DEANISA HANNA RASELLA

Friday, June 29, 2012

you're my best brother (part 32b)


“GABRIEELLLLLLLLL!!!!”
“ yo,, “ alvin terkejut akibat teriakan rio,  dan dengan segera ia menepikan mobilnya, terlihat tubuh rio yang banjir dengan keringat serta wajahnya pucat. “ lo kenapa yo? “
“ gabriel vin,” ucap rio dengan nafas yang tersengal,
“ gabriel kenapa? “ alvin mengambil botol minum yang ada di tasnya lalu di julurkan pada rio,
“ gue mimpi gabriel, gabriel pergi buat selama lamanya...” ucap rio  lemas, rio mengambil botol minum yang di julurkan alvin lalu di tenggaknya perlahan,
“ tarik nafas yo,, itu Cuma mimpi, gue yakin iyel baik baik aja...”
“ gue gak tenang vin, itu terasa nyata banget, gue mau mastiin sendiri, tolong anter gue ke rumah nyokap vin...”
“ oke gue anter lo, tapi sekarang lo tenang, lo apus tuh semua keringet, ganti kaos lo, basah semua itu...” ucap alvin, rio mengangguk menuruti, merekapun melanjutkan perjalanan menuju rumah gabriel.
************************************************************************************************
“ kaaaaakkkk, kak iyeeelll dipanggil mama, sebentar lagi masakan mateng katanya...” teriak ray dari depan kamar gabriel,
“ iya, nanti gue turun,,,” ucap iyel dari dalam kamarnya, ray hanya mengangkat bahu lalu kembali berjalan menuruni tangga menuju ruang makan,
TINGTONGTINGTONG,,, suara bel
“ raayyy,, tolong mama buka pintu,,,” ucap mama dari arah dapur, ia sedang sibuk menyiapkan makan malam, dengan mau takmau ray akhirnya berjalan menuju pintu dan membuka pintu, yang ternyata berdiri disana adalah rio, rio tersenyum pada ray lalu mengacak acak rambut ray gemas,
“ malem ray, ,”
“ malem kak, waahh ada angin apa kak rio main kerumah, ayo kak masuk, kak alvin juga,, “
“ hmm gue ngga deh ray kayanya, udah mau malem dan buat lo, lo bermalam aja disini hari ini, itung itung lo jaga gabriel juga kan, besok gue kesini lagi bawain seragam lo, gimana?”
“ okedeh kalo gitu, makasih ya vin, salam buat bokap lo, maaf gabisa kesana..”
“ gamasalah kok yo, lagipula bokap ngajak shilla juga malem ini...” ucap alvin dengan wajah yang tiba tiba bersemu merah, “ yaudah ah, gue langsung yo, salam buat nyokap sama iyel, dah ray, salam juga buat bokap lo,, gue balik ya.,,,” ucap alvin , ia kembali menaiki mobilnya dan berjalan pulang menuju rumahnya,
“ yaudah kak ayo masuk ke dalem, mama sama papa pasti seneng banget ketemu lo...” rio mengangguk kecil lalu mereka berdua masuk
“ siapa yang dateng raayy??” tanya mama yang masih sibuk mempersiapkan makanan untuk makan malam dan kegiatannya terhenti begitu melihat sosok rio berdiri di belakang ray, “ mario....” rio tersenyum pada mama, baru terasa rasa rindunya pada sosok yang melahirkannya ini, mama berjalan hampir berlari menghampiri rio lalu di peluknya rio erat erat, rio pun membalas pelukan mamanya dengan erat, ia benar benar rindu pelukan sang mama, om tama yang baru saja keluar dari ruang kerjanya tersenyum pada rio, rio pun membalas senyum om tama,
“ mama seneng kamu mau main kesini,, kabar kamu gimana yo, baik kan?”
“ baik kok ma, rio kangen sama mama,,, “ rio mencium kening mamanya
“ mama juga kangen rio,, ayo duduk sini, mama lagi nyiapin makan malam... tunggu sebentar lagi juga matang yo...”
“ iya ma, gabriel mana ma?”
“ di kamarnya yo, kamu ke atas aja, masih inget kan sama rumah ini,,,” rio mengangguk kecil, tentu ia takkan lupa sedikitpun tentang rumahnya, karna disinilah kenangan bahagia akan masa kecilnya berada, riopun menaiki tangga menuju kamar gabriel, kamar yang sudah sangat ia hafal letaknya, rio mengetuk perlahan pintu kamar gabriel, dan tak butuh waktu lama, pintu pun terbuka di sertai sosok gabriel yang ada di depannya kini,
“ rio?”
“ lo baik baik aja kan yel?” tanya rio tanpa basa basi, iyel mengangguk perlahan masih tak percaya akan kehadiran rio di hadapannya kini.. rio menghela nafas panjang melihat keadaan gabriel yang memang terlihat sangat baik, rio menepuk nepuk puncak kepala gabriel sambil menunjukan cengirannya, kening gabriel kini berkerut melihat tingkah rio yang menurutnya sungguh aneh, rio memasuki ruangan yang dulu adalah tempat favoritnya,, kamar gabriel, karena disini ia selalu bermain musiik bersama gabriel, rio merebahkan dirinya di atas tempat tidur, memejamkan mata sejenak mengingat masa masa dulu ia dan iyel sering bermain musik di sini, gabriel menutup pintu kamarnya masih bingung dengan sikap rio yang menurutnya sangat aneh, dilihatnya rio membuka kedua matanya lalu bangkit berdiri dari atas tempat tidurnya lalu berjalan menuju piano hitam yang berada disudut kamarnya, perlahan ia menekan tuts tuts piano itu lalu tak lama jari jarinya mulai bergerak lincah memainkan nada nada indah yang terdengar tak asing lagi di telinga gabriel dan rio sendiri,, gabriel terdiam terpaku mendengarkan permainan lincah rio, seakan akan terhipnotis, hingga akhirnya ia pun tersadar saat nada nada mulai terdengar melambat, rio memutar pandangannya kepada gabriel
“ gimana yel? Ngga ada yg salah kan?” tanya rio pada gabriel, gabriel mengangguk dengan semangat, sangat terlihat dari rona wajahnya bahwa ia terpukau,,,
“ masih sempurna yo, sama kaya dulu ...” ucap iyel, rio menjulurkan tinjunya yang di sambut oleh gabriel, tak lama mereka berdua tertawa kecil, entah apa yang membuat mereka tertawa, akan tetapi satu hal yang mereka sama sama rasakan saat itu adalah mereka bahagia...
Toktoktok... bunyi suara pintu yang di ketuk, rio dan gabriel mengalihkan perhatian mereka menuju ke arah pintu, pintu terbuka perlahan, tak lama terlihat kepala ray menyembul di baliknya
“ kak, gue ganggu kalian ga?” ucap ray dengan cengiran di sertai di wajahnya,
“ ya ngga lah ray, sini masuk,,” ucap gabriel, ray pun menutup pintu lalu berjalan menghampiri gabriel, rio kembali memainkan tuts tuts piano perlahan, “ ada  apa ray...”
“ emm, lusa ada pertandingan final basket di sekolah kak, gue harap kalian bisa dateng buat nonton gue main...” rio menghentikan permainan pianonya lalu mengalihkan perhatian pada ray yang duduk di sebelah gabriel, sedangkan gabriel sendiri menatap ray dengan kedua alis yang terangkat,
“ tunggu, seleksinya?” tanya gabriel binguung
“ seleksinya berhasil kok, gue lolos masuk tim inti, gue juga udah mulai main dari pas pembukaan turnamen kok ,, turnamennya  udah di mulai dari seminggu yang lalu dan hasilnya lusa sekolah gue masuk final karena itu gue harap buat final kali ini kalian bisa dateng buat sekedar nonton...” ucap ray sedikit tertunduk, ada sedikit keraguan dalam hatinya utuk meminta kedua kakaknya menonoton pertandingan final lusa, karena ia tau betapa sibuknya kedua kakaknya ini. Rio bangkit berdiri dari kursi panjang piano hitam lalu melompat ke atas kasur menubruk ray, rio menjitaki kepala ray,
“ ray bodoh banget sih, kenapa ga bilang sama gue sama iyel kalo lo lolos, kenapa juga ga bilang kalo lo main di turnamen nasional, gue sama iyel kan pasti dateng buat dukung lo,,, lo tuh yaaa...” kali ini rio mencubit kedua pipi ray gemas, ray tertawa kecil
“ bukannya ga mau ngasih tau kak, gue tau kalian berdua sibuk banget,...”
