semuanya kini tinggal kenangan hanya sebuah kenangan,, kamu selamanya akan jadi hal temanis untuk aku,, terimakasih atas kebersamaan kita selama satu tahun ini,,,, always love you
collection of stories about love family life brotherly affection competitive struggle and the and all the tragedies in life
DEANISA HANNA RASELLA
Tuesday, December 20, 2011
Friday, September 9, 2011
you're my best brother #31b
******************************************************
Teriakan rio terdengar jelas dari dalam kamarnya malam ini, sakit di kepalanya kembali menghampiri, dan rasanya semakin hari semakin menyakitkan, rio menenggelamkan kepalanya dalam bantal miliknya namun itu tetap tak membuat erangannya teredam, suara terikanannya masih terdengan hingga ke seisi rumah, bu maria yang sedang berada di dapur bersama pak dedi hanya bisa berdiam menunggu dan berdoa agar rasa sakitnya cepat hilang, tubuh bu maria bahkan sampai gemetar saat berdiri di depan kamar rio membawa nampan berisi segelas air minum dan makan malam untuk rio. Ia tak sanggup mendengar teriakan rio, teriakannya terdengar menyakitkan
Ify duduk di depan meja belajarnya dengan earphone terpasang di kedua telinganya, sambil menggerakkan pinsil di atas kertas gambarnya ify bersenandung kecil mengikuti lantunnan lagu yang sedang terdengar, di bayangkannya wajah tampan sang kekasih lalu di wujudkannya dalam bentuk sketsa gambar di kertas putih di hadapannya saat ini.
Dddddrrrrrttttt, drrrttttttttttttttt dddrrrrrrrrrrrrrrrtttttt
Handpone ify bergetar di atas tempat tidurnya, ify yang masih bisa mendengarkan getaran handponenya segera melepaskan earphonenya lalu mengangkat telepon yang telah bordering sejak tadi.
“halo…” sapa ify
“ halo non ify, ini bu maria..”
“ bumaria? Loh ada apa nelepon ify?”
“ mas rio non, mas rio sakit lagi, bumaria ga kuat dengerin teriakan mas rio daritadi, udah hamper setengah jam non, mas rio masih aja mengerang kesakitan…” ify tertegun mendengarnya, dengan segera ia mengambil kunci mobilnya lalu segera turun dari kamarnya ,
“ bumaria kabarin ify kalo ada apa apa, ify kesana,,,” ify segera mematikan teleponnya, dan berlari ke garasi menuju mobilnya,
“ ify kamu mau kemana?” Tanya mama saat melihat ify berlari menuju garasi dari arah dapur
“ kak rio sakit lagi ma, ify mau kesana, Alvin lagi ga ada soalnya,,,” ucap ify cepat,,, “ ify pergi ma,,,”
“ hati hati sayang,,,” ucap mama ify, ify segera menekan laju gasnya dan bergegas menuju rumah rio…
Rio menarik rambutnya kuat kuat, rasa sakit di kepalanya seakan akan membuatnya ingin mempereteli satu persatu organ di kepalanya, rasa sakitnya kali ini tak kunjung hilang, tubuhnya mulai lemas tak mampu lagi berteriak, rio meringkuk di atas tempat tidurnya dengan selimut yang memberit di tanganya guna melindungi tangannya bisa rio kembali menggigit lengan kananya guna menahan rasa sakit,,,
Braakkkkk… pintu terbuka kencang, dengan penglihatan yang sedikit kabur karena peluh di kelopak matanya rio dapat melihat kekasihnya masuk ke kamarnnya dan berjalan menghampirinya, dengan sekuat tenaga rio bangkit lalu bersandar pada tempat tidurnya,
Wajah ify terlihat panic, ia sangat kawatir melihat keadaan rio saat ini, wajahnya pucat, tubuhnya basah penuh keringat bahkan nafasnya tersengal sengal, ify berjalan mendekat ingin memastikan keadaan rio , namun rio segera menghentikannya
“ stop.. jangan deketin gue,,,!” ucap rio tegas dengan sisa sisa kekuatanya dan nafas yang memburu,, ify berhenti melangkah, namun beberapa saat kemudian ia kembali berjalan mendekat
“ rio aku Cuma mau liat keadaan kamu,,”
“ pergi..!! jangan mendekat..!” ucap rio kini bercampur teriakan, terlihat raut marah di wajahnya..
“ yo aku Cuma,,”
“ gue bilang pergi…” rio menghampiri ify lalu menarik tangan ify keluar dari kamarnya dan segera menutup pintu kamarnya dan menguncinya agar ify tak dapat masuk.
