*********************************************************************************************

1 comment:

  1. kak sumpah ih lanjut lagi :) cerita kakak semakin keren , lanjutkan:) sampai ending kak jangan ngegantung bikin penasaran ajah :):)

    ReplyDelete