******************************************************
Teriakan rio terdengar jelas dari dalam kamarnya malam ini, sakit di kepalanya kembali menghampiri, dan rasanya semakin hari semakin menyakitkan, rio menenggelamkan kepalanya dalam bantal miliknya namun itu tetap tak membuat erangannya teredam, suara terikanannya masih terdengan hingga ke seisi rumah, bu maria yang sedang berada di dapur bersama pak dedi hanya bisa berdiam menunggu dan berdoa agar rasa sakitnya cepat hilang, tubuh bu maria bahkan sampai gemetar saat berdiri di depan kamar rio membawa nampan berisi segelas air minum dan makan malam untuk rio. Ia tak sanggup mendengar teriakan rio, teriakannya terdengar menyakitkan
Ify duduk di depan meja belajarnya dengan earphone terpasang di kedua telinganya, sambil menggerakkan pinsil di atas kertas gambarnya ify bersenandung kecil mengikuti lantunnan lagu yang sedang terdengar, di bayangkannya wajah tampan sang kekasih lalu di wujudkannya dalam bentuk sketsa gambar di kertas putih di hadapannya saat ini.
Dddddrrrrrttttt, drrrttttttttttttttt dddrrrrrrrrrrrrrrrtttttt
Handpone ify bergetar di atas tempat tidurnya, ify yang masih bisa mendengarkan getaran handponenya segera melepaskan earphonenya lalu mengangkat telepon yang telah bordering sejak tadi.
“halo…” sapa ify
“ halo non ify, ini bu maria..”
“ bumaria? Loh ada apa nelepon ify?”
“ mas rio non, mas rio sakit lagi, bumaria ga kuat dengerin teriakan mas rio daritadi, udah hamper setengah jam non, mas rio masih aja mengerang kesakitan…” ify tertegun mendengarnya, dengan segera ia mengambil kunci mobilnya lalu segera turun dari kamarnya ,
“ bumaria kabarin ify kalo ada apa apa, ify kesana,,,” ify segera mematikan teleponnya, dan berlari ke garasi menuju mobilnya,
“ ify kamu mau kemana?” Tanya mama saat melihat ify berlari menuju garasi dari arah dapur
“ kak rio sakit lagi ma, ify mau kesana, Alvin lagi ga ada soalnya,,,” ucap ify cepat,,, “ ify pergi ma,,,”
“ hati hati sayang,,,” ucap mama ify, ify segera menekan laju gasnya dan bergegas menuju rumah rio…
Rio menarik rambutnya kuat kuat, rasa sakit di kepalanya seakan akan membuatnya ingin mempereteli satu persatu organ di kepalanya, rasa sakitnya kali ini tak kunjung hilang, tubuhnya mulai lemas tak mampu lagi berteriak, rio meringkuk di atas tempat tidurnya dengan selimut yang memberit di tanganya guna melindungi tangannya bisa rio kembali menggigit lengan kananya guna menahan rasa sakit,,,
Braakkkkk… pintu terbuka kencang, dengan penglihatan yang sedikit kabur karena peluh di kelopak matanya rio dapat melihat kekasihnya masuk ke kamarnnya dan berjalan menghampirinya, dengan sekuat tenaga rio bangkit lalu bersandar pada tempat tidurnya,
Wajah ify terlihat panic, ia sangat kawatir melihat keadaan rio saat ini, wajahnya pucat, tubuhnya basah penuh keringat bahkan nafasnya tersengal sengal, ify berjalan mendekat ingin memastikan keadaan rio , namun rio segera menghentikannya
“ stop.. jangan deketin gue,,,!” ucap rio tegas dengan sisa sisa kekuatanya dan nafas yang memburu,, ify berhenti melangkah, namun beberapa saat kemudian ia kembali berjalan mendekat
“ rio aku Cuma mau liat keadaan kamu,,”
“ pergi..!! jangan mendekat..!” ucap rio kini bercampur teriakan, terlihat raut marah di wajahnya..
“ yo aku Cuma,,”
“ gue bilang pergi…” rio menghampiri ify lalu menarik tangan ify keluar dari kamarnya dan segera menutup pintu kamarnya dan menguncinya agar ify tak dapat masuk.