“ ray, sesibuk apapun gue sama rio, kita pasti bakalan luangin waktu  buat lo...” ucap gabriel menepuk puncak kepala ray,
“ sebanyak apapun hal yang harus gue kerjain, kalo urusan keluarga tetep nomor satu, lo ade gue satu satunya, jadi gamungkin gue menomorduakan lo di banding semua kerjaan gue di sekolah..” ucap rio, ray tersenyum lebar mendengar ucapan rio, ia sangat senang, sangat sangat senang ternyata rio kini mengangapnya sebagai salah satu bagian keluarganya, ia senang rio sudah mau menganggapnya sebagai adiknya satu satunya, kini gantian ray yang menubruk rio dan gabriel sekaligus lalu di peluknya erat kedua kakaknya itu
“ makasih kak, gue sayang kalian, gue orang paling beruntung karna punya kakak terbaik di dunia...” ucap ray, rio dan gabriel hanya dapat tersenyum,
“ kalo gitu besok pagi kita main, gimana?? Nanti gue ajak cakka alvin debo buat latihan bareng, lo ajak deva...” usul gabriel yang di setujui oleh ray dan rio....
“ eh iya kak, ajarin gue main piano dong...” ucap ray tiba tiba yang membuat rio dan gabriel saling tatap, rio dan gabriel pun mengangguk lalu mereka ber 3 bangkit berdiri menuju piano hitam yang terletak di ujung kamar gabriel, mereka bertiga duduk berjajar dengan ray duduk di tengah tengan di antara rio dan gabriel,
“ coba lo teken tuts yang ini, terus longkap satu tuts, nah pencet, terus longkap satu tuts lagi , pencet “ ucap rio memberikan instruksi, ray mencobanya perlahan namun iya kesulitan...
“ kak ini gimana , jari gue ga nyampee... “ ucap ray bingung , rio dan gabriel pun saling tatap lalu tertawa,,,,
“ jari lo pendek banget sih... udah pasrah, emang udah jodohnya jadi drumer...” ucap rio menepuk puncak kepala ray, ray mendengus pelan, lalu menganguk lemas, rio dan gabriel hanya tertawa melihatnya, tak lama mereka pun turun ke ruang makan untuk makan malam bersama, disana rio tak berhenti tertawa dan tersneyum, sunguh ia sangat bahagia, ia akhirnya merakasan kembali memiliki sebuah keluarga yang utuh, sebuah keluarga yang menghilang sejak ia kecil. Rio termenung sesaat fikiranya kini terarah pada semua ingatan bersama papanya,,
“ pa, apa papa akan marah kalo rio mau jadi bagian dari mereka??” ucapnya dalam hati, ia kembali menatap mamanya gabriel ray dan om tama, sungguh ia sangat ingin memiliki keluarga lagi, keluargya yang telah hilang bertahun tahun lalau dari hidupnya,,,
*********************************************************************************
Pagi ini berjalan seperti hari hari biasanya , rio menjemput ify seperti biasanya, masuk kelas bersama seperti biasanya, makan siang bersama seperti biasanya dan duduk di kelas bersama seperti biasanya, namun bagi ify ada yang tidak biasa pada rio, ia nampak lebih pendiam pagi ini, setiap ify bertanya , rio hanya menjawab dengan singkat , bahkan tak jarang hanya tersenyum , tidak seperti rio yang biasanya selalu mengutarakan pendapatnya yang berbeda pada ify, dan sampai akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi di setiap sudut koridor kelas,
“ baiklah kelas hari ini sampai disini dulu, kita lanjutkan di pertemuan berikutnya, selamat siang anak anak...”
“ siang bu windaa...” ucap seisi kelas secara serentak,
“ jadi main hari ini yo?” tanya alvin sambil terus membereskan peralatan belajar mereka,,, rio menganguk kecil menjawabnya
“ kita nunggu gabriel cakka sama debo di parkiran aja, , “ ucap rio, alvin mengangguk , mereka ber 4 termasuk shilla dan ify berjalan menuju parkiran sekolah, shilla dan alvin yang berjalan mendahulu rio dan ify menghilang terlebih dahulu di tikungan koridor..  ify menarik tangan rio menghentikan langkahnya
“ yo..” panggil ify ,  rio mengalihkan perhatiannya pada ify tetap dengan senyum terpeta diwajahnya, namun ify tau senyum itu hanya senyum yang di paksakan, “ kamu ada masalah?” tanya ify to the point pada rio, namun rio hanya mengerutkan keningnya tanpa menjawab, ify menghela nafas sejenak “ apa aku salah lagi sama kamu??”
“ salah apa?”
“ iya apapun kesalahan aku yang sampe sampe bikin kamu diemin aku hampir seharian ini...”
“ kamu ga salah apa apa kok...”
“ terus kenapa kamu diemin aku dari pagi...”
“ aku ngga diemin kamu kok, sejak tadi aku Cuma lagi berfikir..”
“ berfikir  tentang?”
“ segalanya...”
“ salahsatunya?” tanya ify lagi namun kali ini rio diam, seakan berfikir untuk mengatakkannya...
“ hidup aku...” ucap rio akhirnya setelah cukup lama terdiam, kini giliran ify yang terdiam,
“ kamu kenapa yo...sakit kamu tambah parah? ” tanya ify kini dengan nada suara yang mulai panik, rio tersenyum kecil,
“ bukan kondisi badan aku, tapi kondisi kehidupan aku fy, aku mulai berfikir, aku ingin punya keluarga lagi kaya dulu...” rio menghela nafas panjang,, ify hanya menatap rio tanpa berbicara, “ menurut kamu apa papa bakalan marah sama aku fy kalo aku berfikir untuk punya sebuah keluarga baru, keluarga baru tanpa ia di dalamnya ??” ify berjalan menghampiri rio perlahan, di genggamnya tangan rio
“ menurut aku , justru papa kamu akan tersenyum lega kali ini, karena akhirnya kamu bisa menemukan kebahagiaan baru bersama keluarga kamu yang baru, semua orang tua di dunia ini ingin anaknya bahagia yo, dan salah satunya itu papa kamu...” ucap ify,, rio menghela nafas pelan, ia tersenyum kecil pada ify, di usapnya puncak kepala ify perlahan
“ tapi keliatannya papa ga sayang aku fy, buktinya dia ngelakuin semua ini ke aku, ninggalin aku sendiri, membuat aku  membenci kakak sama mama aku sendiri, dan biarin aku hidup kesepian bertahun tahun...”
                “ aku yakin papa kamu punya alasan ngekaluin semua itu yo, papa kamu ngga akan ngelakuin sejauh ini kalo memang dia ga sayang kamu,” rio hanya terdiam mendengar ucapan ify “ coba kamu fikir, kalo papa kamu ngga ngelakuin semua ini, apa yang bakalan terjadi sama iyel sama mama kamu sekarang, dan kamu tentunya, dan coba kamu fikir kalo ada di posisi papa kamu saat itu, apa yang akan kamu lakuin?”
“ aku akan lakuin hal yang sama fy...” ucap rio menjawab pertanyaan ify, ify mengeratkan genggamannya pada rio, seakan akan memberikan kekuatan... rio tersenyum kecil sambil mengacak acak rambut ify gemas “ makasih fy...”
