Mentari masih memancarkan sinar pagi, burung burung masih berkicau riang dan embun embun pagi masih segar di atas rerumputan namun rio cakka Alvin dan Gabriel sudah bercucuran keringat pagi ini, sejak subuh tadi mereka memainkan si kulit oranye di lapangan belakang rumah rio,, melepas penat dan rasa lelah akan segala masalah yang terjadi, setelah hampir kira kira 1 setengah jam bermain mereka akhirnya berhenti.
Mereka ber 4 duduk di tengah lapangan sambil mengelap peluh mereka dengan handuk dan menenggak minuman mereka,
“ jadi lo bakalan berapa hari izin vin?” Tanya cakka membuka percakapan mereka pagi ini, Alvin tak langsung menjawab, ia tenggak botol minumnya hingga air di dalamnya habis tak tersisa
“ seminggu..” jawab Alvin singkat, cakka rio dan Gabriel nampak saling tatap, Alvin mengerti arti dari tatapan mereka , “ kalo tentang shilla, gue masih bingung,,”
“ ayolah vin… apa yang harus di bingungin, apa harus nunggu shilla pindah ke yang lain hati lo baru mau minta maaf”
“ yo, udah deh kalo lo terus ngomong gitu , lo malahan bikin gue semakin ragu buat minta maaf sama shilla,”
“ oke gue ga ngomong gitu lagi, tapi vin, ini semua terlalu nyakitin buat shilla, “ ucap rio meralat kata katanya,,,
“ bener vin yang rio bilang, gue tau ragunya lo itu bukan karena lo enggan buat berdamai, akan tetapi lo takut shilla ga akan maafin lo kan , vin gue mohon kali ini jangan mikir pake logika lo..” sambung cakka Alvin hanya diam tak menampik, karena mungkin yang cakka katakan benar, ia terlalu takut shilla takkan memaafkan tindakan bodohnya kemarin. Gabriel bangkit berdiri, ia mengambil bola basket yang berada di bawah ring basket, lalu mendriblenya kembali,,
“ tapi shilla ga hubungin gue dua hari ini, dia juga ga terlihat ingin berdamai sama gue, jadi dia pasti marah kan, dia benci sama gue, dia mungkin anggep gue childish atau kasar kekanakan egois,,” alvin mengacak acak rambutnya, ia gelisah ia sungguh bingung harus berbuat apa, ia sungguh ragu dan ia sungguh takut bila semua yang ia fikirkan benar adanya, ia tak ingin kehilangan shilla akan tetapi ia juga tak ingin terlihat lemah dengan memohon dan mengemis agar shilla tetap di sisinya, ia tak ingin hal itu terjadi
“ vin menurut gue fikiran lo terlalu jauh,, harusnya lo lebih tau shilla dibanding yang lain, harusnya lo lebih tau seberapa besar rasa sayang dia ke lo dibanding kita semua, dan orang bodoh pun pasti tau vin berapa besar rasa sayang shilla ke lo melihat perjuangannya selama 3 tahun ini ke lo..” Alvin terdiam mendengar ucapan iyel, rio bangkit berdiri di ikuti cakka, rio menepuk pundak Alvin,
“ kita yakin lo bisa selesain ini tanpa bantuan kita, mungkin satu alesan shilla ga ngubungin lo, bukan karena dia marah tapi karena dia nunggu lo yg dateng ke dia “ Alvin tersenyum kecil mengangguk,
“ makasih banyak sob,,” ucap Alvin, rio cakka dan Gabriel mengacungkan jempol mereka pada Alvin, tak lama mereka kembali tertawa bersama entah apa yang mereka tertawakan akan tetapi tawa mereka kali ini terasa sangat lepas,
“ mas rio, mas Alvin, mas iyel, mas cakka sudah waktunya sekolah, sarapan sudah bu maria siapkan, ayo mas mas pada mandi terus sekolah…” panggil bu maria dari dalam rumah
“ emm,,,, gue mandi duluan” ucap cakka lalu segara berlari kedalam rumah, lalu disusul iyel yang berlari mengejar cakka, Alvin dan rio hanya tertawa kecil,,,
“ kayanya kita harus ngalah nih yo…” ucap Alvin, rio mengangguk kecil mereka berdua lalu berjalan ke dalam rumah menuju ke ruang keluarga menonton televise sambil menunggu cakka dan iyel yang pasti mandi dengan sangat lama di kamar mandi milik mereka ber 2
************************************************
Ify menyelesaikan sarapan paginya dengan cepat pagi ini karena hari ini bukan rio yang akan menjemputnya melainkan agni, semalam setelah obrolan yang panjang tentang masalah shilla dan Alvin demi prinsip solidaritas akhirnya mereka ber 3, ify agni dan via, memutuskan untuk hidup tanpa pacar selama dalam kurun waktu yang tak di tentukan atau lebih tepatnya sampai shilla dan Alvin kembali berbaikan,
TIIINNN TIINNNN TIINNN
Klakson mobil yang terdengar nyaring di depan halamannya menandakan agni telah tiba, ify segera mengambil tasnya dan berpamitan pada papa mamanya, lalu berlari kecil memasuki mobil agni.