“ rio biarin aku masuk, yoo aku…”
“ AARRRRRRRRRGGGGGG……” suara erangan rio kembali terdengar dari dalam kamarnya dan kali ini terdengar sangat kencang, ify mulai panic, ia bingung ia rasanya ingin menangis saat ini, ia tak tau harus melakukan apa…
Bruukkkkkkkkkkk
Tak lama terdengar suara benturan, sepertinya rio jatuh pingsan
**********************************************************
Rio mengerjap ngerjapkan kedua matanya, kepalanya sedikit pusing namun rasa sakitnya sudah tidak terasa lagi, ia bangkit dari tidurnya, ia ingat tadi ia tak sadarkan diri dan tergeletak di lantai kamar depan pintu, ify fikirnya langsung saja terbersit akan sosok kekasihnya, dengan tubuh yang masih lemas rio bangkit berdiri dan berjalan perlahan menghampiri pintu, dibukanya pintu yang tadi di kuncinya, dan rio mendapati kekasihnya sedang bersandar pada tembok di depan kamarnya sambil terus menangis
“ ify…” panggil rio pelan, ify menoleh menengar namanya di panggil,
“ rio,,,” ify segera bangkit berdiri lalu berlari kecil menghampiri rio lalu di peluknya kekasihnya itu, dengan sisa tenaganya rio tersenyum, ia mengerti betapa kawatirnya ify padanya, “ ayo masuk aku bantu,,,” ify segera melingkarkan tangan rio di pundaknnya lalu membatunya berjalan kea rah tempat tidurnya yang berantakan, rio duduk di atas meja belajarnya menunggu ify yang sedang membereskan tempat tidurnya, setelah selesai ify kembali membatu rio berjalan menuju tempat tidurnya, rio berbaring di atas tempat tidurnya, tubuhnya sangat lemas , rasa sakit di kepalanya kali ini sangat menguras tenaganya,
“ kamu udah gapapa kan? Masih sakit?” rio menggeleng kecil menjawab pertanyaan ify, ify tersenyum lega,
“ tadi aku takut kamu kenapa kenapa kalo deket aku, bisa aja aku ngelakuin hal kasar ke kamu tadi maaf ya,,,” ify mengangguk di senyuhnya pipi rio perlahan
“ yang penting kamu ga kenapa napa. Aku tadi Cuma kawatir,,”
“ jangan nangis lagi ,,,” ucap rio pelan, ify segera menghapus airmatanya lalu tersenyum, rio mengacak acak rambut ify pelan ikut tersenyum.
“ makan ya kamu belum makan kan dari siang…” rio kembalii menggeleng, wajah pucatnya membuat rio tampak sangat sangat lemah
“ aku cape, mau tidur…”ify menatap rio sejenak, namun tak lama ify mengangguk,
“ yaudah kalo kamu mau tidur, aku keluar ya, selamat…” ify bangkit berdiri, namun tangan rio mencengkram tangan ify kuat menghentikannya, rio menggelengkan kepalanya
“ jangan tinggalin aku sendiri…” ucap rio serak, rio menatap ify dengan tatapan memohon,, rio menarik ify kembali duduk di atas kasurnya lalu rio meringkukan tubuhnya dan meletakan kepalanya di atas paha ify, rio meletakan sebelah tangan ify di atas kepalanya dan tangan ify yang satunya ia gengam dengan erat, ify tersenyum kecil airmata kembali mengalir di sudut matanya, ify mengusap usap kepala rio perlahan penuh sayang, ify pun menyanyikan sebait lagu sebagai penghantar tidur untuk rio,, rio tersenyum kecil, ia merasa sangat nyaman dan ia tak takut untuk memejamkan matanya kali ini, ify terus menyanyi dan mengusap kepaala rio hingga rio tertidur pulas di atas pahanya, ify menatap sebelah tanganya yang berada di genggaman rio, ia tau betapa lelahnya rio dan lemahnya ia setelah malam yang menyakitkan , namun di sisa tenaganya yang mungkin nyaris habis rio masih mampu menggengam tangan ify erat hingga ify pun tak sanggup melepaskannya, akhirnya ify pun ikut tertidur karena tubuhnya mulai lelah,
***********************************************
Sinar matahari pagi yang menembus jendela membuat ify terbangun dari tidurnya, ia mengerjap ngerjapkan keduam matanya memperjelas pandanganya yang buram, ia bangun lalu menyadarkan diri tempat tidur bersprai putih itu. Ify memandang sekeliling, ia ingat semalam ia menginap dirumah rio, dan ia pun tau ini kamar rio, namun dimanakah sang pemilik kamar, ia tak nampa ada di dalam kamar,
Cklekk…
Pintu terbuka, rio terlihat di balik pintu bersama dengan sesetel seragam sekolah milik ify ditangan kirinya, rio tersenyum melihat ify yang baru saja terbangun, ify pun ikut tersenyum melihat kekasihnya itu nampak jauh lebih baik dari semalam, rio berjalan menghampiri ify,