“ you’re welcome sayang,,, kalo gitu sekarang...” ify mengambil handphone rio dari dalam tas, lalu menjulurkanya pada rio, “ kamu lakuin sekarang atau semuanya akan terlambat...” rio menghela nafas kecil,, di ambilnya handphonya dari tangan ify...
“ iya mrs mario... yaudah ayo sambil jalan ke parkiran,,,” ucap rio, ify mengangguk kecil, di genggamnya tangan ify oleh rio dengan sebelah tangannya yang terbebas, rio tersenyum kecil, “ aku sayang kamu,,” ucap rio tanpa suara, yang membuat ify hanya dapat tersenyum dengan semburat merah merona di wajahnya
***************************************
“ hai vin, hai shil, maaf lama, tadi gue harus ngurus berkas di osis dulu, ayo kita berangkat,,,” ucap gabriel pada alvin, alvin hanya diam memandang gabriel...” yang lain mana?”
“ nah itu dia,, dia kemana, tadi dari kelas bareng sama gue tapi sampe sekarang belom nyampe juga di parkiran, heran ga lo,, “
“ mungkin dia udah berangkat duluan...” jawab cakka yang juga baru datang bersama debo... “ alvin lalu menujuk mobil rio yang masih terparkir di sebelah mobilnya, cakka hanya memamerkan cengirannya pada alvin, tak lama dari kejauhan nampak rio berjalan menghampiri mereka dengan ify  di sampingnya
“ mesum dulu lo ya di wc,, “ ucap alvin asal yang membuat rio menjitak kepalanya,
“ asal aja, yaudah ayo berangkat, kka bawa mobil gue ya, gue naik motor lo...” rio  melemparkan kunci mobilnya pada cakka, yang di tangkap cakka dengan cermat lalu ia serahkan kunci motornya pada rio
“ eh iya agni sama via kemana kka?” tanya ify, menyadari ketidakberadaan via dan agni
“ mereka udah duluan sama oik tadi bawa mobil debo, mereka bilang mau beli makan dulu buat nanti disana,,, “ ucap cakka menjelaskan,
“ yaudah ayo berangkat, ketemu disana ya,,” ucap alvin, yang di setujui oleh yang lain
“ ify...” panggil gabriel dan debo secara bersamaan yang membuat yang lain menatap mereka berdua dengan kening yang berkerut, berbeda dengan rio, pandangan rio tertuju pada  jaket yang ada di kedua tangan mereka yang terjulur, melihat itu rio hanya dapat tertawa dalam hati
“ ada apa,,,” jawab ify sedikit ragu, sekilas ia melirik rio, namun raut wajah rio terlihat tak ada perubahan,
“ ini jaket, gue fikir lo butuh...” ucap gabriel, ify mengalihkan perhatianya pada debo...
“ ya aku fikir kamu juga butuh jaket, soalnya kan mau naek motor, jadi ya...” debo tak meneruskan perkataanya hanya diam, ify menatap gabriel dan debo serba salah, dan yang membuat ify semakin bingung karena tidak adanya reaksi dari rio,
“ yaaaaaudah biar adil ify pake jaket gue aja, deal kan, biar ngga ada yang clbk...” ucap cakka asal memecah keheningan, ify menghela nafas lega merasa di selamatkan oleh cakka, gabriel dan debo hanya tertawa kecil dan mengangguk menyetujui, dan akhirnya mereka pun berjalan menuju kendaraan mereka masing masing,dan meneruskan perjalanan menuju lapangan basket. Di perjalanan ify melingkarkan kedua tangannya pada rio dengan erat, karena rio mengendarai motornya dengan kecepatan yang diluar kewajaran, hanya lampu lintas berwarna  merah yang mampu menghentikan laju motor putih dengan kapasitas 600cc tersebut.
“ yo, bawa motornya kaya kesetanan, ga takut aku ilang tiba tiba kebawa angin apa??” tanya ify pada rio,, rio tertawa mendengarnya, ia membuka helm fulfacenya,
“ lagian sih kamu badan kurus banget nyaingin kaki semut,”
“ yee gini gini juga banyak yang naksir, kamu aja cinta mati sama aku...”
“ fy, tau kan pepatah cinta itu buta...”
“ ngga, yang aku tau pepatah rio cinta mati sama ify...” ucap ify di sertai tawa dari bibirnya, rio hanya tersenyum kecil mendengarnya...
“ ngasal banget...”
“ biarin, lagian kamu bawa motor begitu, ga lagi marah sama aku kan?”
“ marah kenapa??”
“ karena hal barusan yo...”
“ iyel sama debo?? Apa yang harus dibuat marah deh fy? Aku malah seneng, ternyata mereka masih perhatian sama kamu.. “
“ kamu kapan cemburunya sih sama aku...”
“ udah kan dulu, dan aku bersumpah gamau begitu lagi, itu sikap paling memalukan menurut aku fy...”
“ kenapa gitu deh, cemburu kan tanda sayang...”
“ masih banyak cara ngungkapin sayang fy, ga harus cemburu dulu baru artinya aku sayang kan...” ify menghela nafas pelan tak lama ia tersenyum
“ aku seneng kamu udah balik lagi jadi rio yang bawel, ga kaya tadi pagi...” ucap ify tulus, rio menggengam tangan ify yang ada di pinggangnya
“ maaf fy..”
“ you’re welcome my lovely...”
“ yaudah cinta matiku, peluk aku yang kenceng, nanti kalo ilang kebawa angin rionya punya pacar baru dong...” ify memajukan bibirnya 5 cm di sertai sebuah pukulan paa helm rio yang membuat rio kembali tertawa, lampu lalulintas pun sudah hampir kembali menjadi hijau, rioo kembali menutup helm fulfacenya di ikuti ify , setelah lampu kembali hijau motor putih itu kembali melaju kencang membelah keramaian kota jakarta
**********************************************************
Rio cakka dan deva berada satu tim, melawan alvin debo dan ray, sedangkan gabriel menjadi wasitnya hari ini karena kondisi  gabriel yang menghawatirkan kemarin maka untuk hari ini gabriel tidak di izinkan bermain,,, ify agni shilla dan oik, mendukung dari pinggir lapangan sedangkan via, sejak tadi gabriel menggengam tangannya,
“ aduh ka iyel, mana ada sih wasit di pinggir lapangan gandeng gandeng pacarnya,” teriak ify dari pinggir lapangan, gabriel hanya menjulurkan tanganya dan via yang terkait, agni shilla ify serta oik hanya tersenyum menggeleng,,
“ percuma yel, gue ga cemburu lagi kok...” sambar oik yang mambuat ify agni dan shilla ber cie cie riaa..
“ ohh gitu, udah ada yang baru sekarang ya, jadi ga cemburu lagi, habis manis sepah dibuang...” ucap iyel... oik tertawa kecil mendengar ucapanya...
“ apaan sih yel, habis manis sepah dibuang , malu ih udah gandeng pacar masih godain gue...”
“ siapa bilang yang gue gandeng pacar gue??”
“ waahh waahh waaahhh via murka via murka...” ucap shilla dari pinggir lapangan, via menoleh ke arah teman temannya di pinggir lapangan...
“ aku itu calon istrinya bukan pacarnya,,,” ucap via, iyel tersenyum sambil mencubit pipi via gemas yang langsung di berikan sorakan oleh para suporter di pinggir lapangan, para pria yang sedang bermain basket mulai terganggu, permainan pun terhenti, mereka mulai tidak fokus karena ulah gabriel,,,
“ yo yo yo yo... cepet yo, hentikan ulah genit abang lo itu...” ucap cakka rio tertawa kecil namun ia mengangguk dan berjalan menghampiri gabriel di pinggir lapangan
“ yel, serius dikit jadi wasitnya bisa kan...” ucap rio...
“ ini dari tadi gue serius kok,,,”
“ mana ius?? Daritadi gandeng gandeng via gitu...”