Di dalam mobil,, agni via dan ify sedang mengutarakan rencana mereka untuk hari ini, apa yang akan mereka lalukan pada pacar mereka tersebut,
“ menurut lo ag kita harus ngomong gimana sama kak cakka, kak iyel, rio tentang masalah ini?” agni terdiam sejenak berfikir dengan pertanyaan ify, lalu agni meliha ke belakang melalui kaca spionnya,
“ menurut kamu gimana vi? Kamu bakalan ngomong apa sama kak iyel?” via tersenyum membuat pipinya terlihat menggembung lalu mengetuk ngetuk dagunya berfikir,
“ kita bilang aja yang sejujurnya sama mereka, “ jawab via
“ tapi apa mereka mau terima? Apa mereka bisa ngerti apa mereka ga bakalan marah??” Tanya agni kembali
“ kalo menurut aku sih ag mereka pasti ngerti soalnya yang lagi bermasalah kan sahabat mereka juga, bukan orang lain..”
“ jadi kita harus secepatnya ngomong sama mereka,, “
“ yaudah kalo gitu nanti gue ngomong deh ke rio, tapi gue kan baru jadian beberapa hari yang lalu, haduh nasib gue,,, shillaaaaaaa buat lo gue relaaa…” teriak ify dalam mobil membuat agni dan via menutup kupingnya rapat rapat,,
Sesampainya di sekolah ify tak langsung masuk ke kelasnya akan tetapi menuju ke kelas agni dan via, mereka juga telah memutuskan untuk merubah tempat pertemuan mereka, yaitu di kelas via dan agni,, dan shilla pun sudah di beritau oleh ify untuk segera ke kelas agni sesampainya di sekolah, dan sekarang mereka ber 4 sedang duduk mengelilingi meja via dan agni.
“ kalian yakin mau ngelakuin ini? Gue gapapa kok, lagipula kalian emang ga bakal kangen ga pulang bareng ngga istirahat bareng,,” Tanya shilla setelah mendengar rencana ke 3 temannya semalaman suntuk. Ify agni menganguk mantab sedangkan via tersenyum menandakan ia serius.
“ kita yakin kok shil, kan ga selamanya Cuma beberapa hari,,, rio ga akan mogok makan Cuma karena ga bareng gue “ ucap ify pada shilla
“ lo yakin fy??”Tanya shilla,,, ify mengangguk yakin
“ iya shilla, lagipula ngga bareng gue 2 - 3 hari cakka ga bakal jadi pria tergalau 2011 kok” ucap agni ikut meyakinkan shilla,
“ selama Alvin ga ada, via yang akan nemenin shilla, iyel pasti ngerti kok kalo aku lebih milih nemenin kamu saat ini meskipun iyel kangen pasti tapi biarin deh sekali kali…” senyum shilla terkembang. ia bersyukur untuk satu hal yang ia lupa,, meskipun tak ada Alvin di sisinya, ia akan tetap bisa tertawa selama ia masih ada di antara ify via dan agni,, dan semoga ini bisa membantunya memberinya kekuatan sampai nanti Alvin kembali lagi disisinya.
“ jadi shil,,, lo ga boleh sedih lagi ya, ada kita disini, kita bakalan nemenin lo dan lo ga akan sendiri,” shilla mengangguk kecil tersenyum,,
“ makasih semuanya,, kalian emang sahabat gue paling the best deh..” ucap shilla… mereka pun kembali meneruskan bincang bincang dan kali ini mereka membuat segudang rencana untuk mereka beberapa hari kedepan tentunya rencana hanya untuk kaum wanita tentunya salah satunya ialah kesalon serta berbelanja
********************************************************************
Siang mulai berganti malam, matahari terbenam dan berganti dengan terbitnya sang bulan, langit malam behiaskan ribuan bintang, dan rio menatapnya dengan senyum, dari atas beranda kamarnya ia menatap langit, ia kini sendiri, yah lebih tepatnya kembali sendiri, ia amat merindukan kehangatan sebuah keluarga, keluarga yang dulu di milikinya,
“ rio kangen papa,,,” ucap rio kecil,, tak lama ia menghela nafas berat, ia menggelengkan kepalanya kuat kuat,, rio sudah bertekat pada dirinya takkan larut dalam kesedihan, mulai hari ini ia akan jadi rio yang kuat, rio yang ceria, rio yang semangat dan rio si pembawa kebahagiaan untuk semua orang yang ada di sekelilingnya,,, dan itu akan dia lakukan di sisa asanya, di sisa kekuatan yang ia miliki saat ini
“ sayang, kamu lagi apa disini,,,” ify masuk ke dalam kamar rio, cukup membuat sosok tampan itu terkejut, namun tak membuat reaksi gamang di wajahnya, rio tersenyum kecil pada kekasihnya itu,