“ good morning mrs. Mario …” rio merendahkan tubuhnya , sebuah ucapan selamat pagi mendarat di kening ify dengan lembut, ify tersenyum tersipu, hadiah yang sangat indah di pagi hari ini ,
“ morning,, kamu udah bangun dari tadi? Kenapa ga bangunin aku..” wajah ify merenggut, rio mengacak acak rambut ify pelan, ia tertawa kecil
“ tidur kamu pules sih, jadi ga aku bangunin deh,,”
“ sseragam aku sama tas aku siapa yang anter??” Tanya ify bingung melihat ransel di atas meja belajar dan seragam yang ada di tangan rio…
“ mama kamu tadi pagi kesini bawain seragam sama tas kamu,,,, yaudah sekarang kamu mandi, aku tunggu di bawah , kita sarapan bareng…”’ ify mengangguk, ia pun segera bergegas menuju kamar mandi… rio pun turun kembali menuju dapur untuk membantu bu maria menyiapkan sarapan mereka, bu maria tersenyum melihat rio yang dengan semangat membantunya menyiapkan sarapan pagi ini, ia sungguh sangat senang melihat majikan kecilnya yang amat ia sayangi kembali bisa tersenyum pagi ini, airmata tergenang di pelupuk mata bum aria, rio yang melihatnya menatap bu maria dengan bingung
“ bu maria kenapa nangis?” di usapnya airmata wanita paruh baya di hadapannya itu dengan jarinya, bu maria menggeleng kecil, dan airmatanya pun jatuh mengalir di sudut matanya,
“ bu maria seneng mas rio bisa senyum lagi pagi ini…” ucap bu maria dengan suara serak bercampur isakan, rio tersenyum , di peluknya wanita yang sudah mengabdi padanya selama hidupnya itu.
“ bu maria akan liat senyum rio tiap hari kok, jadi jangan nangis lagi ya,,,” bum aria mengangguk kecil,, mereka pun saling tersenyum lalu kembali melanjutkan kegiatan mereka menyiapkan sarapan pagi ini..
setelah ify selesai bersiap siap mereka ber 2 pun sarapan bersama, bersama sama juga dengan bu maria serta pak dedi, mereka ber 4 tertawa menceritakan kenakalan rio saat ia masih kecil pada ify, rio yang sedang di bicarakan hanya mengangguk tersenyum ikut mengingat ingat masa kecil nya yang indah dulu.. sampai akhirnya rio dan ify pun berangkat ke sekolah pagi ini.
“ kamu gapapa berangkat bareng aku? Gimana sama perjanjian kalian??” ify menghela nafas berat mendengar pertanyaan rio,
“ aku ga ngerti yo, yang aku tau aku ga mau jauh dari kamu sekarang, aku takut kamu kenapa napa…”
“ aku ngga papa kok fy, liat aku udah sehat kan?”
“ tetep aja yo,, aku yakin kok yang lainnya akan ngerti aku kalo ada di posisi aku,,,”
“ fy tapi kan…”
“ rio,, ngerti aku dong,,,,”
“ fy denger aku,,, jangan pernah menomor 2 kan sahabat dibandingkan kekasih kamu.. sahabat harus tetap jadi nomor satu setelah keluarga, kekasih bisa jadi mantan kekasih tapi sahabat ga akan pernah jadi mantan sahabat, liat aku, aku tau apa yang aku rasa, aku ga akan bikin kamu khawatir, aku baik baik aja, jangan perlakukan aku berbeda, jangan buat aku justru terlihat lemah karena penyakit aku ini, itu justru akan membuat aku merasa ga berguna…” ify terdiam mendengar ucapan rio, ia tau apa yang rio katakana benar, namun saat ini, setelah melihat apa yang terjadi pada rio semalam ia sungguh sungguh tak ingin jauh dari rio, mereka ber 2 pun terdiam sepanjang perjalanan, sampai akhirnya mereka sampai di pelataran parkir sekolah,
“ yang kamu bilang memang benar, tapi satu pertanyaan buat kamu, apa yang akan kamu lakukan bila ada di posisi aku sekarang… apa hal yang tadi kamu omongin sama aku?” ify membuka pintu mobil rio lalu segera turun tanpa menunggu jawaban dari rio, rio terdiam, ia menyandarkan tubuhnya sejenak, ia hembuskan nafas kuat kuat…
“ jawabannya , aku akan lakuin apa yang kamu lakukan, bahkan mungkin lebih dari yang kamu lakukan sama aku saat ini,,, maafin aku fy,,, tapi suatu hari nanti mereka akan jauh lebih berarti untuk kamu…” rio pun mengambil tasnya yang berada di belakang jok mobilnya , ia pun segera berjalan menuju kelas menyusul ify yang sudah terlebih dahulu menghilang dari koridor.