“ loh emang salah? Kan pacar gue, kalo gue gandeng ify baru deh debo marah,,,” ucap iyel , rio mulai gemas
“ percuma yel, mau lo bikin ulah kaya apapun gabakal kita izinin main, ngerti..”
“ tapi gue pengen main yo,, coba lo rasain jadi gue..”
“ makanya lain kali jangan suka maksain, ini namanya Hu Ku Man...”
“ yaudah, terserah,,,” ucap iyel seperti anak kecil iyel menarik via ke dalam rangkulannya, via hanya menggedikan bahu, kedua tangan via yang terbebas di genggam rio, iyel yang melihatnya memelototi rio...
“ heh heh, pacar gue...” ucap iyel, rio menarik via kini menjauh dari iyel dan merangkulnya , kedua mata iyel nyaris keluar melihat via di rangkulan rio...
“ jadi wasit yang bener atau gue cium pacar lo...”
“ rio bener bener nih,, emang paling ” ucap alvin yang melihat tingkah adik kakak itu dari tengah lapangan...
“ lo tau kan gue ga pernah main main, lagipula via kan mantan pacar gue..” ucap rio, gabriel hanya menatap rio dan via tanpa suara, rio tau gabriel berfikir, “ gue itung sampe tiga,,, satuu “ rio semakin mendekatkan jaraknya pada via.. “ duaa... tiiii....”
“ stoooopp,, stop stopp...” ucap gabriel dan ify bersamaan... rio dan via tertawa kecil mendengarnya,
“ oke oke oke,,, gue ngalah,, gue serius nih... sekarang  jauh jauh dari via...” ucap gabriel dengan bibir yang dimajukan 5 cm. Rio mengangguk puas,  dan di hadiahi acungan jempol dari teman temannya yang ada di lapangan basket.. rio pun kembali membawa via mendekat pada gabriel, rio mengedipkan sebelah matanya pada sivia
“ makasih vi...” via membalasnya dengan mengacungkan ibu jarinya pada rio.... rio pun kembali berlari kelapangan dengan sebelumnya melemparkan senyum pada ify yang sudah manyun 10 cm,
“ jangan ceberut dong sayang, mereka artinya perduli sama kamu...” via membelai lembut pipi gabriel,
“ kamu ngga dukung aku, malah ikutan rio, aku tau rio gapernah main main, kalo tadi rio cium kamu gimana...”
“ yaudah itu resiko karena kamu keras kepala,,, aku bantu rio karena aku setuju sama mereka, karena aku perduli.. aku sayang kan sama kamu...”
“ bukan karena kamu mau di cuim rio??”
“ ya nggal lah sayang, lagian kamu sama rio gabeda jauh jadi sama aja...” ucap via jail yang kini membuat tawa kecil ada di wajah tampan gabriel, sebuah cubitan kecil mendarat di pipi via...
“ nakal kamu, yaudah duduk sana, makasih ya sayang...”
“ sama sama, semangat yah jadi wasitnya, kamu tetep keren biarpun ada di pinggir lapangan kok...” gabriel mengacungkan jempolnya via pun kembali bergabung bersama ify shilla agni dan oik, ify masih memasang tampang murka pada rio...
“ maaf ya ify...”
“ iya vi, gue sebelnya sama rio, kenapa ga ngerayu gue dulu , malah langsung balik ke lapangan, nyebelin kan...” ucap ify menggebu gebu, agni dan shilla hanya tertawa melihatnya, sedangkan di lapangan pertandingan kembali berjalan seru dengan gabriel yang serius menjadi wasitnya kali ini,
Haripun mulai senja, kini sang surya mulai tenggelam dan sinarnya di gantikan oleh sang raja malam... bunyi pluit panjang dari gabriel mengakhiri pertandingan mereka hari ini, setelah permainan yang panjang dan perbincangan singkat akhirnya mereka memutuskan untuk pulang mengingat ray dan deva besok pagi akan ikut dalam pertandingan final turnamen nasional, dalam perbincangan diputuskan bahwa mereka semua akan datang mendukung ray dan deva. Setelah perbincangan singkat merekapun akhirnya pulang, mereka berjalan menghampiri sang wanita yang menuunggu  mereka dengan setia sejak tadi.
“ maaf ya shil, gue bikin lo nunggu lama,, ga bosen kan..” ucap alvin pada shilla, shilla menggeleng kecil sambil menyertakan sennyum manis di bibirnya,
“ ngga kok mr.sipit gue, gue selalu seneng liat lo main basket, jadi berapa lamapun lo main gue gabakalan bete...” ucap shilla sambil menghapus peluh yang berada di kening alvin, alvin meraih tangan shilla yang sebelumnya digunakan untuk mengelap peluhnya lalu di kecupnya mesra punggung tangan shilla
“ lo emang paling bisa ya bikin muka gue yang putih ini jadi merah...” ucap alvin,,, shilla tertawa kecil mendengarnya...
“ ga kebalik, harusnya gue yang bilang gitu,,,”
“ lo itu item sayang, putihan gue...” ucap alvin pede shilla hanya mengangkat dagu,,,,
“ sumpah lo pede banget...”
“ emang gitu kan kenyataanya...”
“ apanya...”
“ emang gue itu lebih putih dibanding lo sayang...”
“iya iya tau deh yang lebih putih, iya iya tau juga deh yang yag lebih sipit, iya iya tau juga deh yang lebih nyebelin,,,, ihhhhh ngeselin tau ga lo...” sebuah cubitan mendarat di pipi alvin “ tuhhh biar tambah merah...”
“ yee gemes si gemes gausah gini juga kali,,, gue tau shilla pacar lo ini emang gatengnya keterlaluan...”
“ ih,, pedenya keterlaluan,,” alvin tersenyum menggoda shilla,
“ lagian sih, gaperlu pake  nyubit kan kalo gemes...”
“ terus gimana kalo ga nyubit,, gue jambak?? Hah?? Apa gue pites??” ucap shilla galak, alvin maju selangkah menarik shilla mendekat
“ nih gini caranya kalo gemes sama pacar...” shilla hanya menatap alvin bingung, namun tiba tiba sebuah kecupan mendarat di pipinya, “ love you my lady,,,” bisik alvin di telinga shilla yang membuat wajah shilla benar benar merona merah kali ini... “ tuhkan, cara gue bisa bikin pipi lo jauh lebih merah dari gue...” ucap alvin di sertai tawa puasnya,, shilla menggembungkan kedua pipinya merasa kalah telak...
“ curang lo sipit,,, lo pikir cium cium gue gratis...” alvin hanya menjulurkan lidahnya pada shilla lalu berjalan pergi meninggalkan shilla menuju perkiran, para penonton yang sebenarnya ada disana hanya menggeleng geleng melihat tingkah mereka...
“ si sipit asal aja disangka ditaman sisa dia berdua doang kali, pake acara suting india,,,” ucap cakka, agni yang berada di sampingnya hanya tertawa kecil mendengar komentar cakka
“ yaudah sih yang, kenapa jadi kamu yang repot deh,, biarin aja...”
“ apa kamu mau kita kaya gitu juga yang? Kaya film india gitu...” ucap cakka merayu agni, agni yang melihatnya langsung bergidik mengerutkan kedua alisnya..
“ plis ngga usah mikir kesitu ya, itu alvin sama shilla buka agni sama cakka...”
“ tapi kan romantis yang...”
“ mana tis.. gue gasukaa....”
“ aahhh payah kamu yang,, yaudah ayo pulang...” ucap cakka sambil melahap bekal makanan terakhir yang dibawakan agni sebelumnya, agni mengeleng geleng menatap cakka yang memakannya dengan berantakan,,,
“ ih makan aja masih berantakan kamu udah mau ngerayu cewe,, ga singkron tau ga...” ucap agni mebersihkan sisa makanan yang ada di bibir cakka dan di bajunya, lalu di sodorkannya botol minum pada cakka dan dibantunnya cakka menenggak isi botol minum itu perlahann... cakka menganguk kecil menandakan ia sudah puas minum...