“ kamu kapan dateng fy?” Tanya rio , ify meletakan nampan berisi buah buahan serta segelas air putih dan segelas susu hangat di atas meja, lalu berjalan menghampiri rio dan memeluknya erat,, dibalasnya pelukan ify dengan erat oleh rio seakan akan tak ingin pelukannya terlepas dari gadisnya itu “ hey cantik, kapan kamu dateng? Kok ga bilang aku dulu, kan bisa aku jemput.” Tanya rio lagi
“ baru aja kok, aku mau kasih kejutan abis aku kangen kamu..” ify melepaskan pelukannya lalu di tatapnya rio,, di sentuhnya pipi rio yang kini mengecil dan tampak lebih tirus , ingin rasanya ia menangis melihat kondisi rio saat ini, amat sangat berbeda dengan kondisinya dulu, ify kembali melingkarkan kedua tangannya di tubuh rio, ify ingin memeluknya seperti ini selamanya dan tak ingin melepasnya “ kamu kok ga pake jaket sih yo, disini kan dingin, aku ambilin dulu ya “
“ aku hangat kok, kan ada kamu fy…” ify tersenyum kecil, di cubitnya pelan pinggang rio,
“ dasar gombal, ayo minum obat dulu, nanti kamu lupa lagi,,,” ify melepaskan pelukanya lalu berjalan mengambil segelas airputih dan kotak obat milik rio, obat satu persatu di buka oleh rio, sungguh banyak, terkadang ify berfikir, bagaimana jadinya hidup rio tanpa salah satu dari butiran kecil itu, rio meminum obatnya sebagian lalu setelah tenggukan pertama selesai rio meminum sisa obat di tangannya,
“ kamu mau ngomong sesuatu sama aku kan? Kita duduk di beranda aja yuk sambil main gitar…” ajak rio, ify mengangguk, ify mengambil gelas yang ada di tangan rio lalu kembali meletakannya pada nampan. Rio mengambil gitarnya lalu berjalan duduk bersandar pada jendela beranda, disusul ify yang duduk di sampingnya membawa sepiring buah buahan yang ia bawa tadi.
“ yo aku kemarin udah ngobrol sama agni sama via mengenai masalah shilla,,”
“ terus?”
“ ya jadi kita ber 3 udah mutusin buat ngurangin waktu bareng kalian , ya setidaknya lebih banyak waktu buat shilla, biar dia engga ngerasa sendiri, gimana menurut kamu?” ify menusuk sepotong apel dengan garpu lalu di julurkannya pada rio, tanpa ragu rio membuka mulutnya lalu mengunyahnya hingga habis,,
“ karena aku pacar kamu jadi ya aku keberatan, kita baru 3 hari jadian kan fy… tapi karena ini ulah alvin oke aku ngalah ,,,” ucap rio sok bijak, ify hanya tertawa kecil, “ Gabriel sama cakka udah tau?” kali ini ify mengangguk
“ udah, tadi pulang sekolah aku sama via sama agni udah ngomongin hal ini di ruang osis sama kak cakka sama kak iyel..”
“ terus jawaban mereka apa?”
“ sama persis kaya kamu,, kalian terlalu kompak tau ngga…” rio tertawa mendengarnya, rio mengacak acak rambut ify gemas
“ terus rencana kalian apa? Saran aku sih bikin shilla sibuk, buat sementara dia lupa sama Alvin sampe Alvin balik…”
“ ia aku juga mikir gitu, lagian emang Alvin kemana sih? “
“ yang pasti dia bukan pergi buat ngindarin shilla, dia lagi sama papanya…”
“ loh papanya Alvin udah balik lagi ke indo yo?” rio mengangguk perlahan sambil memetik gitarnya, sebuah nada mulai tercipta dari petikan petikan gitarmya,
“ udah, karena itu, shilla harus sedikit bersabar,,,” ify mengangguk mengerti, alunan nada petikan gitar rio mulai mengalun cepat, ify mulai mengikuti alur nada itu dengan suaranya, sebuah lagu dari boys like girls – two is better than one – mengalun indah di iringin oleh petikan gitar rio serta suara indah rio dan ify dan membuat malam mereka berdua semakin sempurna
*************************************************
Siang ini di SMA cakrawala diadakan pertandingan persahabatan antara tim basket SMA cakrawala dan tim basket dari SMA budyawachana yogyakarta , meskipun hanya pertandingan biasa namun keadaan sekolah siang ini sungguh berbeda, biasanya hanya beberapa menit bel pulang berbunyi sekolah sudah terlihat sepi akan tetapi siang ini keramaian di sekolah nampak tak berkurang, banyak di antara mereka yang ingin menyaksikan pertandingan basket siang ini karena popularitas tim basket yang meningkat sejak menang dalam turnamen tingkat nasional membuat banyak orang penasaran ingin melihat permainan tim basket mereka.
