Cinta datang tak
dapat di tebak, ia hadir secara tiba tiba tanpa aba aba, tanpa perintah dan
tanpa tau pada siapa, debo menopang dagunya sambil menatap seorang wanita yang
sedang bermain ditepi pantai dengan riang gembira seperti halnya anak kecil,
namun setiap tingkahlakunya dapat membuat senyum terpeta di wajah tampannya,
berkali kali bahkan debo menganggumi keanggunan sang gadis, gadis yang baru di
kenalnya 3 hari yang lalu... dari kejauhan nampak sang gadis berjalan
menghampirinya, dengan segera debo mengalihkan perhatiannya pada hal hal lain,,
“
udah selesai mainnya?” ucap debo dengan nada sedingin mungkin pada gadis itu,
“
udah dan sekarang gue laper,,. Makan
ayoo...” ucap oik, oik memutar tubuhnya, kembali berjalan menyusuri tepi pantai,
debo menghela nafas sejenak, tak lama iapun berjalan menyusul oik yang kini
sudah berjarak cukup jauh di depannya,, sepanjang jalan mereka berdua hanya
terdiam, sibuk akan fikiran mereka masing masing, hanya bunyi ombak yang menabrak
karang yang membuat suasana di antara mereka tak menjadi sangat sunyi,
“ debo...” debo
mengangkat wajahnya yang tertunduk menatap oik, tatapan heran sekaligus senang
, karena ini pertama kalinya oik memanggil namanya sehalus ini, “ gue mau
cerita boleh?” tambah oik,, debo menatap oik sejenak, lalu mengangguk kecil,
“ boleh kok,,
cerita aja...” ucap debo memberikan jawaban , sambil terus berjalan menyusuri
pantai debo menatap wajah gadis yang baru ia temui itu diam diam dalam
kekaguman,
“ lo kenapa sih
jutek banget sama gue...” tanya oik,,
“ itu sih bukan
cerita tapi nanya... tadi kan lo bilang mau cerita...” debo mengangkat sebelah
alisnya
“ ya , tapi
emang orang mau cerita ga boleh nanya dulu gitu...” ucap oik tak mau kalah
“ yaudah cerita
aja dulu...”
“ ih jawab
dulu,, coba lo kalo nanya terus ga dijawab,, kesel kan?” debo mendengus , lalu
mengangguk kecil
“ iya iya iya,,
nanya apa emang tadi gue lupa...”
“ kenapa lo
jutek sama gue... lo benci sama gue??”
“ perasaan lo
doang kok,, gue ga benci sama lo,,,”
“ atau lo ngga
suka sama gue??” tambah oik,,
“ apa sih
ngaco,, kata siapa gue ga suka,,, “
“ berarti suka
dong sama gue,,,” ucap oik,, wajah debo mendadak memerah kali ini,, debo
sedikit membuang muka,,,
“ ngga juga
biasa aja,,, geer banget sih...” ucap debo dingin,, oik tersenyum kecil melihat
semburat merah di pipi debo,, debo yang merasa di perhatikan segera menganti
topik pembicaraan mereka,,, “ udah udah jangan ngeliatin gue kaya gitu, tadi
bilang mau cerita, cerita apa??”
“ tentang cowo
yang gue suka sekarang..”
“ oh gabriel...”