“ makasih yang,, “
“ sama sama yang, yaudah ayo pulang...  semua gue duluan yaa....” ucap cakka, sambil melambaikan tangan merekapun berjalan meninggalkan lapangan menuju parkiran dengan lengan agni yang mengandengn lengan cakka mesra...
“ yaudah ayo kita pulang juga, ray ikur gue atau rio??” tanya gabriel...
“ sama deva aja kak,, “
“ yaudah gue duluan ya kalo gitu, ayo vi...” gabriel mengulurkan tangannya yang disambut via dengan senyum...
“ gue duluan ya kak....” ucap deva dan ray, rio dan debo mengangguk
“ lo mau ikut mesra mesraan dulu yo disini...” ucap debo,,, rio tertawa kecil, rio yang masih membereskan barang barangnya menghentikan pekerjaanya sejenak lalu menatap ify yang masih manyun...
“ kayanya sih gitu bo...” ucap rio kembali meneruskan pekerjaanya, debo dan oik hanya tertawa melihatnya
“ iri deh ngeliatnya.. kalian semua mesra mesraan kaya gitu...”
“ minta dong sama debo ik...” ucap rio, oik hanya menggeleng lalu tersenyum malu,,,
“ nanti yah, ada saatnya, tunggu aja tanggal mainnya...” ucap debo sambil mengusap rambut oik ..
“ janji yah...”
“ janji...”
“ yaudah ayo pulang, biarkan rio sama ify nyelesein masalahnya,,,,” ucap oik,, mereka berdua pun berpamitan dan pergi meninggalkan lapangan menuju parkiran, kini hanya tinggal rio dan ify yang tersisa, rio masih sibuk membereskan barang barangnya ke dalam tasnya... ify masih saja terdiam tanpa suara duduk di samping rio, sampai akhirnya rio selesai membereskan peralatannya ify masih tetap terdiam
“ mau diem sampe kapan?”
“ mau tau banget?” jawab ify dingin, rio mendengus pelan
“ kamu marah karena aku mau cium via tadi? Itu kan Cuma buat ngancem iyel, aku ga bakalan bener bener...”
“ BO to the HONG...!”’
“ harus kaya gimana lagi sih aku ngomong sama kamu...” ucap rio,, ify membuang wajahnya, rio kembali mendengus,, “  toloong fy jadi dewasa, semua harus di fikirin, harus liat kondisi jangan sebentar sebentar kamu cemburu sebentar sebentar kamu marah,, “
“ rio..!!!” coba difikir ya , coba fikir cewe mana yang ga sakit hati liat pacarnya mau cium mantan pacarnya di depan umum... cobba kamu fikir...”
“ aku punya alesan kan fy,,,”
“ tetep aja...”
“ terus aku harus apa..”
“ gatau...”
“ apa rasa sayang aku ke kamu ga cukup...”
“ kalo sayang ga mungkin begitu....”
“ ify..”
“ apa sih....” sebuah sentuhan hangat di bibirnya membuat ify tak dapat berkutik, jantungnya seakan akan lenyap dari tempatnya saat itu juga, seluruh tubuhnya seakan mendidih di jalari oleh molekul molekul aktif yang menggelitiknya namun membuatnya tak mampu bergerak, meski hanya dalam hitungan detik sentuhan hangat itu ify rasakan, namun efeknya menjalar tak terhenti,,, rio mendaratkan keningnya pada kening ify,,,
“ pasti bawelnya kamu ini yang bakalan aku kangenin kalo aku udah di surga nanti...”
“ rioo jangan gitu ngomongnya..”
“ Cuma kenangan kan fy yang bisa aku bawa kalo udah sampe sana nanti...”
“ aku ikut...” rio tertawa kecil...
“ ikut kemana??”
“ kemanapun kamu pergi...”
“ hahaha, yaudah ayo ikut aku pulang, udah malem, lagian kamu ga malu di liatin sama yang lain...” ify menatap rio dengan kening yang berkerut...
“ yang lain??”
“ kamu fikir mereka udah pulang... masih ngumpet dibalik pohon...” ucap rio,  ify menutup wajah dengan kedua tangannya
“ yaudahlah udah terlanjur basah nyemplung aja sekalian....” ucap ify, rio hanya tertawa sambil mengacak acak rambut ify... “ gendooonnggg...” ucap ify manja rio kini mengangguk lalu berlutut membelakangi ify mempersilahkannya menaiki punggungnya... “ love you mr mario...”
“ me too mrs mario...”
Alvin gabriel cakka debo shilla oik via dan agni yang bersembunyi di pepohonan segera bersiap pergi ketika rio dan ify mendekat,,,,
“ ayoo buruan kita pergi...” ucap shilla, namun alvin menghentikan langkah shilla...
“ percuma rio juga udah tau kita ngintip... kita langsung ke parkiran aja,,,” ucapnya yang disetujui oleh yang lain,, rio tersenyum kecil melihat teman temannya di parkiran memberikan acungan jempol padanya,, ia pun memberikan acungan jempol pada teman temannya karena tidak kabur meskipun telah kepergok mengintip...
**********************************************

you're my best brother ( part 32a)


Cinta datang tak dapat di tebak, ia hadir secara tiba tiba tanpa aba aba, tanpa perintah dan tanpa tau pada siapa, debo menopang dagunya sambil menatap seorang wanita yang sedang bermain ditepi pantai dengan riang gembira seperti halnya anak kecil, namun setiap tingkahlakunya dapat membuat senyum terpeta di wajah tampannya, berkali kali bahkan debo menganggumi keanggunan sang gadis, gadis yang baru di kenalnya 3 hari yang lalu... dari kejauhan nampak sang gadis berjalan menghampirinya, dengan segera debo mengalihkan perhatiannya pada hal hal lain,,
                “ udah selesai mainnya?” ucap debo dengan nada sedingin mungkin pada gadis itu,
                “ udah dan sekarang gue laper,,.  Makan ayoo...” ucap oik, oik memutar tubuhnya, kembali berjalan menyusuri tepi pantai, debo menghela nafas sejenak, tak lama iapun berjalan menyusul oik yang kini sudah berjarak cukup jauh di depannya,, sepanjang jalan mereka berdua hanya terdiam, sibuk akan fikiran mereka masing masing, hanya bunyi ombak yang menabrak karang yang membuat suasana di antara mereka tak menjadi sangat sunyi,
“ debo...” debo mengangkat wajahnya yang tertunduk menatap oik, tatapan heran sekaligus senang , karena ini pertama kalinya oik memanggil namanya sehalus ini, “ gue mau cerita boleh?” tambah oik,, debo menatap oik sejenak, lalu mengangguk kecil,
“ boleh kok,, cerita aja...” ucap debo memberikan jawaban , sambil terus berjalan menyusuri pantai debo menatap wajah gadis yang baru ia temui itu diam diam dalam kekaguman,
“ lo kenapa sih jutek banget sama gue...” tanya oik,,
“ itu sih bukan cerita tapi nanya... tadi kan lo bilang mau cerita...” debo mengangkat sebelah alisnya
“ ya , tapi emang orang mau cerita ga boleh nanya dulu gitu...” ucap oik tak mau kalah
“ yaudah cerita aja dulu...”
“ ih jawab dulu,, coba lo kalo nanya terus ga dijawab,, kesel kan?” debo mendengus , lalu mengangguk kecil
“ iya iya iya,, nanya apa emang tadi gue lupa...”
“ kenapa lo jutek sama gue... lo benci sama gue??”