“ siap siap ya 30 menit lagi kita main, kita briefing formasi setelah itu ganti pakaian dan lakukan pemanaasan di lapangan,,, “ ucap rio, yang lain mengangguk menuruti, mereka semua berkumpul membuat lingkaran dengan rio berpusat di tenganya dengan memegang board formation,
“ starter nya Gabriel cakka debo riko sama obiet, sisanya siap di bangku cadangan…”
“ kok lo ga main yo?” Tanya obiet , rio mengangkat kepalanya yang tertunduk…
“ boleh dong sekali kali gue liat kalian main, lagian ada debo yang gantiin posisi gue, dia lebih jago loh…” ucap rio sambil menatap debo dengan cengiran terpeta di wajahnya, debo sesungguhnya juga heran mengapa rio tak main karena rio tidak nampak sedang menahan sakit di kepalanya
“ bilang aja ga ada Alvin jadi hati lo ilang setengah..” sambar riko yang membuat para pemain lain yang sebelumnya bertanya Tanya mengangguk kecil sambil tersenyum,, rio hanya tertawa kecil menanggapinya…
“ udah udah, rempong deh lo… ayo cepet ganti kostum, langusung pemanasan,, sisa 20 menit lagi sebelum pertandingan…” ucap rio, yang langsung di laksanakan para pemain, semua pemain berganti pakaian termasuk rio, tak lama mereka pun keluar dan mulai melakukan pemanasan, yang di pipmpin oleh rio
“ rio…!” rio menghentikan gerakannya , ia memutar kepalanya mencari arah dari sumber suara yang tadi memanggilnya, dari kejauhan nampak sebuah tangan melambai kepadanya, rio tersenyum kecil melihatnya ia mengenali siapa gadis yang melambaikan tangan padanya itu
“ kka, gantiin gue bentar,,,” cakka menoleh, rio menunjuk kea rah gaadis yang berdiri di luar lapangan, cakka tersenyum kecil,
“ udah dateng rupanya, yaudah gue gantiin…” rio berlari kecil menghapiri gadis itu, para anggota tim lain mengalihkan perhatian mereka mengikuti langkah rio, namun pelototan mata cakka membuat mereka kembali focus pada pemansan mereka,,,
“ akhirnya sampe juga, gimana perjalanannya?” Tanya rio , gadis itu tersenyum kecil lalu mengacungkan kedua jempolnya
“ puas kok, gue jarang banget ke jakarta soalnya, dan makasih ya yo udah undang gue sama tim basket sekolah gue buat tanding sama kalian, suatu kehormatan banget nih..”
“ kehormatan? Ini ga seberapa ik sama bantuan lo ke tim basket kita beberapa waktu lalu, kalo ngga ada bokap lo ceritanya pasti lain…”
“ yaudah ah, eh ngomong ngomong iyel mana yo?” rio memutar kedua bolamatanya, oik hanya tersenyum melihat reaksi rio
“ oik, ini Jakarta loh, beda sama jerman, inget iyel punya pacar jadi…”
“ iya rio, gue ngga niat macem macem kok, Cuma kangen dikit,, dikit aja bener deh…”
“ yaudah, inget ya jaga sikap, jangan sembarangan gandeng sembarangan peluk sembara….”
“ kaya gini ya,,,” oik memeluk rio tiba tiba, rio sedikit terlonjak kaget,, oik tertawa kecil melihatnya, lalu di gamitnya lengan rio dengan manja,,, kedua bola mata rio melebar.. “ sama iyel doang kan? Berarti sama lo gapapa kan? Yah lo ga kalah ganteng kok sama iyel, ga dapet kakaknya adenya pun oke…” rio menghela nafas berat, ini memang sifatnya oik manja supel dan cuek, rio hanya bisa berharap ify tak melihatnya dengan oik sekarang,,, “ yaudah ayo kelapangan gue udah ga sabar mau liat ketampanan kakak lo itu yo…”
“ iya udah ayo…” mereka berdua pun berjalan menuju lapangan basket masih dengan oik yang bergelayut maja di lengan rio yang mengundang semua mata menatapnya, tak terkecuali ify yang tenpa sengaja melihat pemandangan itu dari kejauhan, meskipun dari jarak yang cukup jauh tetap membuat hatinya panas…
“ siapa tuh cewe berani beraninya gadeng tangan rio kaya gitu!, dia ga tau rio itu udah punya gue ya..!! liat aja sampe gue tau siapa dia gue patahin dia jadi 2..!! “ via menepuk nepuk pundak ify berusaha menenangkannya, ctaaakkkk, sebuah pinsil kayu milik via yang ada di tangan ify tiba tiba terbelah menjadi 2,
“ yah via, patah…” ucap ify pelan, mereka berdua menatap pinsil via kini terbelah dua,, ify mengangkat wajahnya menatap via, ia sungguh tidak enak dengan via, via menatap pinsil kesayangannya itu dengan nanar, dan dengan senyum hambar via menarik ify kembali berjalan menuju pintu gerbang untuk menyusul shilla dan agni. Sedangakn di lapangan basket terjadi sedikit keheboohan, oik yang memang cantik kini menjadi pusat perhatian
“ semua, kenalin ini oik…” ucap rio pada teman teman se timnya yang sejak tadi sudah menatap oik penasaran, oik tersennyum, disertai dengan sedikit membungkukan tubuhnya. mereka pun menghentikan pemanasan mereka, oik berjalan menghampiri cakka lalu memeluknya, sama seperti yang ia lakukan pada rio sebelumnya.