**********************************************************
Shilla via dan agni berdiri di depan kelas shilla sambil memadang sekeliling mencari sosok ify yang saat bel istirahat tadi tiba tiba saja menghilang,, keanehan ify di kelas hari ini sejak saat pagi ia datang membuat shilla sedikit khawatir, sepanjang pelajaran ify terus saja diam termenung tanpa sedikitpun bicara padanya,
“ ketemu ngga ag?” Tanya shilla,, agni yang sedang melihat kearah koridor perpustakaan sampai kantin menggeleng pelan menjawab pertanyaan shilla, shilla mendengus pelan, ia bingung akan hilangnya ify, di lapangan basket pun hanya ada rio dan tak ada ify, shilla kembali memutar otaknya , memikirkan tempat yang mungkin di datangi ify,,,
“ eh tunggu, itu ify kan?” shilla mengangkat kepalanya yang tertunduk menatap via, via menunjuk sebuah arah, pada lantai 2 gedung seberang dimana disana adalah gedung kelas XI, shilla dan agni mengikuti arah yang via tunjuk mereka menyipitkan mata, terlihat ify yang sedang berjalan di sepanjang korodidor
“ iya itu ify…” ucap shilla yakin, agni mengangguk menyetujui,
Ify berjalan sedikit tergesa di koridor, ia ingin menuju lantai 3 gedung B dimana kelas XI.IPA 2 berada disana, setelah menepuh perjalanan yang cukup memakan tenaga ify akhirnya sampai di ujung lorong lantai 3 gedung B, ia segera mencari sosok yang ingin ia temui, dan kedua sosok tersebut terlihat di pojokan kelas sedang mengobrol
Doordoordooorr, bunyi jendela yang di gedor, cakka dan Gabriel yang sebelumnya sedang berbincang bincang mengalihkan perhatiannya ke luar jendela,, kening mereka berdua pun berkerut melihat siapa yang menggedor jendela mereka itu. “ ify????”
Ify Gabriel dan cakka kini berdiri di pojokan koridor mencari tempat yang sedikit sepi dan leluasa untuk berbicara,
“ ada apa fy? Tumben banget nyari kita ke kelas…” ify hanya terdiam menatap cakka dan Gabriel, membuat kedua pria tampan itu saling tatap karena bingung, ify menghela nafas sejenak
“ ify mau minta bantuan kak iyel sama kak cakka…” kebingungan di wajah cakka dan Gabriel tak pudar meskipun ify sudah menyatakan maksud dari tujuannya datang pada mereka,
“ minta bantuan apa?” ify menatap mereka ber 2 dalam diam, ia nampak ragu untuk mengutarakannya, namun ia harus mengutarakannya setidaknya itu dapat membuat rasa gelisah di hatinya berkurang.
“ ehm gini, ini soal, rio…” ucap ify akhirnya, namuun Gabriel dan cakka masih nampak bingung…
“ rio? Ada apa?” kembali iyel bertanya,,
“ semalem sakit di kepala rio kambuh lagi kak, dan bisa gue rasain dari tiap teriakan rio kalo rasanya sangat sakit, bahkan sepertin semakin parah, soalnya semalem rio sampai pingsan…”
“ apa fy? Lo ga bercanda kan…” Tanya iyel mulai panic, ia sama sekali tak tau karena tak ada yang mengabarinya, ify menggeleng kecil, ia menatap iyel menunjukan bahwa ia serius
“ karena itu kak, gue mau minta tolong buat lo ber 2 jagain rio,, sumpah kak gue takut dia kenapa kenapa, gue liat wajah pucet dia semalem, denger teriakan dia kira kira hampir satu jam lebih, badan dia yang semakin kurus gue takut kak, gue takut rio kenapa napa… setidaknya selama di sekolah jagain rio, setelah pulang sekolah gue yang akan jaga dia, gue ga bisa jaga kak rio walaupun gue ingin , soalnya gue udah janji sama shilla buat…”
“ lo bodoh fy…” ify Gabriel dan cakka menoleh, ternyata shilla sudah berdiri tak jauh dari mereka, shilla menatap ify kecewa, “ sumpah lo bodoh banget fy, lo fikir gue seneng nyiksa kalian semua begini, Cuma karena gue sama Alvin lagi berantem kalian harus ikutan saling berjauhan, lo fikir gue suka,,, ngga fy, kenapa shi lo ga cerita masalah rio sama gue, aduuhhh gue ga abis fikir sama lo, saat rio sakit lo masih aja mikirin hal ga penting…” shilla menghela nafas berat