“ lo tau kan gue
suka sama gabriel sejak kita masih sd...” debo mengangguk kecil...” dari dulu
hingga 3 hari yang lalu, setiap saat fikiran gue ga pernah sepi dari dia,,,
selalu dia,,, selalu gabriel yang menuhin kepala gue, apapun yang lagi gue
lakuin,,,” debo menghirup nafas kuat kuat... entah mengapa tepat di dadanya ia
rasakan kosong dan sesak, seperti tiba tiba oksigen oksigen meolak memasuki
paru parunya,,,
“ tapi entah
kenapa sejak 3 hari yang lalu, gabriel ga lagi menuhin fikiran gue,, sejak 3 hari yang lalu fikiran gue Cuma sibuk
mikirin betapa ngeselinnya sikap lo ke gue,, apa lagi yang bakalan di lakuin lo
besok ke gue,,, apa yang akan gue bales besok ke lo kalo lo ngerjain gue lagi,,
dan hal hal seru apa lagi yang bakalan gue lakuin besok bareng lo...” oik
tersenyum kecil mengingat ingat kelakuannya tersebut, sedangkan debo hanya diam
menatap oik tak percaya, sudah 2 kali oik membuatnya terkejut hari ini,,,
“ maksud lo
apa?? Gue ga ngerti ?” oik kini tertawa kecil, ia menghentikan langkahnya lalu
menatap debo yang berdiri di sampingnya sambil menatapnya dengan tatapan
bingung,,,
“ gue fikir lo
cerdas, ternyata ngga ya,,, fikiran gue salah dong...”
“ maksudnya apa
sih?”
“ masa iya harus
gue jelasin lagi sih, bodoh banget deh lo ahh...” ucap oik sedikit gemas,
“ daripada gue
ga ngerti kan,,,”
“ lo ga bodoh
kan? Murid beasiswa kan? Murid akselerasi kan?...”
“ iya,, tapi apa
hubungannya sama omongan lo...”
“ buat PR, lo
fikir sendiri... kalo udah ngerti bilang gue” oik kembali melangkahkan kakinya
menyusuri tepian pantai meninggalkan debo yang masih menatapnya dengan tatapan
bingung... “ heh jangan bengong buruan gue laper...!!” ucap oik saat melihat
debo masih terdiam, debo pun melangkahkan kakinya masih dengan fikiran fikiran
membingungkan berkecamuk di kepalanya...
***************************************************************************
Suara deburan
ombak masih menghiasi malam di tepi pantai, menemani 2 rejama yang sedang duduk
menatap indahnya laut di temani taburan bintang bintang dan cahaya bulan di
langit,,, angin dingin tepi laut mulai menerpa tubuh merkeka berdua,, oik
menggosokan kedua tangannya untuk menghangatkan kulitnya yang di terpa angin
laut malam,,,
“ udah malem,
ayo pulang... ”
“ nanti dulu,
masih mau di sini,,, duluan aja kalo emang mau pulang...”
“ yaudah
terserah ,, gue duluan...” ucap debo bangkit berdiri ,, oik sedikit tekejut
mendengar jawaban debo,, namun tak lama ia mengangguk... debo pun berjalan
pergi meninggalkan oik sendiri di tepi pantai,,, oik menghirup nafas panjang,,
mengisi paru parunya yang sejak tadi entah mengapa sulit bernafas,, dan entah
kenapa saat debo berjalan menjauhinya rasanya ia ingin menangis, tak adakah
sedikit rasa kawatir di hatinya meninggalkan dirinya sendiri di tepi pantai
malam hari.. tak takutkah debo bila ternjadi sesuatu pada dirinya... oik
kembali menghela nafas,, dilihatnya sweater hitam milik debo yang
sepertinya tertinggal,,, oik mengambil
sweater itu di tatapnya sejenak, angin malam yang berhembus di sekelilingnya
membuat aroma lebut dari sweater debo mememunuhi indra penciumannya,, membuat
oik sejenak terhanyut, ia sangat suka wangi tubuh debo,, bukan dikenakan,
justru sweater milik debo di dekapnya erat dalam pelukannya,,
“ gawat,,
padahal baru 3 hari gue kenal...” ucap oik pelan sambil tersenyum kecil.... oik
membenamkan wajahnya di kedua lututnya,, ia pejamkan kedua matanya dan mulai
berfikir, berfikir akan segala hal yang telah terjadi padanya dan debo, tentang
awal pertemuan mereka dan semua yang telah terjadi selama 3 hari ini yang
membuatnya kini jatuh cinta akan sosok yang baru ia kenal 3 hari lalu itu,,,
hingga tak terasa malam pun semakin larut, oik mengangkat wajahnya, membuka
keduamatanya, dilihatnya air laut yang telah surut, iapun bangkit berdiri,
dilingkarkannya sweater debo di pundaknya, oikpun berjalan menuju jalan raya,
jalan raya nampak sepi, oik melirik jam tangannya, pukul 10.30 oik menepuk
keningnya, ia terlalu asik termenung hingga lupa akan waktu yang telah larut
malam,,, oik mengerutkan kening bertanya tanya dalam hati bagaiimana caranya
pulang, haruskah ia menelepon debo,, oik melirik handponenya yang ia genggam
pada tangan kanannya,, ia berfikir cukup lama, namun akhirnya ia mencari nomor
debo, karena tak memiliki pilihan lain, tak mungkin ia menelepon rio cakka
alvin atau gabriel, oik menekan tombol hijau pada handponenya lalu
mendekatkannya di telinga...