“ cakka. Gue kangen loh sumpah deh…” cakka tertawa kecil membalas pelukan oik,
“ loh yakin kangen gue? Bukan kangen iyel?” skak,, wajah oik mendadak merah. Di lepaskannya pelukan cakka lalu tertunduk menyembunyikan wajah merahnya. Rio hanya tersenyum kecil, sedangkan Gabriel yang namanya di sebut sebut menatap cakka dengan kening yang berkerut
“ kenapa gue?” Tanya iyel polos, ia mengarahkan telunjuknya pada dirinya
“ ya soalnya..” kedua mata oik melirik cakka dengan tajam. Oik berbisik kecil di telinga cakka…
“ kalo sampe lo ngomong gue cium lo,,,” ancam oik, cakka kembali tertawa…
“ wah mau dong…” ucap cakka menantang oik,, lalu oik menunjuk ke sebuah arah di dekat pintu gerbang, dimana disana berdiri agni via shilla dan ify sedang mengobrol. Cakka pun terdia, ia menyerah ia mendengus kecil, oik tersenyum lebar penuh kemenangan,
“ emang kenapa sama gue ik?” kini Tanya Gabriel, oik hanya menatap iyel diam, ia bingung. Namun terlihat rio berjalan menghampiri iyel dan membisikan sesuatu di telinga iyel yang membuat iyel tersenyum. Tiba tiba ia menarik debo yang berdiri agak jauh di belakang. Ia sedang diam tak memperhatikan karena sibuk dengan bola yang ada di tangannya, debo pun terkejut saat iyel merebut bolanya lalu menarik debo berjalan kearah oik.
“ ik, kenalin namanya debo dia salah satu pemain basket terbaik di sma cakra, dia juga salah satu penerima beasiswa dicakra. Dan yang terpenting dia high quality jomblo. Wajah debo memerah mendengar ucapan iyel, oik menatap debo dari ujung kaki hingga ujung kepala. Lalu ia mengangguk kecil
“ jadi ini yang mau lo kenalin ke gue yo?” rio hanya mengangguk kecil, oik menghela nafas pelan
“ tipe pembual dan manja suka buat onar dan suka seenaknya sendiri. Ngga peka.egois. ga mandiri. Terlalu glamour. Yah kategori playboy. Bukan tipe gue banget…” ucap oik telak di depan semua anak anak basket dari tim cakrawala dan tim budyawacaha yang sebelumnya sudah ada disana, debo menatap oik tidak percaya. Ini pertama kalinya ada seorang wanita yang menilai dirinya dengan negative, sebelumnya para wanita yang ia temui selalu mengatakan ia tampan dan ya hal hal baik tentangnya tidak seperti ini. Rio tersenyum kecil ke arah debo. Debo mengangguk kecil dan tersenyum ia kini mengerti kenapa rio ingin mengenalkannya pada oik, karena oik ternyata memang special.
************************************************
Pertandingan berjalan seru. Kedua tim saling mengejar angka. Rio yang kali ini bertugas menjadi manager tim memberikan pengarahan pada teman temannya dari pinggir lapangan dan akhirnya setelah 4 quarter pertandingan pun berakhir dengan hasil kemanangan tipis di raih oleh tim basket sma cakrawala. Para pemain pun bersalaman dan kini berbaur di tengah lapangan sambil mengistirahatkan tubuh mereka.
“ pemainan bagus. Kalian hebat. Kalian pantas jadi juara nasional tahun ini…” ucap salah satu pemain budyawachana bernama senna yang di setujui oleh pemain lain
“ kalian juga hebat, padahal ini pertandingan persahabatan tapi udah kaya main di final kejuaraan, gue beneran capek loh…” ucap riko menanggapi
“ harusnya sih kita kalah telak, dengan adanya debo di tim sekarang dan kali ini pun rio sama Alvin ga main. Jadi belum sempurna lain kali kita main full team ya” ucap risky sangkapten budya wachana. Rio mengangguk menyanggupi mereka saling membenturkan tinjunya mereka semua pun tertawa di tengah lapangan saling berbagi pengalaman dan cerita. Namun di sisi lain debo sedang terfokus kearah bangku pemain dimana disana oik sedaang terduduk sambil menatap ke arah mereka dengan senyum di wajahnya. Dan debo harus mengakui bila oik terlihat sangat cantik saat ini. Debo tertawa kecil dengan fikiran fikiran di kepalanya. Dalam waktu sekejap oik mampu menyita fikirannya. Sungguh wanita yang hebat.