“ shilla , gue…”
“ lo bikin gue nampak jadi orang paling jahat tau ga sih fy, lo bikin gue nampak gap antes jadi seorang sahabat buat lo semua…”
“ shilla, ngga gitu, ify ngga maksud bikin kamu nampak seperti itu, hanya aja ify mau jaga perasaan kamu,,”
“ tapi ngga dengan cara ngorbanin diri sendiri kan, rio lebih butuh ify dibanding aku via, dan kamu, kak iyel juga lebih butuh kamu saat ini di banding aku, dengan keadaan tangan kak iyel yang luka seperti itu pasti sulit melakukan apapun, tapi kenapa sih kalian malah maksain diri kalian buat lebih perduli sama aku…”
“ shill, via sama ify ngga maksud gitu, mereka memang perduli, gue cakka rio pun perduli,” ucap iyel, shilla tertunduk, ia ingin menangis saat ini, ia butuh Alvin ia ingin Alvin, cakka melangkah mendekati shilla, ia menyentuh puncak kepala shilla,
“ shil, jangan nangis, maafin kami, kammi mungkin salah karena ga mikirin perasaan lo, tapi sungguh semua ini kami lakukan karena kami perduli, kita semua sayang sama lo…” shilla mengangguk mendengar ucapan cakka,, di hapusnya airmata di pipi shilla dengan jari teluunjuknya, shilla pun kembali tersenyum,
“ yaudah, janji ya sama gue, batalin semua perjanjian itu, kita kaya biasa lagi aja, lagipula di deket kak cakka kak iyel sama rio aku tetep bisa ketawa kok,,, janji …” ucap shilla pada via agni dan ify, mereka ber 3 pun mengangguk, mereka saling tersenyum dan saling berpeluk serta meminta maaf, cakka dan Gabriel hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah para wanita yang menurut mereka sangat bertele tele :D
“ akhirnya kita ngga perlu sembunyi sembunyi lagi sama shilla ag…” ucap cakka mengacak acak rambut agni gemas, namun agni langsung menepis tangan cakka halus, raut wajahnya nampak tak suka, cakka menatap agni bingung “ kamu kenapa ag? Kok gitu sama aku…”
“ aku ga papa,,” ucap agni dingin, ia pun dengan segera mengajak shilla ify dan via untuk kembali ke kelas, cakka semakin menatap agni bingung, cakka mengalihkan pandangannya pada Gabriel mencari jawaban atas keanehan agni, namun Gabriel hanya bisa menggedikan bahu, cakka kembali menatap agni yang menghilang di ujung koridor menuju tangga
“ yel, gue salah ya??”
“ entahlah…” bel berbunyi nyaring menggema di setiap sudut sekolah , Gabriel pun melangkahkan kakinya masuk kembali ke dalam kelas, dan tak lama cakka pun berhenti menatap agni dari kejauhan dan memutuskan kembali ke dalam kelas.
************************************************************
Saat bel pulang sekolah berbunyi agni segera bergegas membereskan bukunya entah mengapa moodnya mendadak buruk hari ini, apa karena ia cemburu melihat sikap cakka dan shilla? Tidak, itu tidak mungkin, namun agni sendiri bingung mengapa moodnya tiba tiba memburuk setelah melihat sikap lembut cakka pada shilla tadi, agni mendengus berat, ia pun bingung, agni baru akan keluar kelas namun langkahnya tiba tiba terhenti karena cakka sudah menungguunya di depan pintu kelasnya, agni tau ia takkan bisa menghindar dari cakka kali ini,
“ ag, kamu kenapa sih? Aku salah…” Tanya cakka saat agni telah mendekat, agni kembali menggeleng, mereka ber 2 pun berjalan menuju koridor depan kelas agni, “ terus kamu kenapa diemin akuu…?”
“ aku juga ngga tau kka, aku bingung,,”
“ bingung gimana ag?, coba kamu cerita sama aku…” agni menghela nafas sejenak, ia menatap cakka, lalu memutar tubuhnya menatap kea rah lapangan sekolah,
“ aku juga ga tau aku kenapa, tapi tadi setelah liat sikap manis kamu ke shilla, aku mendadak bad mood..” cakka menatap agni tak habis piker, cakka mamutar tubuh agni membuat mereka kini berhadapan
“ kamu cemburu aku sama shilla?”