“ nelpon siapa?”
oik terlonjak kaget,,, ia menoleh, dilihatnya debo berdiri bersandar pada
tembok tak jauh darinya,,
“ de,debo lo kok
masih disini? Katanya mau...”
“pulang? Lo
fikir gue tega ninggalin lo disini sendirian,, gue bukan cowok bego kali ik...”
“ tapi tadi,,,,
terus kenapa lo ninggalin gue di pantai sendiri..??”
“ Cuma cape
aja,, lagian gue tau kok lo lagi pengen sendiri...”
“ jadi daritadi
lo disini?” debo menggeleng kecil,,,
“ gue duduk
disitu,,,” debo menunjuk sebuah batang kayu di pinggir pantai,, dekat temmpat
oik duduk sebelumnya... wajah oik mendadak memerah,,,
“ jadi lo liat?
Apa yang gue...”
“ gue bilang
ngga pun pasti lo tau gue bohong jadi yaa,,, gitu deh...” wajah oik merah
padam,,, ia sungguh malu,,, debo maju berjalan mendekati oik,, di tariknya
sweater miliknya hingga mendekap tubuh oik dengan lebih rapat,,, oik tertunduk
malu, tak mampu menatap debo,,, disentuhnya kepala oik,,, jantuk oik mendadak
tak karuan,,,
“ sekarang kita
pulang... udah malem... “ ucap debo,, lalu di rengkuhnya oik ke dalam
rangkulannya dan mereka berdua berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh
dari sana, dan mereka pun segera pulang
“ eh tadi lo
bilang lo cape? Cape kenapa?” tanya oik di sela sela perjalanan pulang
mereka...
“ cape , soalnya
jantung gue berdetak pake kecepatan diluar maksimal kalo deket lo... “ ucap
debo di sertai senyuman kecil di pipinya,, oik tertawa kecil,,
“ cerdas ya kalo
soal begini...” ucap oik,, debo tertawa kecil, dan mereka berdua tertawa
sepanjang jalan saat debo menceritakan apa yang dilakukanya selama 2 jam
menunggu oik ...
****************************************
Terik
sinar sang raja siang yang menerpa kota jakarta siang ini tak mengurangi
semangat para siswa siswi di SMA Cakrawala, kegiatan ekstrakurikuler yang rutin
dilaksanakan setiap pulang sekolah tetap berjalan dengan sewajarnya, bahkan di
salah satu sisi sekolah, nampak ramai dengan sorakan dan bunyi dentuman bola
basket, beberapa siswa terlihat sedang asik bermain disana, panas terik siang
itu tak menghalangi mereka bergerak lincah memainkan si kulit oranye,,
“ boo,, pass...”
ucap rio dari sisi lapangan sambil berlari, bola pun di oper kepada rio dan
ditangkapnya dengan gesit, rio mendrible bola melakukan beberapa gerakan
mengecoh alvin di posisi under ring,, rio memutar kakinya melakukan pivot dan
shoot,,,.... bruukkkk.... bola masuk dengan cantik ke dalam ring....