“ rio biarin aku masuk, yoo aku…”
“ AARRRRRRRRRGGGGGG……” suara erangan rio kembali terdengar dari dalam kamarnya dan kali ini terdengar sangat kencang, ify mulai panic, ia bingung ia rasanya ingin menangis saat ini, ia tak tau harus melakukan apa…
Bruukkkkkkkkkkk
Tak lama terdengar suara benturan, sepertinya rio jatuh pingsan
**********************************************************
Rio mengerjap ngerjapkan kedua matanya, kepalanya sedikit pusing namun rasa sakitnya sudah tidak terasa lagi, ia bangkit dari tidurnya, ia ingat tadi ia tak sadarkan diri dan tergeletak di lantai kamar depan pintu, ify fikirnya langsung saja terbersit akan sosok kekasihnya, dengan tubuh yang masih lemas rio bangkit berdiri dan berjalan perlahan menghampiri pintu, dibukanya pintu yang tadi di kuncinya, dan rio mendapati kekasihnya sedang bersandar pada tembok di depan kamarnya sambil terus menangis
“ ify…” panggil rio pelan, ify menoleh menengar namanya di panggil,
“ rio,,,” ify segera bangkit berdiri lalu berlari kecil menghampiri rio lalu di peluknya kekasihnya itu, dengan sisa tenaganya rio tersenyum, ia mengerti betapa kawatirnya ify padanya, “ ayo masuk aku bantu,,,” ify segera melingkarkan tangan rio di pundaknnya lalu membatunya berjalan kea rah tempat tidurnya yang berantakan, rio duduk di atas meja belajarnya menunggu ify yang sedang membereskan tempat tidurnya, setelah selesai ify kembali membatu rio berjalan menuju tempat tidurnya, rio berbaring di atas tempat tidurnya, tubuhnya sangat lemas , rasa sakit di kepalanya kali ini sangat menguras tenaganya,
“ kamu udah gapapa kan? Masih sakit?” rio menggeleng kecil menjawab pertanyaan ify, ify tersenyum lega,
“ tadi aku takut kamu kenapa kenapa kalo deket aku, bisa aja aku ngelakuin hal kasar ke kamu tadi maaf ya,,,” ify mengangguk di senyuhnya pipi rio perlahan
“ yang penting kamu ga kenapa napa. Aku tadi Cuma kawatir,,”
“ jangan nangis lagi ,,,” ucap rio pelan, ify segera menghapus airmatanya lalu tersenyum, rio mengacak acak rambut ify pelan ikut tersenyum.
“ makan ya kamu belum makan kan dari siang…” rio kembalii menggeleng, wajah pucatnya membuat rio tampak sangat sangat lemah
“ aku cape, mau tidur…”ify menatap rio sejenak, namun tak lama ify mengangguk,
“ yaudah kalo kamu mau tidur, aku keluar ya, selamat…” ify bangkit berdiri, namun tangan rio mencengkram tangan ify kuat menghentikannya, rio menggelengkan kepalanya
“ jangan tinggalin aku sendiri…” ucap rio serak, rio menatap ify dengan tatapan memohon,, rio menarik ify kembali duduk di atas kasurnya lalu rio meringkukan tubuhnya dan meletakan kepalanya di atas paha ify, rio meletakan sebelah tangan ify di atas kepalanya dan tangan ify yang satunya ia gengam dengan erat, ify tersenyum kecil airmata kembali mengalir di sudut matanya, ify mengusap usap kepala rio perlahan penuh sayang, ify pun menyanyikan sebait lagu sebagai penghantar tidur untuk rio,, rio tersenyum kecil, ia merasa sangat nyaman dan ia tak takut untuk memejamkan matanya kali ini, ify terus menyanyi dan mengusap kepaala rio hingga rio tertidur pulas di atas pahanya, ify menatap sebelah tanganya yang berada di genggaman rio, ia tau betapa lelahnya rio dan lemahnya ia setelah malam yang menyakitkan , namun di sisa tenaganya yang mungkin nyaris habis rio masih mampu menggengam tangan ify erat hingga ify pun tak sanggup melepaskannya, akhirnya ify pun ikut tertidur karena tubuhnya mulai lelah,
***********************************************
Sinar matahari pagi yang menembus jendela membuat ify terbangun dari tidurnya, ia mengerjap ngerjapkan keduam matanya memperjelas pandanganya yang buram, ia bangun lalu menyadarkan diri tempat tidur bersprai putih itu. Ify memandang sekeliling, ia ingat semalam ia menginap dirumah rio, dan ia pun tau ini kamar rio, namun dimanakah sang pemilik kamar, ia tak nampa ada di dalam kamar,
Cklekk…
Pintu terbuka, rio terlihat di balik pintu bersama dengan sesetel seragam sekolah milik ify ditangan kirinya, rio tersenyum melihat ify yang baru saja terbangun, ify pun ikut tersenyum melihat kekasihnya itu nampak jauh lebih baik dari semalam, rio berjalan menghampiri ify,