Oik duduk di kursi penonton sambil menatap kea rah teman temannya di tengah lapangan. Sebenarnya tatapanya hanya pada satu orang Gabriel. Namun tak ada yan tau karena jarak mereka yang berjauhan. Oik menopang dagunnya pada tangan kanannya yang bertumpu pada kakinya. Ia tersenyum kecil manatap senyum itu. Senyum dari pria yang saat ini memenuhi hatinya. Pria yang sejak 10 tahun menetap di hatinya.
“ setampan itukah Gabriel? “ oik terlonjak kaget. Ia menoleh dan mengelus dadanya tempat dimana kini jantungnya berdegup cepat. Tentunya karena terkejut. Ditatapnya orang yang kini duduk di sebelahnya dengan jengkel
“ apa sih lo…” ucap oik jutek. Debo menaikan sebelah alisnya
“ sampe sekarang lo masih suka sama iyel?”
“ apa sih siapa yang suka sama iyel…” ucap oik masih dengan nada yang dingin debo kini tertawa kecil
“ anak kecil yang baru bisa jalan aja tau kalo lo suka sama iyel. Lo aja ngeliatinnya sampe korena lo ngongol…” oik memutar kedua bola matanya. Nampak mulai kesal
“ plis ya bobo rabo kebo atau apapun nama lo jangan berisik. Kalo mau duduk sini duduk yang manis diem jangan ganggu gue…” ucap oik lalu kembali menikmati wajah tampan iyel, tiba tiba debo bangkit berdiri. Membuat oik sedikit melirik ke arahnya
“ apa ya reaksi iyel kalo dia tau ada cewe yang senyam senyum ngeliatian dia sampe matanya mau copot…”
“ kalo sampe lo bilang…”
“ gue ga takut…” debo berjalan meninggalkan oik, ia kembali ke tenngah lapangan dan langkahnya terlihat menuju kea rah Gabriel. Kedua mata oik kontan melebar, debo terlihat tidak main main. Debo merendahkan dirinya berjongkok di samping iyel
“ yel gue mau nanya deh…” ucap debo membuat iyel mengalihkan perhatiannya , di ikuti oleh yang lain, oik mulai gugup, ia dapat melihat debo yang memang serius akan ucapannya tadi..
“ nanya apa bo?” ucap iyel menatap debo
“ kalo ada seorang cewe yang ngeliatin lo sambil senyum senyum dan sampe kedua matanya hampir keluar gimana?”
“ loh emang ada yang sampe kaya gitu? Siapa?” iyel mengerutkan keningnya berfikir
“ debo gue mau ngomong…!” ucap oik tiba tiba. Semua perhatian teralih kea rah oik yang sudah berdiri tak jauh dari debo… debo menoleh lalu berdiri menghampiri oik. Kening oik nampak berkeringat, debo tersenyum , “pintar” ucap debo dalam hatinya.
“ silakan…” debo mempersilahkan oik berbicara, kini oik nampak ragu berfikir sejenak, semua orang menatap oik menanti dengan penuh Tanya apa yang ingin di katakannya
“ lo bersedia nemenin gue selama di Jakarta ga?” oik merutuki ucapannya sendiri,, kedua alis debo terangkat mendengarnya sedikit terkejut
“ maksud lo?” Tanya debo ,,,
“ maksudnya mungkin oik mau minta lo buat nemenin dia keliling Jakarta, dia kan bakalan 2 minggu disini, cukup lama, karena ga ada kerabat jadi ya dia minta tolong lo..” terang iyel “ bener ga ik??” oik mengangguk cepat…
“ sekalian pendekatan juga,,,” sambung rio yang membuat oik tertawa hambar… semua kini mendukung debo untuk menerima permintaan oik, debo memandang oik sejenak,
“ arogan, keras kepala,bertindak tanpa piker panjang, menilai orang hanya dari luar, terkesan sombong, sangat manja, merasa dia lebih hebat dan tidak menarik terlalu biasa. Ga masuk criteria wanita cantik. Dan itu bukan tipe gue” ucap debo dan itu membuat oik diam. Ia menatap debo tak percaya debo membalas yang ia lakukan padanya tadi,, sungguh kali ini oik merasa harga dirinya jatuh menghantam dasar bumi. Yang lain dapat merasakan aura persaingan di antara mereka.