“ nice shoot yoo...”
ucap debo menjulurkan tinjunya pada rio,,
“ good pass
bro...” ucap rio menyambut tinju debo,,,
Priiiitttt
priiiiiittt priiiitttt...
Bunyi pluit pun
mengakhiri permainan mereka,,,, mereka semua berjalan menuju pinggir lapangan
dan segera merebahkan tubuh mereka,,,,
“ ini baru
namanya basket,,, main gila gilaan,, kaki gue sampe lemes...” ucap cakka
merebahkan tubuhnya dipinggir lapangan,, yang lain mengangguk menyetujui
omongan cakka,, alvin melemparkan handuk dan botol minum pada cakka yang
ditangkapnya dengan lihai,,, “ thanks vin...” alvin mengacungkan ibu jarinya,
alvin mengalihkan pandangannya pada rio yang duduk tak jauh darinya, terlihat
rio sedang menatap ke arah gabriel yang sedang duduk tertunduk , agak jauh dari
tempat mereka berada...
“ vin,,,,,,iyel,,,,”
rio menoleh sejenak pada alvin, alvin mengangguk kecil, lalu mereka berdua
berjalan menghampiri iyel, sekarang semua perhatian mata di lapangan basket
mulai terarah pada gabriel yang memang nampak aneh,,,
“ lo baik baik
aja kan yel...” rio berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan gabriel,, di
tatapnya gabriel yang masih tertunduk terdiam,, rio mulai khawatir karena tak
ada sedikitpun reaksi dari iyel.. “ gabriel...”
“ jantung gue
masih berdetak yo...” ucap gabriel parau,,, ia mengangkat wajahnya yang pucat
pasi lalu tersennyum... “ gue fikir gue ga bakal kuat tadi... tapi ternyata gue
masih bisa rasain detaknya...’ ucap gabriel lemah,,, tak lama tubuhnya
terhuyung, rio pun dengan sigap menopang tubuh iyel,,
“ yel,, lo
gapapa kan....” ucap rio panik...debo segera berlari kecil menghampiri gabriel
dan memeriksan denyut nadi iyel serta hembusan nafas iyel
“ detaknya masih
teratur yoo, nafasnya juga,, iyel Cuma butuh istirahat...” ucap debo, membuat
rio menjadi lebih tenang...” kita bawa iyel keruangan aja,,” ucap debo,,,
mereka pun memapah gabriel ke dalam ruang ganti basket dan merebahkannya di
atas sofa disana,,
“ makasih ya
broo..” ucap iyel
“ maksain banget
sih yel... kalo udah sakit tuh ya berenti,,, jangan sampe kaya gini,, lo tau
kan jantung lo Cuma satu,,, lo tau kan gimana resikonya kalo lo maksain,, lo
ngerti kan gimana kawatirnya gue
sekarang...” rio mengelurakan segala kepanikannya pada gabriel,, gabriel
ternyum mengangguk
“ iya rio,,
maaf,, tadi yang gue fikirin Cuma mau terus main sampe gue puas,,, gue seneng
yoo bisa main sepuas tadi...” ucap gabriel di sertai sedikit tawa di
bibirnya... sebuah jitakan mendarat di kepalanya datang dari alvin...
“ dasar ga
dewasa...! kita kawatir tau,, kalo mau main,,, tiap hari pun bakalan gue
temenin lo,, asal lo ga maksa gini...” ucap alvin galak,
“ kalo sampe lo
kenapa kenapa lagi,,,, gue pites lo....!” ucap cakka tidak kalah galak dengan
alvin,,, gabriel kembali mengangguk kecil tertunduk, mengakui kesalahanya
“ yaudah
sekarang lo istirahat aja, gue mau ke lapangan lagi,, anak anak yang lain pasti
masih pada nunggu ...” ucap rio,,, gabriel hanya mengangguk menuruti tak
membantah,,, gabriel menyadarkan tubuhnya pada pungung sofa sambil mengatur
nafasnya,,, rio gabriel cakka dan debo pun berjalan keluar ruang ganti untuk
kembali menuju lapangan....