“ ngga aku ngga cemburu kka…”
“ ngga cemburu gimana? Itu buktinya… mood langsung jelek…”
“ kan udah aku bilang kka aku ga cemburu… aku juga ga tau kenapa mood aku jelek…”
“ agni, denger aku, shilla itu pacar sahabat aku, dia sahabat kamu, masa kamu mikir macem macem sih…”
“ cakka, aku juga ga tau, shilla cantik, dia feminim, kamu tampan dan popular kalian ber 2 cocok…”
“ ag, kamu ngaco,, fikiran kamu ngaco, ada apa sih?... kenapa bisa mikir gitu ke shillla…” agni menatap cakka sejenak, ia nampak jengah,
“ kamu sadar ga sih kamu ga pernah bersikap semanis itu sama siapapun, sama wanita lain, sama via pun yang notabene temen kamu dari kecil kamu ga pernah seperti itu,, aku takut…” ucap agni tertunduk cakka tertawa kecil mendengarnya, cakka menhela nafas pelan ia mengankat dagu agni yang tertunduk membuat bola manic kedua mata mereka saling bertatapan,
“ kamu ga percaya aku ya…” Tanya cakka selembut mungkin pada agni,
“ bukan ga percaya, Cuma hati aku gelisah kka, aku ga cemburu, apalagi sama shilla itu bodoh banget, aku tau kalian ber 2 ngga mungkin punya perasaan tapi entah kenapa hati aku gelisah, membuat aku jadi berfikir negative terus sama kamu kka…” cakka menepuk puncak kepala agni, ia mulai mengerti apa yang agni rasakan, ia tau apa yang agni butuhkan untuk menghilangkan kegelisahannya,
“ ikut aku…” cakka menggengam tangan agni lalu menariknya, mereka berlari kecil sepanjang koridor lantai 2 depan kelas agni menuju korodor lantai 3, setelah sampai cakka berhenti, lalu memandang sekeliling, ia menatap ke lantai 3 gedung seberang dimana rio iyel shilla ify dan via berdiri disana, cakka mengeluarkan ponsel dari saku celananya
“ hallo yo,,, !!!” cakka menghubungi ponsel rio,
“ iya kka,,,” sahut rio dari seberang telepon
“ lo bisa liat gue di gedung seberang,,,” cakka melambaikan tangannya pada rio,
“ iya gue liat, kenapa emang kka?”
“ lo nyalain video lo, terus rekam semua ya…” ucap cakka, rio nampak bingung namun ia tak banyak bertanya hanya menuruti apa yang cakka katakan, cakka pun memutuskan sambungan teleponnya, dan setelah sambungan terputus rio segera mengatifkan video makernya,,, Suasana sekolah yang penuh dengan para siswa yang bergegas pulang membuat keadaan sekolah dalam kondisi terpadat dan terpusat di tengah lapangan sekolah, cakka menghela nafas sejenak, ia kembali menatap agni yang berdiri di sampingnya
“ ag, aku tau kamu ragu sama aku, karena itu aku mau buktiin ke kamu,,,” agni menatap cakka dengan kening yang berkerut…
“ kamu mau apa kka?” Tanya agni bingung, cakka hanya tersenyum, cakka memejamkan mata, ia terdiam sejenak, lalu ia mengambil nafas kuat kuat,
“ AGNI….,!! AKU CUMA SAYANG KAMU…!!! AKU CUMA CINTA KAMU…!!! YANG AKU MAU CUMA KAMU…!!!” kini semua pandangan tertuju pada cakka yang berdiri di korodor lantai 3 gedung A, semua aktifitas kontan terhenti melihat aksi cakka kali ini, agni menatap cakka tak percaya, ia bahkan tak berkedip, detak jantungnya memburu cepat, wajahnya memerah, ini hal termanis yang pernah ia dapatkan dari seorang pria, cakka kembali menoleh pada agni, dengan nafas yang sedikit tersengal sengal
“ masih kurang ag?” Tanya cakka, agni tak menjawab karena masih kaget dengan apa yang cakka lakukan, cakka kembali berdiri tegap di tepi beranda, “ AGNIIII AKU SAYANG KAMUU , AKU CINTA KAMUU…. YANG AKU MAU CUMA…” cakka terdiam tak melanjutkan kata katanya ketika kedua tangan mungil itu melingkari tubuhnya
“ makasih kka, itu cukup,,, makasih…” ucap agni di pelukan cakka,,, riuh suara sorakan mengiringi adegan romantic itu, bahkan tepuk tangan membahana di seluruh sekolah, dari seberang gedung rio mengacungkan jempol pada cakka, cakka membalas acungan jempol rio, kini cakka dan agni menjadi salah satu couple idaman di sekolah, cakka menyentuh pipi agni dengan kedua tangannya,
“ ag, berjuta juta wanita cantik di sekeliling aku, aku ngga akan terpengaruh, karena hati aku udah milih, dan pilihannya itu adalah kamu, jadi jangan lagi raguin aku…” ucap cakka, agni mengangguk meyakinkan cakka bahwa ia takkan lagi meragukan cakka, agni merasa dirinya adalah wanita paling beruntung di dunia saat ini, karena ia di cintai sangat besar oleh pria sebaik dan se tampan cakka.