“ good morning mrs. Mario …” rio merendahkan tubuhnya , sebuah ucapan selamat pagi mendarat di kening ify dengan lembut, ify tersenyum tersipu, hadiah yang sangat indah di pagi hari ini ,
“ morning,, kamu udah bangun dari tadi? Kenapa ga bangunin aku..” wajah ify merenggut, rio mengacak acak rambut ify pelan, ia tertawa kecil
“ tidur kamu pules sih, jadi ga aku bangunin deh,,”
“ sseragam aku sama tas aku siapa yang anter??” Tanya ify bingung melihat ransel di atas meja belajar dan seragam yang ada di tangan rio…
“ mama kamu tadi pagi kesini bawain seragam sama tas kamu,,,, yaudah sekarang kamu mandi, aku tunggu di bawah , kita sarapan bareng…”’ ify mengangguk, ia pun segera bergegas menuju kamar mandi… rio pun turun kembali menuju dapur untuk membantu bu maria menyiapkan sarapan mereka, bu maria tersenyum melihat rio yang dengan semangat membantunya menyiapkan sarapan pagi ini, ia sungguh sangat senang melihat majikan kecilnya yang amat ia sayangi kembali bisa tersenyum pagi ini, airmata tergenang di pelupuk mata bum aria, rio yang melihatnya menatap bu maria dengan bingung
“ bu maria kenapa nangis?” di usapnya airmata wanita paruh baya di hadapannya itu dengan jarinya, bu maria menggeleng kecil, dan airmatanya pun jatuh mengalir di sudut matanya,
“ bu maria seneng mas rio bisa senyum lagi pagi ini…” ucap bu maria dengan suara serak bercampur isakan, rio tersenyum , di peluknya wanita yang sudah mengabdi padanya selama hidupnya itu.
“ bu maria akan liat senyum rio tiap hari kok, jadi jangan nangis lagi ya,,,” bum aria mengangguk kecil,, mereka pun saling tersenyum lalu kembali melanjutkan kegiatan mereka menyiapkan sarapan pagi ini..
setelah ify selesai bersiap siap mereka ber 2 pun sarapan bersama, bersama sama juga dengan bu maria serta pak dedi, mereka ber 4 tertawa menceritakan kenakalan rio saat ia masih kecil pada ify, rio yang sedang di bicarakan hanya mengangguk tersenyum ikut mengingat ingat masa kecil nya yang indah dulu.. sampai akhirnya rio dan ify pun berangkat ke sekolah pagi ini.
“ kamu gapapa berangkat bareng aku? Gimana sama perjanjian kalian??” ify menghela nafas berat mendengar pertanyaan rio,
“ aku ga ngerti yo, yang aku tau aku ga mau jauh dari kamu sekarang, aku takut kamu kenapa napa…”
“ aku ngga papa kok fy, liat aku udah sehat kan?”
“ tetep aja yo,, aku yakin kok yang lainnya akan ngerti aku kalo ada di posisi aku,,,”
“ fy tapi kan…”
“ rio,, ngerti aku dong,,,,”
“ fy denger aku,,, jangan pernah menomor 2 kan sahabat dibandingkan kekasih kamu.. sahabat harus tetap jadi nomor satu setelah keluarga, kekasih bisa jadi mantan kekasih tapi sahabat ga akan pernah jadi mantan sahabat, liat aku, aku tau apa yang aku rasa, aku ga akan bikin kamu khawatir, aku baik baik aja, jangan perlakukan aku berbeda, jangan buat aku justru terlihat lemah karena penyakit aku ini, itu justru akan membuat aku merasa ga berguna…” ify terdiam mendengar ucapan rio, ia tau apa yang rio katakana benar, namun saat ini, setelah melihat apa yang terjadi pada rio semalam ia sungguh sungguh tak ingin jauh dari rio, mereka ber 2 pun terdiam sepanjang perjalanan, sampai akhirnya mereka sampai di pelataran parkir sekolah,
“ yang kamu bilang memang benar, tapi satu pertanyaan buat kamu, apa yang akan kamu lakukan bila ada di posisi aku sekarang… apa hal yang tadi kamu omongin sama aku?” ify membuka pintu mobil rio lalu segera turun tanpa menunggu jawaban dari rio, rio terdiam, ia menyandarkan tubuhnya sejenak, ia hembuskan nafas kuat kuat…
“ jawabannya , aku akan lakuin apa yang kamu lakukan, bahkan mungkin lebih dari yang kamu lakukan sama aku saat ini,,, maafin aku fy,,, tapi suatu hari nanti mereka akan jauh lebih berarti untuk kamu…” rio pun mengambil tasnya yang berada di belakang jok mobilnya , ia pun segera berjalan menuju kelas menyusul ify yang sudah terlebih dahulu menghilang dari koridor.