******************************************************************************
“ iyel,,, kamu
gapapa kan...” ucap via panik saat memasuki ruang ganti klub basket,, via
berlari kecil menghampiri gabriel,,, raut wajah cemas tergambar jelas di
wajahnya.... gabriel tersenyum kecil pada via,,, ia sudah jauh lebih baik
dibadingkan sebelumnnya,, bahkan iyel sudah bisa bercanda kembali
“ aku gapapa ko
ndut,,,”
“ gapapa apanya,
aku tadi denger kabar dari anggota lain tadi katanya jantung kamu sakit
lagi...”
“ ngga papa
kok,, tanya aja yang lain,,, emang aku keliatan kenapa kenapa ya?” ucap
gabriel,,, menunjukan tawa kecil di bibirnya menunjukan ia baik baik saja,,,
rio alvin cakka dan debo yang baru selesai membilas tubuh mereka hanya
tersenyum mengangguk, membuat kepanikan
di wajah via memudar,,,
“ syukur deh
kalo gitu,,, aku lega sekarang,, “ ucap via terseyum kecil mengusap pipi iyel
lembut,,,
“ yaudah
sekarang kita pulang aja, gue anter lo sama via yel,,, bo lo jadi bareng??”
tanya cakka,,, debo mengagguk kecil
“ yaudah ya, yo
vin, gue pamit dulu nganter iyel, sampe ketemu besok bro...” ucap cakka , cakka
membereskan barang barangnya lalu memapah iyel dibantu debo...
“ siip, salam
buat mama sama ray ya yel,,,”
“ iya, baik baik
ya yo dirumah,, titip rio vin,,,” alvin mengacungkan ibu jarinya pada gabriel
lalu mereka pun menghilang di balik pintu ruang ganti...
“ yaudah kita
juga pulang,, eh iya malem ini makan dirumah gue aja ya,, bokap mau masak buat
lo katanya,,,” ajak alvin,, rio mengangguk setuju,, mereka berdua pun
membereskan barang barang mereka lalu segera pulang menuju rumah alvin....
“ emang dalam
rangka apa bokap lo mau masakin gue vin?” tanya rio ketika mereka dalam
perjalanan pulang,
“ gatau yo, gue
juga bingung bokap gue kenapa tiba tiba ngajakin diner bareng, mungkin mau
mengenang bokap lo kali yo , lo tau kan deketnya bokap kita dulu kaya apa,
lagipula muka lo ngga beda jauh kan yo sama bokap lo, haha iya kan yo... yo... rioo...” alvin
mengalihkan perhatiannya dari jalanan karna bingung tak ada jawaban dari rio,
di sampingnya terlihat mata rio terpejam, wajanya terlihat amat kelelahan,
saking kelelahannya rio sampai tertidur pulas dalam waktu sekejap, alvin hanya dapat tersenyum kecil, dan kembali
memfokuskan penglihatannya pada jalan raya....