“ perasaan lo doang kok,,  gue ga benci sama lo,,,”
“ atau lo ngga suka sama gue??” tambah oik,,
“ apa sih ngaco,, kata siapa gue ga suka,,, “
“ berarti suka dong sama gue,,,” ucap oik,, wajah debo mendadak memerah kali ini,, debo sedikit membuang muka,,,
“ ngga juga biasa aja,,, geer banget sih...” ucap debo dingin,, oik tersenyum kecil melihat semburat merah di pipi debo,, debo yang merasa di perhatikan segera menganti topik pembicaraan mereka,,, “ udah udah jangan ngeliatin gue kaya gitu, tadi bilang mau cerita, cerita apa??”
“ tentang cowo yang gue suka sekarang..”
“ oh gabriel...”
“ lo tau kan gue suka sama gabriel sejak kita masih sd...” debo mengangguk kecil...” dari dulu hingga 3 hari yang lalu, setiap saat fikiran gue ga pernah sepi dari dia,,, selalu dia,,, selalu gabriel yang menuhin kepala gue, apapun yang lagi gue lakuin,,,” debo menghirup nafas kuat kuat... entah mengapa tepat di dadanya ia rasakan kosong dan sesak, seperti tiba tiba oksigen oksigen meolak memasuki paru parunya,,,
“ tapi entah kenapa sejak 3 hari yang lalu, gabriel ga lagi menuhin fikiran gue,,  sejak 3 hari yang lalu fikiran gue Cuma sibuk mikirin betapa ngeselinnya sikap lo ke gue,, apa lagi yang bakalan di lakuin lo besok ke gue,,, apa yang akan gue bales besok ke lo kalo lo ngerjain gue lagi,, dan hal hal seru apa lagi yang bakalan gue lakuin besok bareng lo...” oik tersenyum kecil mengingat ingat kelakuannya tersebut, sedangkan debo hanya diam menatap oik tak percaya, sudah 2 kali oik membuatnya terkejut hari ini,,,
“ maksud lo apa?? Gue ga ngerti ?” oik kini tertawa kecil, ia menghentikan langkahnya lalu menatap debo yang berdiri di sampingnya sambil menatapnya dengan tatapan bingung,,,
“ gue fikir lo cerdas, ternyata ngga ya,,, fikiran gue salah dong...”
“ maksudnya apa sih?”
“ masa iya harus gue jelasin lagi sih, bodoh banget deh lo ahh...” ucap oik sedikit gemas,
“ daripada gue ga ngerti kan,,,”
“ lo ga bodoh kan? Murid beasiswa kan? Murid akselerasi kan?...”
“ iya,, tapi apa hubungannya sama omongan lo...”
“ buat PR, lo fikir sendiri... kalo udah ngerti bilang gue” oik kembali melangkahkan kakinya menyusuri tepian pantai meninggalkan debo yang masih menatapnya dengan tatapan bingung... “ heh jangan bengong buruan gue laper...!!” ucap oik saat melihat debo masih terdiam, debo pun melangkahkan kakinya masih dengan fikiran fikiran membingungkan berkecamuk di kepalanya...
***************************************************************************
Suara deburan ombak masih menghiasi malam di tepi pantai, menemani 2 rejama yang sedang duduk menatap indahnya laut di temani taburan bintang bintang dan cahaya bulan di langit,,, angin dingin tepi laut mulai menerpa tubuh merkeka berdua,, oik menggosokan kedua tangannya untuk menghangatkan kulitnya yang di terpa angin laut malam,,,
“ udah malem, ayo pulang... ”
“ nanti dulu, masih mau di sini,,, duluan aja kalo emang mau pulang...”
“ yaudah terserah ,, gue duluan...” ucap debo bangkit berdiri ,, oik sedikit tekejut mendengar jawaban debo,, namun tak lama ia mengangguk... debo pun berjalan pergi meninggalkan oik sendiri di tepi pantai,,, oik menghirup nafas panjang,, mengisi paru parunya yang sejak tadi entah mengapa sulit bernafas,, dan entah kenapa saat debo berjalan menjauhinya rasanya ia ingin menangis, tak adakah sedikit rasa kawatir di hatinya meninggalkan dirinya sendiri di tepi pantai malam hari.. tak takutkah debo bila ternjadi sesuatu pada dirinya... oik kembali menghela nafas,, dilihatnya sweater hitam milik debo yang sepertinya  tertinggal,,, oik mengambil sweater itu di tatapnya sejenak, angin malam yang berhembus di sekelilingnya membuat aroma lebut dari sweater debo mememunuhi indra penciumannya,, membuat oik sejenak terhanyut, ia sangat suka wangi tubuh debo,, bukan dikenakan, justru sweater milik debo di dekapnya erat dalam pelukannya,,
“ gawat,, padahal baru 3 hari gue kenal...” ucap oik pelan sambil tersenyum kecil.... oik membenamkan wajahnya di kedua lututnya,, ia pejamkan kedua matanya dan mulai berfikir, berfikir akan segala hal yang telah terjadi padanya dan debo, tentang awal pertemuan mereka dan semua yang telah terjadi selama 3 hari ini yang membuatnya kini jatuh cinta akan sosok yang baru ia kenal 3 hari lalu itu,,, hingga tak terasa malam pun semakin larut, oik mengangkat wajahnya, membuka keduamatanya, dilihatnya air laut yang telah surut, iapun bangkit berdiri, dilingkarkannya sweater debo di pundaknya, oikpun berjalan menuju jalan raya, jalan raya nampak sepi, oik melirik jam tangannya, pukul 10.30 oik menepuk keningnya, ia terlalu asik termenung hingga lupa akan waktu yang telah larut malam,,, oik mengerutkan kening bertanya tanya dalam hati bagaiimana caranya pulang, haruskah ia menelepon debo,, oik melirik handponenya yang ia genggam pada tangan kanannya,, ia berfikir cukup lama, namun akhirnya ia mencari nomor debo, karena tak memiliki pilihan lain, tak mungkin ia menelepon rio cakka alvin atau gabriel, oik menekan tombol hijau pada handponenya lalu mendekatkannya di telinga...
“ nelpon siapa?” oik terlonjak kaget,,, ia menoleh, dilihatnya debo berdiri bersandar pada tembok tak jauh darinya,,
“ de,debo lo kok masih disini? Katanya mau...”
“pulang? Lo fikir gue tega ninggalin lo disini sendirian,, gue bukan cowok bego kali ik...”
“ tapi tadi,,,, terus kenapa lo ninggalin gue di pantai sendiri..??”
“ Cuma cape aja,, lagian gue tau kok lo lagi pengen sendiri...”
“ jadi daritadi lo disini?” debo menggeleng kecil,,,
“ gue duduk disitu,,,” debo menunjuk sebuah batang kayu di pinggir pantai,, dekat temmpat oik duduk sebelumnya... wajah oik mendadak memerah,,,
“ jadi lo liat? Apa yang gue...”
“ gue bilang ngga pun pasti lo tau gue bohong jadi yaa,,, gitu deh...” wajah oik merah padam,,, ia sungguh malu,,, debo maju berjalan mendekati oik,, di tariknya sweater miliknya hingga mendekap tubuh oik dengan lebih rapat,,, oik tertunduk malu, tak mampu menatap debo,,, disentuhnya kepala oik,,, jantuk oik mendadak tak karuan,,,
“ sekarang kita pulang... udah malem... “ ucap debo,, lalu di rengkuhnya oik ke dalam rangkulannya dan mereka berdua berjalan menuju mobil yang terparkir tak jauh dari sana, dan mereka pun segera pulang
“ eh tadi lo bilang lo cape? Cape kenapa?” tanya oik di sela sela perjalanan pulang mereka...
“ cape , soalnya jantung gue berdetak pake kecepatan diluar maksimal kalo deket lo... “ ucap debo di sertai senyuman kecil di pipinya,, oik tertawa kecil,,
“ cerdas ya kalo soal begini...” ucap oik,, debo tertawa kecil, dan mereka berdua tertawa sepanjang jalan saat debo menceritakan apa yang dilakukanya selama 2 jam menunggu oik ...