**********************************************************
Shilla via dan agni berdiri di depan kelas shilla sambil memadang sekeliling mencari sosok ify yang saat bel istirahat tadi tiba tiba saja menghilang,, keanehan ify di kelas hari ini sejak saat pagi ia datang membuat shilla sedikit khawatir, sepanjang pelajaran ify terus saja diam termenung tanpa sedikitpun bicara padanya,
“ ketemu ngga ag?” Tanya shilla,, agni yang sedang melihat kearah koridor perpustakaan sampai kantin menggeleng pelan menjawab pertanyaan shilla, shilla mendengus pelan, ia bingung akan hilangnya ify, di lapangan basket pun hanya ada rio dan tak ada ify, shilla kembali memutar otaknya , memikirkan tempat yang mungkin di datangi ify,,,
“ eh tunggu, itu ify kan?” shilla mengangkat kepalanya yang tertunduk menatap via, via menunjuk sebuah arah, pada lantai 2 gedung seberang dimana disana adalah gedung kelas XI, shilla dan agni mengikuti arah yang via tunjuk mereka menyipitkan mata, terlihat ify yang sedang berjalan di sepanjang korodidor
“ iya itu ify…” ucap shilla yakin, agni mengangguk menyetujui,
Ify berjalan sedikit tergesa di koridor, ia ingin menuju lantai 3 gedung B dimana kelas XI.IPA 2 berada disana, setelah menepuh perjalanan yang cukup memakan tenaga ify akhirnya sampai di ujung lorong lantai 3 gedung B, ia segera mencari sosok yang ingin ia temui, dan kedua sosok tersebut terlihat di pojokan kelas sedang mengobrol
Doordoordooorr, bunyi jendela yang di gedor, cakka dan Gabriel yang sebelumnya sedang berbincang bincang mengalihkan perhatiannya ke luar jendela,, kening mereka berdua pun berkerut melihat siapa yang menggedor jendela mereka itu. “ ify????”
Ify Gabriel dan cakka kini berdiri di pojokan koridor mencari tempat yang sedikit sepi dan leluasa untuk berbicara,
“ ada apa fy? Tumben banget nyari kita ke kelas…” ify hanya terdiam menatap cakka dan Gabriel, membuat kedua pria tampan itu saling tatap karena bingung, ify menghela nafas sejenak
“ ify mau minta bantuan kak iyel sama kak cakka…” kebingungan di wajah cakka dan Gabriel tak pudar meskipun ify sudah menyatakan maksud dari tujuannya datang pada mereka,
“ minta bantuan apa?” ify menatap mereka ber 2 dalam diam, ia nampak ragu untuk mengutarakannya, namun ia harus mengutarakannya setidaknya itu dapat membuat rasa gelisah di hatinya berkurang.
“ ehm gini, ini soal, rio…” ucap ify akhirnya, namuun Gabriel dan cakka masih nampak bingung…
“ rio? Ada apa?” kembali iyel bertanya,,
“ semalem sakit di kepala rio kambuh lagi kak, dan bisa gue rasain dari tiap teriakan rio kalo rasanya sangat sakit, bahkan sepertin semakin parah, soalnya semalem rio sampai pingsan…”
“ apa fy? Lo ga bercanda kan…” Tanya iyel mulai panic, ia sama sekali tak tau karena tak ada yang mengabarinya, ify menggeleng kecil, ia menatap iyel menunjukan bahwa ia serius
“ karena itu kak, gue mau minta tolong buat lo ber 2 jagain rio,, sumpah kak gue takut dia kenapa kenapa, gue liat wajah pucet dia semalem, denger teriakan dia kira kira hampir satu jam lebih, badan dia yang semakin kurus gue takut kak, gue takut rio kenapa napa… setidaknya selama di sekolah jagain rio, setelah pulang sekolah gue yang akan jaga dia, gue ga bisa jaga kak rio walaupun gue ingin , soalnya gue udah janji sama shilla buat…”
“ lo bodoh fy…” ify Gabriel dan cakka menoleh, ternyata shilla sudah berdiri tak jauh dari mereka, shilla menatap ify kecewa, “ sumpah lo bodoh banget fy, lo fikir gue seneng nyiksa kalian semua begini, Cuma karena gue sama Alvin lagi berantem kalian harus ikutan saling berjauhan, lo fikir gue suka,,, ngga fy, kenapa shi lo ga cerita masalah rio sama gue, aduuhhh gue ga abis fikir sama lo, saat rio sakit lo masih aja mikirin hal ga penting…” shilla menghela nafas berat