****************************************************************************
“ yel,lo kenapa
deh ?” tanya cakka saat mereka ber 4 dalam perjalanan pulang, cakka yang duduk
di kursi kemudi menatap gabriel dengan sebelah alis yang terangkat, gabriel
tidak menjawab pertanyaan cakka, ia hanya menatap cakka sejenak lalu meberikan
sebuah isyarat dengan matanya menunjuk ke arah sivia, cakka menatap via dari
kaca mobil sejenak
“ mungkin di
percepat lebih baik ka..” ucap debo nyaris berbisik, cakka tersenyum kecil
menyetujui, cakka pun sedikit mempercepat laju mobilnya menuju ke arah rumah
via. Dan tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya sampai di rumah via
“ yel aku masih
khawatir” ucap via masih enggan turun dari mobil, iyel tersenyum kecil mengusap
rambut via, lalu di tariknya mendekat dan sebuah kecupan mendarat lembut di
kening via yang kembali dan selalu saja membuat wajah via bersemu merah,
“ jangan
khawatir ya, aku sayang kamu vi” ucap iyel yang membuat via tak mampu membantah
hanya mengangguk kecil lalu turun dari mobil,”
“ hati hati ya,
love you too yel,” iyel mengangguk kecil lalu melambaikan tangannya dari dalam
mobil, dan mereka pun pergi meneruskan perjalanan, iyel menghela nafas berat
setelah keluar dari gerbang rumah via
“ kayanya kita
harus puter balik kka,” ucap debo sambil menatap iyel yang duduk di kursi
belakang dengan wajah mulai panik
“ hah, puter
balik kemana?” cakka menatap debo bingung, namun melihat debo yang menatap iyel
panik cakka ikut menatap gabriel, terlihat iyel yang pucat dengan tubuh
bercucuran keringat, tangan kanannya terlihat merenggut dada sebelah kirinya
jelas iyel merasa kesakitan seakan akan ingin menarik keluar hal yang ada di
dada sebelah kirinnya itu untuk menghilangkan rasa sakitnya. Tanpa basabasi,
cakka memutar arah laju mobilnya menuju rumah sakit, cakka mengeluarkan segala
kemampuan mengemudinya agar segera tiba di rumah sakit
“ yel jangan
pernah coba sedikitpun buat tidur...”
“ gue capek
bo...”
“ lo atur nafas,
dan jangan perah sekali kali coba buat tidur..!!!” ucap debo tegas, gabriel pun mengangguk kecil...
“ debo...”
“ tenang kka, lo
fokus nyetir dulu, gue pindah ke belakang...” debo memutar tubuhnya lalu
meloncati kursi depan menuju ke kursi belakang, debo memeriksa denyut nadi
gabriel dan detak jantung gabriel,
“ ajak gue
ngobrol...” ucap iyel parau, dengan kedua
mata yang terpejam dan kening yang berkerut, “ ceritain tentang lo sama
oik,,” debo terperangah sesaat, dengan kondisi yang seperti ini gabriel masih
punya kekuatan untuk membuatnya terkejut, gabriel tersenyum kecil, ia dapat
membayangkan wajah debo saat ini, pasti bersemu merah,,,, dan dugaan gabriel
tepat, dan mau tak mau debopun ikut tersenyum melihat senyum kecil di wajah
gabriel, ternyata gabriel bisa merasakan kepanikan yang ia rasakan saat ini,
karena sesunggunya debo memang panik, dan kini ia jauh lebih tenang
“ gue udah
jadian sama oik...” ucap debo perlahan, namun masih dapat di dengar cakka an
gabriel, “ kemarin,,,” lanjut debo...
“ hebat bro,
gimana caranya lo bisa buat oik jatuh hati hanya dalam waktu 3 hari,,, padahal
dia nyimpen rasa suka sama gue bertahun tahun bo...”
“ jadi lo tau
kalo oik suka lo yel? Hahaha, ngga tau yel, semua ngalir gitu aja, mungkin
karna gue lakuin semuanya tulus tanpa memaksa seperti waktu ke ify dulu...”
“ jelas tau lah,
Cuma dia satu satunya cewe yang berani nyemperin kita dulu,” ucap iyel dengan
suara yang semakin terdengar parau, debo tertawa kecil mengangguk mengingat
masa kanak kanak mereka... “ oia bo,,”
“ udah mau sampe
bo..” ucap cakka di sela obrolan mereka...
“ oke ka...”
“ debo...”