****************************************
                Terik sinar sang raja siang yang menerpa kota jakarta siang ini tak mengurangi semangat para siswa siswi di SMA Cakrawala, kegiatan ekstrakurikuler yang rutin dilaksanakan setiap pulang sekolah tetap berjalan dengan sewajarnya, bahkan di salah satu sisi sekolah, nampak ramai dengan sorakan dan bunyi dentuman bola basket, beberapa siswa terlihat sedang asik bermain disana, panas terik siang itu tak menghalangi mereka bergerak lincah memainkan si kulit oranye,,
“ boo,, pass...” ucap rio dari sisi lapangan sambil berlari, bola pun di oper kepada rio dan ditangkapnya dengan gesit, rio mendrible bola melakukan beberapa gerakan mengecoh alvin di posisi under ring,, rio memutar kakinya melakukan pivot dan shoot,,,.... bruukkkk.... bola masuk dengan cantik ke dalam ring....
“ nice shoot yoo...” ucap debo menjulurkan tinjunya pada rio,,
“ good pass bro...” ucap rio menyambut tinju debo,,,
Priiiitttt priiiiiittt priiiitttt...
Bunyi pluit pun mengakhiri permainan mereka,,,, mereka semua berjalan menuju pinggir lapangan dan segera merebahkan tubuh mereka,,,,
“ ini baru namanya basket,,, main gila gilaan,, kaki gue sampe lemes...” ucap cakka merebahkan tubuhnya dipinggir lapangan,, yang lain mengangguk menyetujui omongan cakka,, alvin melemparkan handuk dan botol minum pada cakka yang ditangkapnya dengan lihai,,, “ thanks vin...” alvin mengacungkan ibu jarinya, alvin mengalihkan pandangannya pada rio yang duduk tak jauh darinya, terlihat rio sedang menatap ke arah gabriel yang sedang duduk tertunduk , agak jauh dari tempat mereka berada...
“ vin,,,,,,iyel,,,,” rio menoleh sejenak pada alvin, alvin mengangguk kecil, lalu mereka berdua berjalan menghampiri iyel, sekarang semua perhatian mata di lapangan basket mulai terarah pada gabriel yang memang nampak aneh,,,
“ lo baik baik aja kan yel...” rio berlutut mensejajarkan tubuhnya dengan gabriel,, di tatapnya gabriel yang masih tertunduk terdiam,, rio mulai khawatir karena tak ada sedikitpun reaksi dari iyel.. “ gabriel...”
“ jantung gue masih berdetak yo...” ucap gabriel parau,,, ia mengangkat wajahnya yang pucat pasi lalu tersennyum... “ gue fikir gue ga bakal kuat tadi... tapi ternyata gue masih bisa rasain detaknya...’ ucap gabriel lemah,,, tak lama tubuhnya terhuyung, rio pun dengan sigap menopang tubuh iyel,,
“ yel,, lo gapapa kan....” ucap rio panik...debo segera berlari kecil menghampiri gabriel dan memeriksan denyut nadi iyel serta hembusan nafas iyel
“ detaknya masih teratur yoo, nafasnya juga,, iyel Cuma butuh istirahat...” ucap debo, membuat rio menjadi lebih tenang...” kita bawa iyel keruangan aja,,” ucap debo,,, mereka pun memapah gabriel ke dalam ruang ganti basket dan merebahkannya di atas sofa disana,, 
“ makasih ya broo..” ucap iyel
“ maksain banget sih yel... kalo udah sakit tuh ya berenti,,, jangan sampe kaya gini,, lo tau kan jantung lo Cuma satu,,, lo tau kan gimana resikonya kalo lo maksain,, lo ngerti  kan gimana kawatirnya gue sekarang...” rio mengelurakan segala kepanikannya pada gabriel,, gabriel ternyum mengangguk
“ iya rio,, maaf,, tadi yang gue fikirin Cuma mau terus main sampe gue puas,,, gue seneng yoo bisa main sepuas tadi...” ucap gabriel di sertai sedikit tawa di bibirnya... sebuah jitakan mendarat di kepalanya datang dari alvin...
“ dasar ga dewasa...! kita kawatir tau,, kalo mau main,,, tiap hari pun bakalan gue temenin lo,, asal lo ga maksa gini...” ucap alvin galak, 
“ kalo sampe lo kenapa kenapa lagi,,,, gue pites lo....!” ucap cakka tidak kalah galak dengan alvin,,, gabriel kembali mengangguk kecil tertunduk, mengakui kesalahanya
“ yaudah sekarang lo istirahat aja, gue mau ke lapangan lagi,, anak anak yang lain pasti masih pada nunggu ...” ucap rio,,, gabriel hanya mengangguk menuruti tak membantah,,, gabriel menyadarkan tubuhnya pada pungung sofa sambil mengatur nafasnya,,, rio gabriel cakka dan debo pun berjalan keluar ruang ganti untuk kembali menuju lapangan....
******************************************************************************
“ iyel,,, kamu gapapa kan...” ucap via panik saat memasuki ruang ganti klub basket,, via berlari kecil menghampiri gabriel,,, raut wajah cemas tergambar jelas di wajahnya.... gabriel tersenyum kecil pada via,,, ia sudah jauh lebih baik dibadingkan sebelumnnya,, bahkan iyel sudah bisa bercanda kembali
“ aku gapapa ko ndut,,,”
“ gapapa apanya, aku tadi denger kabar dari anggota lain tadi katanya jantung kamu sakit lagi...”
“ ngga papa kok,, tanya aja yang lain,,, emang aku keliatan kenapa kenapa ya?” ucap gabriel,,, menunjukan tawa kecil di bibirnya menunjukan ia baik baik saja,,, rio alvin cakka dan debo yang baru selesai membilas tubuh mereka hanya tersenyum mengangguk,  membuat kepanikan di wajah via memudar,,,
“ syukur deh kalo gitu,,, aku lega sekarang,, “ ucap via terseyum kecil mengusap pipi iyel lembut,,,
“ yaudah sekarang kita pulang aja, gue anter lo sama via yel,,, bo lo jadi bareng??” tanya cakka,,, debo mengagguk kecil
“ yaudah ya, yo vin, gue pamit dulu nganter iyel, sampe ketemu besok bro...” ucap cakka , cakka membereskan barang barangnya lalu memapah iyel dibantu debo...
“ siip, salam buat mama sama ray ya yel,,,”
“ iya, baik baik ya yo dirumah,, titip rio vin,,,” alvin mengacungkan ibu jarinya pada gabriel lalu mereka pun menghilang di balik pintu ruang ganti...
“ yaudah kita juga pulang,, eh iya malem ini makan dirumah gue aja ya,, bokap mau masak buat lo katanya,,,” ajak alvin,, rio mengangguk setuju,, mereka berdua pun membereskan barang barang mereka lalu segera pulang menuju rumah alvin....
“ emang dalam rangka apa bokap lo mau masakin gue vin?” tanya rio ketika mereka dalam perjalanan pulang,
“ gatau yo, gue juga bingung bokap gue kenapa tiba tiba ngajakin diner bareng, mungkin mau mengenang bokap lo kali yo , lo tau kan deketnya bokap kita dulu kaya apa, lagipula muka lo ngga beda jauh kan yo sama bokap lo, haha  iya kan yo... yo... rioo...” alvin mengalihkan perhatiannya dari jalanan karna bingung tak ada jawaban dari rio, di sampingnya terlihat mata rio terpejam, wajanya terlihat amat kelelahan, saking kelelahannya rio sampai tertidur pulas dalam waktu sekejap,  alvin hanya dapat tersenyum kecil, dan kembali memfokuskan penglihatannya pada jalan raya....