*************************************************
Matahari memancarkan sinarnya terik hari ini, membuat kening gadis cantik itu bercucuran peluh, dan membuat gadis cantik itu harus berulang kali membasuh peluh dengan punggung tangan kanannya, meski awan awan juga tak nampak di langit membuat sinar sang mentari semakin membakar kulitnya, sang gadis cantik itu pun tak kunjung berhenti melangkakhkan kakinya sejak ia meninggalkan sekolah dan berpisah dengan teman temannya tepat di depan gerbang pintu sekolah,,,, di sebuah jalan tepian kota jakarta yang padat, ia terus saja melangkahkan kakinya sejak beberapa jam yang lalu tanpa tau tujuan. Sampai akhirnya kaki dan dan seluruh tubuhnya tak kuat untuk melanjutkan langkah, ia pun membelokan langkahnya pada sebuah taman pinggir kota dengan pepohonan rindang berjajar memenuhi area taman tersebut. Ia pun menyandarkan tubuhnya pada sebuah batang pohon rindang yang besar sambil menatap kearah danau yang ada di tengah taman tersebut
Airmata menetes tak terbendung dari sudut matanya, membuat airmatanya tersebut nampak serupa dengan peluh yang membanjiri keningnya, ia tak ingin menangis sungguh sangat tak ingin menangis namun sebuah rasa sakit yang berdenyut tepat di ulu hatinya membuat airmatanya mengalir tanpa tertahankan…
ini hari ke 3 sejak pertengkarannya dengan alvin, dan sejak 2 hari belakangan alvin tak nampak di kelasnya maupun di sekolah membuat berbagai macam fikiran tentang alvin terbersit di kepalanya, ia mencoba tegar mencoba kuat dan mencoba mengerti, ia yakin akan ada hikmah di balik masalahnya dengan alvin kali ini, sungguh hari ini ia sangat iri melihat ke 3 sahabatnya bisa menjalankan hari hari dengan orang yang mereka sayangi, ia sungguh iri melihat ke dekatan rio dan ify yang selalu mengundang senyum dan penuh kasih sayang,, ia pun sungguh iri melihat besarnya perhatian yang iyel berikan pada via, dan ketelatenan via merawat luka di tangan iyel, lalu agni dan cakka, ia sungguh sangat iri melihat betapa cakka sangat melindungi agni, sampai setiap saat sebelah tangan agni selalu di genggamnya, ia sungguh iri, ia ingin, ia rindu, ia rindu kasih sayang, cinta dan perhatian yang diberikan Alvin untuknya, ia ingin Alvin ada di sampiingnya saat ini,, ia kesepian,,, shilla menarik nafas panjang, berniat menghentikan tangisannya yang berderai, sampai sebuah tangan mendarat di wajahnya dan menghapus semua airmata di pipinya
“ jangan nangis lagi, “ shilla mengangkat wajahnya menatap sosok di hadapanya tak percaya , sosok pria tampan, dengan setelan jeans, t-shirt sweater dan sepatu serba putihnya, menatap shilla sedih
“ alvin…” ucap shilla pelan tak percaya dengan sosok pria di hadapannya, Alvin merendahkan tubuhnya mensejajarkan diri dengan shila ,menopang tubuhnya dengan sebelah lututnya, sebelah tanganya menyentuh pipi shilla perlahan dengan lembut,
“ gue kangen lo ” ucap Alvin perlahan namun penuh penekanan membuat shilla kembali menangis, namun kali iini di sertai senyuman di pipinya, ia bahagia, ia sangat bahagia karena ia bisa menatap wajah yang saat ini paling ingin di tatapnya, Alvin mendekatkan wajahnya mengecup kening shilla penuh sayang dan kerinduan, lalu ditariknya shilla ke dalam dekapannya, shilla membalas pelukan Alvin dengan erat, ia tak ingin melepaskan Alvin lagi, ia tak ingin Alvin pergi lagi, ia ingin Alvin tetap ada di dekatnya seperi saat ini…
“ jangan pergi lagi vin, gue rapuh ga ada lo, jangan ngilang lagi, jangan…”
“ ngga shil,, ngga akan gue ngelakuin hal bodoh ini lagi, ga akan gue ninggalin lo,” ucap Alvin, shilla mengangguk kecil yang bisa di rasakan oleh Alvin, Alvin baru saja akan melepas pelukannya, namun shille menahan Alvin
“ jangan di lepas vin, sekali ini aja, biarin gue peluk lo lebih lama,, “ Alvin pun kembali mengeratkan pelukannya pada shilla…
“ shil, gue milik lo, jadi lo bisa kapan pun peluk gue kalo lo mau…” shilla pun tersenyum mengangguk, ia kembali menatap wajah tampan kekasihnya itu, ia sangat menrindukan senyum dingin khas alvin, Alvin memegang pipi shilla dengan kedua tangannya, di lihatnya lingkar hitam dimata shilla.