“ shilla , gue…”
“ lo bikin gue nampak jadi orang paling jahat tau ga sih fy, lo bikin gue nampak gap antes jadi seorang sahabat buat lo semua…”
“ shilla, ngga gitu, ify ngga maksud bikin kamu nampak seperti itu, hanya aja ify mau jaga perasaan kamu,,”
“ tapi ngga dengan cara ngorbanin diri sendiri kan, rio lebih butuh ify dibanding aku via, dan kamu, kak iyel juga lebih butuh kamu saat ini di banding aku, dengan keadaan tangan kak iyel yang luka seperti itu pasti sulit melakukan apapun, tapi kenapa sih kalian malah maksain diri kalian buat lebih perduli sama aku…”
“ shill, via sama ify ngga maksud gitu, mereka memang perduli, gue cakka rio pun perduli,” ucap iyel, shilla tertunduk, ia ingin menangis saat ini, ia butuh Alvin ia ingin Alvin, cakka melangkah mendekati shilla, ia menyentuh puncak kepala shilla,
“ shil, jangan nangis, maafin kami, kammi mungkin salah karena ga mikirin perasaan lo, tapi sungguh semua ini kami lakukan karena kami perduli, kita semua sayang sama lo…” shilla mengangguk mendengar ucapan cakka,, di hapusnya airmata di pipi shilla dengan jari teluunjuknya, shilla pun kembali tersenyum,
“ yaudah, janji ya sama gue, batalin semua perjanjian itu, kita kaya biasa lagi aja, lagipula di deket kak cakka kak iyel sama rio aku tetep bisa ketawa kok,,, janji …” ucap shilla pada via agni dan ify, mereka ber 3 pun mengangguk, mereka saling tersenyum dan saling berpeluk serta meminta maaf, cakka dan Gabriel hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah para wanita yang menurut mereka sangat bertele tele :D
“ akhirnya kita ngga perlu sembunyi sembunyi lagi sama shilla ag…” ucap cakka mengacak acak rambut agni gemas, namun agni langsung menepis tangan cakka halus, raut wajahnya nampak tak suka, cakka menatap agni bingung “ kamu kenapa ag? Kok gitu sama aku…”
“ aku ga papa,,” ucap agni dingin, ia pun dengan segera mengajak shilla ify dan via untuk kembali ke kelas, cakka semakin menatap agni bingung, cakka mengalihkan pandangannya pada Gabriel mencari jawaban atas keanehan agni, namun Gabriel hanya bisa menggedikan bahu, cakka kembali menatap agni yang menghilang di ujung koridor menuju tangga
“ yel, gue salah ya??”
“ entahlah…” bel berbunyi nyaring menggema di setiap sudut sekolah , Gabriel pun melangkahkan kakinya masuk kembali ke dalam kelas, dan tak lama cakka pun berhenti menatap agni dari kejauhan dan memutuskan kembali ke dalam kelas.
************************************************************
Saat bel pulang sekolah berbunyi agni segera bergegas membereskan bukunya entah mengapa moodnya mendadak buruk hari ini, apa karena ia cemburu melihat sikap cakka dan shilla? Tidak, itu tidak mungkin, namun agni sendiri bingung mengapa moodnya tiba tiba memburuk setelah melihat sikap lembut cakka pada shilla tadi, agni mendengus berat, ia pun bingung, agni baru akan keluar kelas namun langkahnya tiba tiba terhenti karena cakka sudah menungguunya di depan pintu kelasnya, agni tau ia takkan bisa menghindar dari cakka kali ini,
“ ag, kamu kenapa sih? Aku salah…” Tanya cakka saat agni telah mendekat, agni kembali menggeleng, mereka ber 2 pun berjalan menuju koridor depan kelas agni, “ terus kamu kenapa diemin akuu…?”
“ aku juga ngga tau kka, aku bingung,,”
“ bingung gimana ag?, coba kamu cerita sama aku…” agni menghela nafas sejenak, ia menatap cakka, lalu memutar tubuhnya menatap kea rah lapangan sekolah,
“ aku juga ga tau aku kenapa, tapi tadi setelah liat sikap manis kamu ke shilla, aku mendadak bad mood..” cakka menatap agni tak habis piker, cakka mamutar tubuh agni membuat mereka kini berhadapan
“ kamu cemburu aku sama shilla?”