“ oke kalo lo ga…”
“ gue bersedia…” potong debo,,, oik kembali tercengang…” tapi lo ikut aturan gue…” debo berjalan menuju ruang ganti lalu mengambil semua perlengkapannya tak lama ia kembali ke lapangan dengan ransel di pundaknya…
“ gue duluan ya semua, takut macet…” ucap debo,, yang lain pun mengangguk menjawabnya. Debo berjalan keluar lapangan, tak lama ia menghentikan langkahnya lalu memutar langkahnya kembali ke lapangan “ lo mau balik atau gue tinggal disini sampe besok…” ucap debo, oik menatap debo sebal dengan bibir yang dimajukan 5 cm. oik melambaikan tangan pada yang lain tanpa sepatah kata, lalu memutar tubuhnya dan berjalan mendahului debo yang masih menunggunya berjalan,,, debo tersenyum melihatnya,, entah mengapa ia merasa senang,, debo mengacungkan ibujarinya pada rio.. lalu berjalan meninggalkan lapangan bersama oik
“ kayanya lo berhasi bro…” ucap cakka,,
“ sepertinya gitu,, semoga aja sukses…” rio tersenyum menatap debo dan oik, kembali satu tugasnya ia selesaikan dengan baik… riko menepuk bahu rio cakka dan iyel cepat, membuat mereka ber 3 menoleh , riko menunjuk kea rah pintu gerbang, terlihat via agni dan ify sedang berjalan menuju lapangan,
“ kali ini kayanya ga sukses deh…” ucap Gabriel yang di jawab anggukan oleh rio dan cakka,, mereka ber 3 pun segera bangkit meninggalkan lapangan lalu berjalan menghampiri kekasih mereka yang menatap mereka dengan tatapan bagai elang ingin menerkam mangsa….
********************************************
Via masih duduk terdiam di dalam mobil iyel, setelah tadi dari sekolah mereka ber 2 memutuskan untuk pergi ke danau di belakang komplek rumah mereka sebelum pulan kerumah untuk menyelesaikan masalah, namun sejak tadi via hanya diam tak bergeming, iyel sejak tadi dalam perjalanan pulang terus mengajak via berbicara namun tetap tak di gubrisnya. Via tetap diam sambil menatap lurus ke depan, kini iyel turun dari mobilnya ia duduk di di rumbut dan bersandar pada kap mobilnya, sebelumnya ia mengambil gitar yang selalu ia bawa dalam mobilnya, sambil menunggu via ia memutuskan memainkan gitarnya menenangkan emosinya.
Braaakkkk
Suara pintu mobil yang ditutup, iyel bangkit berdiri terlihat via berjalan meninggalkan iyel, iyel segera berlari kecil menghentikan langkah via
“ vi, kamu kenapa si? Ada apa, coba jelasin apa salah aku?” Tanya iyel pada via yang berdiri tertunduk di depannya, via mengangkat wajahnya menatap iyel
“ jawab aku jujur, oik, dia cewe yang ada di jerman saat kalian olimpiade? Yang suara selalu terdengar saat kita lagi teleponan..?”
“ iya, oik itu temen aku dari sd, dia kakak kelas aku dulu di sd vi sebelum aku pindah, dan kita ketemu lagi di jerman saat olimpiade itu..” via mengangguk settelah itu kembali bersaha berjalan meninggalkan iyel namun kembali menghentikannya
“ salah aku apa? Salah kalo aku temenan sama oik? Jadi kamu marah sama aku hanya karena hal itu? Kamu egois vi..”
“ yel..! ini ga semudah yang kamu fikir, oik suka sama kamu..!”
“ apaan sih vi, kamu tuh mikirnya berlebihan, jangan suka asal ngomong,,”
“ aku ga asal ngomong yel. Aku sama dia sama sama perempuan, aku tau gimana tatapan seorang perempuan yang suka sama seorang laki laki, tatapan itu beda, dan hal itu terjadi saat oik lagi ngeliatin kamu main tadi..”
“ vi, ga ada bukti oik suka sama aku,,”
“ yel, aku tau,, aku bisa liat sama mata aku, jangan terus bela dia!..”
“ siapa yang bela dia sih,! Oke! Kalo oik suka sama aku terus kenapa, toh aku ga suka sama dia vi… hati aku milik kamu, dan disini” iyel menunjuk dadanya “ Cuma ada kamu…”
“ perasaan suka itu bisa tumbuh kapan pun dimanapun dan dengan siapapun seiring berjalannya waktu kamu pasti…”
“ jadi kamu ngeraguin perasaan aku? Kamu ga percaya aku? Asataga, kamu via kan? Harusnya kamu lebih tau aku dibanding siapapun.. sekarang terserah kamu…” iyel beranjak pergi kembali berjalan menuju gitarnya,
“ oh selalu gitu ngindarin masalah, oke kalo maunya gitu, aku rela nyerahin kamu sama oik,, dia memang lebih pantas…”
praaannggggggg
Tiba tiba saja iyel memukul kaca mobilnya hingga pecah, via tertegun terkejut dengan apa yang iyel lakukan, kaca setebal 1cm itu pecah berkeping keeping karena pukulannya, Gabriel berjalan menghampiri via dengan sebuah pecahan kaca di tangannya.