“ yeel kita udah
mau sampe, tahan sedikit lagi, udah jangan ngomong lagi, simpen energi lo,,,”
“ rio... jangan
kasih tau rio... tolong ” ucap gabriel dengan sisa tenaga terakhirnya, kedua
mata iyel kembali terpejam, tubuhnya lunglai lemas, iyel tak sadarkan diri, tanpa banyak bicara debo pun segera membuka
pintu mobil dan memanggul gabriel ke atas punggungnya lalu berlari menuju ke
dalam rumah sakit, tak lama tim medis pun menghampiri mereka dan gabriel pun di
tangani oleh tim dokter dan di bawa ke unit gawat darurat, pintu pun di tutup,
debo diam terpaku di depan pintu ruang UGD memikirkan permintaan iyel
sebelumnya,
“ kka... gue
bingung....” ucap debo, namun tak ada jawaban dari cakka, karna ia sendiripun
bingung akan apa yang harus ia lakukan
sekarang,, 20 menit pun berlalu, selama itu cakka dan dobo hanya
menunggu dalam diam tanpa bersuara, tak lama seorang dokter keluar dari UGD,
“ kalian berdua,
kalian diminta pasien untuk masuk,,,” ucap sang dokter, tanpa banyak bicara
cakka dan debo berjalan menuju ruang UGD bahkan mereka nyaris berlari, di dalam
ruangan terlihat gabriel yang tebaring lemah dengan di kelilingi alat alat
kedokteran di sekelilinnya yang terhubung langsung pada alat yang menempul di
dada gabriel, serta selang selang yang menancap pada tubuhnya, wajahnya pucat
dengan banyak keringat bercucuran diseluruh tubuhnya, terdengar bunyi mesin
elektrokardiograf yang menggambarkan lemahnya jantung gabriel saat ini,, cakka
mendekat tanpa banyak bicara, ia bahkan
tak sanggup melihat keadaan gabriel saat ini , debo melaju lebih cepat
,menghampiri gabriel dilihatnya gabriel masih dapat tersenyum walaupun sangat
sulit
“ yel...”
“ lo ngga kasih
tau rio kan bo??” ucap gabriel dengan suara yang parau, debo menggeleng kecil,
gabriel kembali tersenyum, “ terimakasih banyak, karna sampai saat terakhir
kalian tetep jadi temen terbaik gue.. jaga rio bo” debo hanya terdiam namun ia
mengangguk kecil, gabriel kini mengalihkan perhatiannya pada cakka, “ kka,,
jangan cengeng, lo bakal gantiin gue jadi ketua osis setelah ini, jadi...”
“ yeelll,,,
tolong jangan begini... “ ucap cakka lemas di sertai isakan, airmata jatuh tak
terbendung dari kedua matanya, di genggamnya tangan gabriel erat seakan akan
cakka tak ingin melepasnya,
“ maaf kka,
titip rio sama via ya, buat gue...” air mata gabriel kini ikut mengalir,, cakka
tak mampu menjawab
“ iyeell,,,”
airmata mengalir semakin keras tak terbendung di kedua mata cakka, di peluknya
gabriel erat erat, sahabat yang sudah menemaninya hampir seumur hidup, sahabat
yang sudah seperti kakak untuknya, sahabat yang selalu menjadi penasehat dikala
ia dalam masalah, sahabat yang selalu setia menemaninya kapanpun dan
dimanapun, sahabat yang selalu ada kala
cakka dalam susah atau sedih “ gue sayang lo kka, you’re more than just friend,
you’re my best brother...” ucap iyel,
suaranya semakin lemah terdengar di telinga cakka
“ you’re my
best brother too yel..” iyel tersenyum
kecil di sisa kekuatannya
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT
Bunyi dari mesin
elektrokardiograf terdengar nyaring didalam ruangan, bersamaan dengan itu kedua
mata iyel terpejam dalam pelukan cakka,, cakka hanya menangis tanpa suara, ia
memeluk tubuh iyel semakin erat, seakan tak mau lepas,
“GABRIEEEELLLLLLLL!!!”
*********************************************************************************************
kak sumpah ih lanjut lagi :) cerita kakak semakin keren , lanjutkan:) sampai ending kak jangan ngegantung bikin penasaran ajah :):)
ReplyDelete