“ ngga aku ngga cemburu kka…”
“ ngga cemburu gimana? Itu buktinya… mood langsung jelek…”
“ kan udah aku bilang kka aku ga cemburu… aku juga ga tau kenapa mood aku jelek…”
“ agni, denger aku, shilla itu pacar sahabat aku, dia sahabat kamu, masa kamu mikir macem macem sih…”
“ cakka, aku juga ga tau, shilla cantik, dia feminim, kamu tampan dan popular kalian ber 2 cocok…”
“ ag, kamu ngaco,, fikiran kamu ngaco, ada apa sih?... kenapa bisa mikir gitu ke shillla…” agni menatap cakka sejenak, ia nampak jengah,
“ kamu sadar ga sih kamu ga pernah bersikap semanis itu sama siapapun, sama wanita lain, sama via pun yang notabene temen kamu dari kecil kamu ga pernah seperti itu,, aku takut…” ucap agni tertunduk cakka tertawa kecil mendengarnya, cakka menhela nafas pelan ia mengankat dagu agni yang tertunduk membuat bola manic kedua mata mereka saling bertatapan,
“ kamu ga percaya aku ya…” Tanya cakka selembut mungkin pada agni,
“ bukan ga percaya, Cuma hati aku gelisah kka, aku ga cemburu, apalagi sama shilla itu bodoh banget, aku tau kalian ber 2 ngga mungkin punya perasaan tapi entah kenapa hati aku gelisah, membuat aku jadi berfikir negative terus sama kamu kka…” cakka menepuk puncak kepala agni, ia mulai mengerti apa yang agni rasakan, ia tau apa yang agni butuhkan untuk menghilangkan kegelisahannya,
“ ikut aku…” cakka menggengam tangan agni lalu menariknya, mereka berlari kecil sepanjang koridor lantai 2 depan kelas agni menuju korodor lantai 3, setelah sampai cakka berhenti, lalu memandang sekeliling, ia menatap ke lantai 3 gedung seberang dimana rio iyel shilla ify dan via berdiri disana, cakka mengeluarkan ponsel dari saku celananya
“ hallo yo,,, !!!” cakka menghubungi ponsel rio,
“ iya kka,,,” sahut rio dari seberang telepon
“ lo bisa liat gue di gedung seberang,,,” cakka melambaikan tangannya pada rio,
“ iya gue liat, kenapa emang kka?”
“ lo nyalain video lo, terus rekam semua ya…” ucap cakka, rio nampak bingung namun ia tak banyak bertanya hanya menuruti apa yang cakka katakan, cakka pun memutuskan sambungan teleponnya, dan setelah sambungan terputus rio segera mengatifkan video makernya,,, Suasana sekolah yang penuh dengan para siswa yang bergegas pulang membuat keadaan sekolah dalam kondisi terpadat dan terpusat di tengah lapangan sekolah, cakka menghela nafas sejenak, ia kembali menatap agni yang berdiri di sampingnya
“ ag, aku tau kamu ragu sama aku, karena itu aku mau buktiin ke kamu,,,” agni menatap cakka dengan kening yang berkerut…
“ kamu mau apa kka?” Tanya agni bingung, cakka hanya tersenyum, cakka memejamkan mata, ia terdiam sejenak, lalu ia mengambil nafas kuat kuat,
“ AGNI….,!! AKU CUMA SAYANG KAMU…!!! AKU CUMA CINTA KAMU…!!! YANG AKU MAU CUMA KAMU…!!!” kini semua pandangan tertuju pada cakka yang berdiri di korodor lantai 3 gedung A, semua aktifitas kontan terhenti melihat aksi cakka kali ini, agni menatap cakka tak percaya, ia bahkan tak berkedip, detak jantungnya memburu cepat, wajahnya memerah, ini hal termanis yang pernah ia dapatkan dari seorang pria, cakka kembali menoleh pada agni, dengan nafas yang sedikit tersengal sengal
“ masih kurang ag?” Tanya cakka, agni tak menjawab karena masih kaget dengan apa yang cakka lakukan, cakka kembali berdiri tegap di tepi beranda, “ AGNIIII AKU SAYANG KAMUU , AKU CINTA KAMUU…. YANG AKU MAU CUMA…” cakka terdiam tak melanjutkan kata katanya ketika kedua tangan mungil itu melingkari tubuhnya
“ makasih kka, itu cukup,,, makasih…” ucap agni di pelukan cakka,,, riuh suara sorakan mengiringi adegan romantic itu, bahkan tepuk tangan membahana di seluruh sekolah, dari seberang gedung rio mengacungkan jempol pada cakka, cakka membalas acungan jempol rio, kini cakka dan agni menjadi salah satu couple idaman di sekolah, cakka menyentuh pipi agni dengan kedua tangannya,
“ ag, berjuta juta wanita cantik di sekeliling aku, aku ngga akan terpengaruh, karena hati aku udah milih, dan pilihannya itu adalah kamu, jadi jangan lagi raguin aku…” ucap cakka, agni mengangguk meyakinkan cakka bahwa ia takkan lagi meragukan cakka, agni merasa dirinya adalah wanita paling beruntung di dunia saat ini, karena ia di cintai sangat besar oleh pria sebaik dan se tampan cakka.