“ kamu liat kaca ini, hati aku jauh lebih rapuh dari kaca ini vi, ga perlu pukulan, haya sebuah kalimat dari mmulut kamu itu mampu bikin hati aku jauh lebih hancur dari kaca kaca itu. Denger satu hal ya vi, aku bukan barang yang bisa kamu kasih ke orang lain, kamu relain buat orang lain dengan seenaknya, aku, aku punya hati punya perasaan… tapi kalo fikiran kamu bersikeras seperti itu, lebih baik kamu tinggalin aku, aku bukan barang bagus buat kamu, jadi silahkan cari barang bagus lain yang bisa dengan mudah di berikan pada orang lain bila sudah bosan..!” Gabriel berjalan meninggalkan sivia , ia memutar mobil lalu mengambil kotak p3a yang berada di bagasi mobilnya, sivia masih dia tertegun airmata mulai mengalir di sudut matanya, ia sungguh menyesali kebodohannya
Gabriel membersihkan tanganya yang bercucuran darah dengan sebotol air yang ada di mobilnya, “ arrggg…” erangnya pelan, ia menggigit handuk kecilnya lalu kembali mencuci tangannya yang masih mengalir darah darah segar.. “rrrrggggg” Gabriel mengerang kencang, namun suaranya tertahan dengan handuk yang di gigitnya. Keringat mulai bercucuran di dahina, ia membuka kotak p3k nya, di ambilnya sebuah kapas lalu di berikan obat pengering luka dan di oleskan perlahan pada kulitnya yang terluka. Reaksi obat yang cepat membuat gabriek kembali mengerang, perlahan ia bubuhkan obat yang sudah ia tuangkan di kapas pada kulitnya yang terluka, keringa mengucur lebih banyak dari dahinya akibat menahan rasa sakit, setelah selesai Gabriel mengambil gulungan perban lalu ia mencoba membalut tangannya yang terluka dengan sebelah tangannya yang bebas, namun sulit, berkali kali ia coba dan gagal.
“ ga akan bisa dengan satu tangan,,,” via mengambil perban yang ada di tangan iyel, lalu mulai membalut luka di tangan iyel dengan perlahan, iyel hanya diam, ia berusaha mengendalikan emosinya yang tadi sempat meledak. Airmata via mengalir deras di sudut matanya membasahi perban di tangannya, dengan sebelah tangannya Gabriel menghapus airmata di kedua mata via. Via mengangkat wajahnya yang di banjiri airmata.
“ sudah selesai..” ucapnya pelan… Gabriel menggerak gerakan jari jarinya perlahan lalu tersenyum kecil…
“ lebih baik, terimakasih…”
“ maaf… maafin aku, aku sadar aku salah, aku memang bodoh maafin aku yel, maaf,,” ucap via, ia tertunduk menangis, gabrie menatap via lirih, ia terlalu emosii tadi, Gabriel menghela nafas panjang, lalu di sentuhnya puncak kepala via,
“ belajar dewasa vi, ga semua hal dapat kamu simpulin hanya dengan melihat, namun bila memang hal itu benar, pecahkan dengan kepala dingin, dan satu lagi menangis ga akan nyelesain masalah…”
“ iya aku tau aku salah, maafin aku yel…”
“ yaudah, aku udah maafin kok, jangan nangis lagi ya…” via mengangguk kecil lalu di peluknya Gabriel dengan erat, ia kembali menangis di pundak Gabriel. Namun kali ini Gabriel membiarkannya, menurutnya mungkin inilah cara para wanita melepaskan bebannya, meskipun memang tak menyelesaikan masalah, namun bila beban hilang, masalah pun bisa di pecahkan dengan kepala dingin.. dan itu lebih baik… haripun mulai gelap, Gabriel mengambil handpone di sakunya lalu menelepon bengkel langgananya untuk memperbaiki mobilnya,
“ ayo pulang,,,” ajak Gabriel,,, via melepaskan pelukannya
“ mobil kamu?”
“ nanti orang bengkel yang ambil, kita jalan kaki gapapa kan?”
“ ga masalah, yaudah aku ambil tas dulu,,” via berlari kecil mengambil tas mereka berdua di dalam mobil gabriel,, Gabriel pun bangkit berdiri dan meletakan gitar ke dalam mobilnya
“ hati hati kacanya vi..” ucap iyel,, via mengangguk kecil, via menenteng tas mereka berdua, setelah menutup pintu Gabriel menghampiri via lalu berjongkok di hadapannya.
“ loh kamu ngapain yel?”
“ naik, aku gendong ya sampe rumah…”
“ ga usah aku kuat jalan kok yel…” iyel menarik tangan via memaksanya naik ke punggunya membuat via mau tak mau naik ke punggungnya,,,
“ aku Cuma mau di peluk kamu sepanjang jalan vi,, “ via tersenyum kecil, lalu di jitaknya Gabriel pelan,,, Gabriel hanya menyeringai kecil.. via mengeratkan lingkaran tangannya di pundak Gabriel, ia meletakan dagunya di pundak iyel lalu berbisik pelan…
“ I love you….”
“ I love you too vi..”
No comments:
Post a Comment