****************************************************************************
“ yel,lo kenapa deh ?” tanya cakka saat mereka ber 4 dalam perjalanan pulang, cakka yang duduk di kursi kemudi menatap gabriel dengan sebelah alis yang terangkat, gabriel tidak menjawab pertanyaan cakka, ia hanya menatap cakka sejenak lalu meberikan sebuah isyarat dengan matanya menunjuk ke arah sivia, cakka menatap via dari kaca mobil sejenak
“ mungkin di percepat lebih baik ka..” ucap debo nyaris berbisik, cakka tersenyum kecil menyetujui, cakka pun sedikit mempercepat laju mobilnya menuju ke arah rumah via. Dan tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya sampai di rumah via
“ yel aku masih khawatir” ucap via masih enggan turun dari mobil, iyel tersenyum kecil mengusap rambut via, lalu di tariknya mendekat dan sebuah kecupan mendarat lembut di kening via yang kembali dan selalu saja membuat wajah via bersemu merah,
“ jangan khawatir ya, aku sayang kamu vi” ucap iyel yang membuat via tak mampu membantah hanya mengangguk kecil lalu turun dari mobil,”
“ hati hati ya, love you too yel,” iyel mengangguk kecil lalu melambaikan tangannya dari dalam mobil, dan mereka pun pergi meneruskan perjalanan, iyel menghela nafas berat setelah keluar dari gerbang rumah via
“ kayanya kita harus puter balik kka,” ucap debo sambil menatap iyel yang duduk di kursi belakang dengan wajah mulai panik
“ hah, puter balik kemana?” cakka menatap debo bingung, namun melihat debo yang menatap iyel panik cakka ikut menatap gabriel, terlihat iyel yang pucat dengan tubuh bercucuran keringat, tangan kanannya terlihat merenggut dada sebelah kirinya jelas iyel merasa kesakitan seakan akan ingin menarik keluar hal yang ada di dada sebelah kirinnya itu untuk menghilangkan rasa sakitnya. Tanpa basabasi, cakka memutar arah laju mobilnya menuju rumah sakit, cakka mengeluarkan segala kemampuan mengemudinya agar segera tiba di rumah sakit
“ yel jangan pernah coba sedikitpun buat tidur...”
“ gue capek bo...”
“ lo atur nafas, dan jangan perah sekali kali coba buat tidur..!!!” ucap debo tegas,  gabriel pun mengangguk kecil...
“ debo...”
“ tenang kka, lo fokus nyetir dulu, gue pindah ke belakang...” debo memutar tubuhnya lalu meloncati kursi depan menuju ke kursi belakang, debo memeriksa denyut nadi gabriel dan detak jantung gabriel,
“ ajak gue ngobrol...” ucap iyel parau, dengan kedua  mata yang terpejam dan kening yang berkerut, “ ceritain tentang lo sama oik,,” debo terperangah sesaat, dengan kondisi yang seperti ini gabriel masih punya kekuatan untuk membuatnya terkejut, gabriel tersenyum kecil, ia dapat membayangkan wajah debo saat ini, pasti bersemu merah,,,, dan dugaan gabriel tepat, dan mau tak mau debopun ikut tersenyum melihat senyum kecil di wajah gabriel, ternyata gabriel bisa merasakan kepanikan yang ia rasakan saat ini, karena sesunggunya debo memang panik, dan kini ia jauh lebih tenang
“ gue udah jadian sama oik...” ucap debo perlahan, namun masih dapat di dengar cakka an gabriel, “ kemarin,,,” lanjut debo...
“ hebat bro, gimana caranya lo bisa buat oik jatuh hati hanya dalam waktu 3 hari,,, padahal dia nyimpen rasa suka sama gue bertahun tahun bo...”
“ jadi lo tau kalo oik suka lo yel? Hahaha, ngga tau yel, semua ngalir gitu aja, mungkin karna gue lakuin semuanya tulus tanpa memaksa seperti waktu ke ify dulu...”
“ jelas tau lah, Cuma dia satu satunya cewe yang berani nyemperin kita dulu,” ucap iyel dengan suara yang semakin terdengar parau, debo tertawa kecil mengangguk mengingat masa kanak kanak mereka... “ oia bo,,”
“ udah mau sampe bo..” ucap cakka di sela obrolan mereka...
“ oke ka...”
“ debo...”
“ yeel kita udah mau sampe, tahan sedikit lagi, udah jangan ngomong lagi, simpen energi lo,,,”
“ rio... jangan kasih tau rio... tolong ” ucap gabriel dengan sisa tenaga terakhirnya, kedua mata iyel kembali terpejam, tubuhnya lunglai lemas, iyel tak sadarkan diri,  tanpa banyak bicara debo pun segera membuka pintu mobil dan memanggul gabriel ke atas punggungnya lalu berlari menuju ke dalam rumah sakit, tak lama tim medis pun menghampiri mereka dan gabriel pun di tangani oleh tim dokter dan di bawa ke unit gawat darurat, pintu pun di tutup, debo diam terpaku di depan pintu ruang UGD memikirkan permintaan iyel sebelumnya,
“ kka... gue bingung....” ucap debo, namun tak ada jawaban dari cakka, karna ia sendiripun bingung akan apa yang harus ia lakukan  sekarang,, 20 menit pun berlalu, selama itu cakka dan dobo hanya menunggu dalam diam tanpa bersuara, tak lama seorang dokter keluar dari UGD,
“ kalian berdua, kalian diminta pasien untuk masuk,,,” ucap sang dokter, tanpa banyak bicara cakka dan debo berjalan menuju ruang UGD bahkan mereka nyaris berlari, di dalam ruangan terlihat gabriel yang tebaring lemah dengan di kelilingi alat alat kedokteran di sekelilinnya yang terhubung langsung pada alat yang menempul di dada gabriel, serta selang selang yang menancap pada tubuhnya, wajahnya pucat dengan banyak keringat bercucuran diseluruh tubuhnya, terdengar bunyi mesin elektrokardiograf yang menggambarkan lemahnya jantung gabriel saat ini,, cakka mendekat tanpa banyak bicara, ia  bahkan tak sanggup melihat keadaan gabriel saat ini , debo melaju lebih cepat ,menghampiri gabriel dilihatnya gabriel masih dapat tersenyum walaupun sangat sulit
“ yel...”
“ lo ngga kasih tau rio kan bo??” ucap gabriel dengan suara yang parau, debo menggeleng kecil, gabriel kembali tersenyum, “ terimakasih banyak, karna sampai saat terakhir kalian tetep jadi temen terbaik gue.. jaga rio bo” debo hanya terdiam namun ia mengangguk kecil, gabriel kini mengalihkan perhatiannya pada cakka, “ kka,, jangan cengeng, lo bakal gantiin gue jadi ketua osis setelah ini, jadi...”
“ yeelll,,, tolong jangan begini... “ ucap cakka lemas di sertai isakan, airmata jatuh tak terbendung dari kedua matanya, di genggamnya tangan gabriel erat seakan akan cakka tak ingin melepasnya,
“ maaf kka, titip rio sama via ya, buat gue...” air mata gabriel kini ikut mengalir,, cakka tak mampu menjawab
“ iyeell,,,” airmata mengalir semakin keras tak terbendung di kedua mata cakka, di peluknya gabriel erat erat, sahabat yang sudah menemaninya hampir seumur hidup, sahabat yang sudah seperti kakak untuknya, sahabat yang selalu menjadi penasehat dikala ia dalam masalah, sahabat yang selalu setia menemaninya kapanpun dan dimanapun,  sahabat yang selalu ada kala cakka dalam susah atau sedih “ gue sayang lo kka, you’re more than just friend,  you’re my best brother...” ucap iyel, suaranya semakin lemah terdengar di telinga cakka
“ you’re my best  brother too yel..” iyel tersenyum kecil di sisa kekuatannya
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTTT
Bunyi dari mesin elektrokardiograf terdengar nyaring didalam ruangan, bersamaan dengan itu kedua mata iyel terpejam dalam pelukan cakka,, cakka hanya menangis tanpa suara, ia memeluk tubuh iyel semakin erat, seakan tak mau lepas,
“GABRIEEEELLLLLLLL!!!”
*********************************************************************************************