*************************************************
Matahari memancarkan sinarnya terik hari ini, membuat kening gadis cantik itu bercucuran peluh, dan membuat gadis cantik itu harus berulang kali membasuh peluh dengan punggung tangan kanannya, meski awan awan juga tak nampak di langit membuat sinar sang mentari semakin membakar kulitnya, sang gadis cantik itu pun tak kunjung berhenti melangkakhkan kakinya sejak ia meninggalkan sekolah dan berpisah dengan teman temannya tepat di depan gerbang pintu sekolah,,,, di sebuah jalan tepian kota jakarta yang padat, ia terus saja melangkahkan kakinya sejak beberapa jam yang lalu tanpa tau tujuan. Sampai akhirnya kaki dan dan seluruh tubuhnya tak kuat untuk melanjutkan langkah, ia pun membelokan langkahnya pada sebuah taman pinggir kota dengan pepohonan rindang berjajar memenuhi area taman tersebut. Ia pun menyandarkan tubuhnya pada sebuah batang pohon rindang yang besar sambil menatap kearah danau yang ada di tengah taman tersebut
Airmata menetes tak terbendung dari sudut matanya, membuat airmatanya tersebut nampak serupa dengan peluh yang membanjiri keningnya, ia tak ingin menangis sungguh sangat tak ingin menangis namun sebuah rasa sakit yang berdenyut tepat di ulu hatinya membuat airmatanya mengalir tanpa tertahankan…
ini hari ke 3 sejak pertengkarannya dengan alvin, dan sejak 2 hari belakangan alvin tak nampak di kelasnya maupun di sekolah membuat berbagai macam fikiran tentang alvin terbersit di kepalanya, ia mencoba tegar mencoba kuat dan mencoba mengerti, ia yakin akan ada hikmah di balik masalahnya dengan alvin kali ini, sungguh hari ini ia sangat iri melihat ke 3 sahabatnya bisa menjalankan hari hari dengan orang yang mereka sayangi, ia sungguh iri melihat ke dekatan rio dan ify yang selalu mengundang senyum dan penuh kasih sayang,, ia pun sungguh iri melihat besarnya perhatian yang iyel berikan pada via, dan ketelatenan via merawat luka di tangan iyel, lalu agni dan cakka, ia sungguh sangat iri melihat betapa cakka sangat melindungi agni, sampai setiap saat sebelah tangan agni selalu di genggamnya, ia sungguh iri, ia ingin, ia rindu, ia rindu kasih sayang, cinta dan perhatian yang diberikan Alvin untuknya, ia ingin Alvin ada di sampiingnya saat ini,, ia kesepian,,, shilla menarik nafas panjang, berniat menghentikan tangisannya yang berderai, sampai sebuah tangan mendarat di wajahnya dan menghapus semua airmata di pipinya
“ jangan nangis lagi, “ shilla mengangkat wajahnya menatap sosok di hadapanya tak percaya , sosok pria tampan, dengan setelan jeans, t-shirt sweater dan sepatu serba putihnya, menatap shilla sedih
“ alvin…” ucap shilla pelan tak percaya dengan sosok pria di hadapannya, Alvin merendahkan tubuhnya mensejajarkan diri dengan shila ,menopang tubuhnya dengan sebelah lututnya, sebelah tanganya menyentuh pipi shilla perlahan dengan lembut,
“ gue kangen lo ” ucap Alvin perlahan namun penuh penekanan membuat shilla kembali menangis, namun kali iini di sertai senyuman di pipinya, ia bahagia, ia sangat bahagia karena ia bisa menatap wajah yang saat ini paling ingin di tatapnya, Alvin mendekatkan wajahnya mengecup kening shilla penuh sayang dan kerinduan, lalu ditariknya shilla ke dalam dekapannya, shilla membalas pelukan Alvin dengan erat, ia tak ingin melepaskan Alvin lagi, ia tak ingin Alvin pergi lagi, ia ingin Alvin tetap ada di dekatnya seperi saat ini…
“ jangan pergi lagi vin, gue rapuh ga ada lo, jangan ngilang lagi, jangan…”
“ ngga shil,, ngga akan gue ngelakuin hal bodoh ini lagi, ga akan gue ninggalin lo,” ucap Alvin, shilla mengangguk kecil yang bisa di rasakan oleh Alvin, Alvin baru saja akan melepas pelukannya, namun shille menahan Alvin
“ jangan di lepas vin, sekali ini aja, biarin gue peluk lo lebih lama,, “ Alvin pun kembali mengeratkan pelukannya pada shilla…
“ shil, gue milik lo, jadi lo bisa kapan pun peluk gue kalo lo mau…” shilla pun tersenyum mengangguk, ia kembali menatap wajah tampan kekasihnya itu, ia sangat menrindukan senyum dingin khas alvin, Alvin memegang pipi shilla dengan kedua tangannya, di lihatnya lingkar hitam dimata shilla.
“ berapa hari lo ga tidur?” Tanya Alvin, shilla sedikir memajukan bibirnya, tak lama ia pun tersenyum,
“ beberapa hari ini, yah kira kira Cuma tidur 3 jam…” Alvin menjittak shilla pelan, menghukum gadisnya itu akan perbuatan bodohnya.
“ bodoh..! kenapa gitu sih…”
“ gara gara lo…”
“ ya kenapa pake acara ga tidur? Ga ada yang lain? Lo tuh makin keliatan kaya nenek nenek tau ngga…”
“ semua tuh salah lo, siapa suruh ga ada kabar,,,”
“ lo aja yang ga merhatiin sekeliling, gue hamper tiap hari merhatiin lo dari kejauhan shil…” shilla mengangkat sebelah alisnya
“ maksudnya?”
“ makanya punya teknologi tuh di manfaatin,”
“ hah? Lo pake robot mata mata buat mantau gue tiap hari???”
“ kejauhan pikiran lo, gue masih punya mata mata manusia yang jauh lebiih pinter di banding robot…”
“ hah? Gue ga ngerti vin, lo punya robot manusia??” Alvin mendecakkan lidah, ia sungguh gemas pada gadisnya ini, ingin rasanya ia cubiti gadisnya ini
“ udah lupain….! Sekarang ikut gue,,” ucap Alvin lelah, ia pun menarik shilla berdidan menggengamnya berjalan meninggalkan taman
“ mau kemana…?”
“ ikut aja, ga usah banyak Tanya,,,” shilla berhenti melangkah, membuat Alvin ikut menghentikan langkahnya
“ ngomong dulu kita mau kemana…” Alvin menghela nafas perlahan
“ gue mau ngenalin lo ke seseorang,,,”
“ siapa?”
“ kalo gue bilang sekarang mending ga usah di kenalin, nanti lo shock lagi…”
“ siapa vin? Calon tunangan lo ya…” ucap shilla, Alvin kembali menjitak kepala shilla,
“ otak lo tuh ngaco..! udah ga usah bawel, sekarang ikut gue, gue mau lo dandan secantik mungkin…” ucap alvin kembali menarik shilla meninggalkan taman, namun lagi lagi langkahnya terhenti karena shilla kembali menghentikan langkahnya…
“ shilla kali ini apa la…” Alvin terdiam ketika kedua lengan gadis cantik itu kembali melingkar di tubuhnya, shilla mendekap Alvin sangat erat,
“ gue sayang banget sama lo vin,,,” Alvin tersenyum kecil mendengar ucapan shilla, di belainya rambut panjang shilla yang tergerai,
“ gue juga sayang sama lo shil, more than you know…” shilla pun melepaskan pelukannya , dengan sedikit berjinjit di kecupnya pipi Alvin, membuat wajah Alvin memerah, shilla menautkan lengannya pada lengan Alvin, mereka ber 2 pun kembali berjalan meninggalkan taman, dengan senyum kini terpendar di wajah cantik shilla
lanjut!!!! lanjut!!!
ReplyDeletekakakaakakkakakka
ReplyDeletelanjuuut dong,,
penasaran beud akhirnya.....
lanjut dong,,
ReplyDelete