“ berapa hari lo ga tidur?” Tanya Alvin, shilla sedikir memajukan bibirnya, tak lama ia pun tersenyum,
“ beberapa hari ini, yah kira kira Cuma tidur 3 jam…” Alvin menjittak shilla pelan, menghukum gadisnya itu akan perbuatan bodohnya.
“ bodoh..! kenapa gitu sih…”
“ gara gara lo…”
“ ya kenapa pake acara ga tidur? Ga ada yang lain? Lo tuh makin keliatan kaya nenek nenek tau ngga…”
“ semua tuh salah lo, siapa suruh ga ada kabar,,,”
“ lo aja yang ga merhatiin sekeliling, gue hamper tiap hari merhatiin lo dari kejauhan shil…” shilla mengangkat sebelah alisnya
“ maksudnya?”
“ makanya punya teknologi tuh di manfaatin,”
“ hah? Lo pake robot mata mata buat mantau gue tiap hari???”
“ kejauhan pikiran lo, gue masih punya mata mata manusia yang jauh lebiih pinter di banding robot…”
“ hah? Gue ga ngerti vin, lo punya robot manusia??” Alvin mendecakkan lidah, ia sungguh gemas pada gadisnya ini, ingin rasanya ia cubiti gadisnya ini
“ udah lupain….! Sekarang ikut gue,,” ucap Alvin lelah, ia pun menarik shilla berdidan menggengamnya berjalan meninggalkan taman
“ mau kemana…?”
“ ikut aja, ga usah banyak Tanya,,,” shilla berhenti melangkah, membuat Alvin ikut menghentikan langkahnya
“ ngomong dulu kita mau kemana…” Alvin menghela nafas perlahan
“ gue mau ngenalin lo ke seseorang,,,”
“ siapa?”
“ kalo gue bilang sekarang mending ga usah di kenalin, nanti lo shock lagi…”
“ siapa vin? Calon tunangan lo ya…” ucap shilla, Alvin kembali menjitak kepala shilla,
“ otak lo tuh ngaco..! udah ga usah bawel, sekarang ikut gue, gue mau lo dandan secantik mungkin…” ucap alvin kembali menarik shilla meninggalkan taman, namun lagi lagi langkahnya terhenti karena shilla kembali menghentikan langkahnya…
“ shilla kali ini apa la…” Alvin terdiam ketika kedua lengan gadis cantik itu kembali melingkar di tubuhnya, shilla mendekap Alvin sangat erat,
“ gue sayang banget sama lo vin,,,” Alvin tersenyum kecil mendengar ucapan shilla, di belainya rambut panjang shilla yang tergerai,
“ gue juga sayang sama lo shil, more than you know…” shilla pun melepaskan pelukannya , dengan sedikit berjinjit di kecupnya pipi Alvin, membuat wajah Alvin memerah, shilla menautkan lengannya pada lengan Alvin, mereka ber 2 pun kembali berjalan meninggalkan taman, dengan senyum kini terpendar di wajah cantik shilla
you're my best brother #31a
Mentari masih memancarkan sinar pagi, burung burung masih berkicau riang dan embun embun pagi masih segar di atas rerumputan namun rio cakka Alvin dan Gabriel sudah bercucuran keringat pagi ini, sejak subuh tadi mereka memainkan si kulit oranye di lapangan belakang rumah rio,, melepas penat dan rasa lelah akan segala masalah yang terjadi, setelah hampir kira kira 1 setengah jam bermain mereka akhirnya berhenti.
Mereka ber 4 duduk di tengah lapangan sambil mengelap peluh mereka dengan handuk dan menenggak minuman mereka,
“ jadi lo bakalan berapa hari izin vin?” Tanya cakka membuka percakapan mereka pagi ini, Alvin tak langsung menjawab, ia tenggak botol minumnya hingga air di dalamnya habis tak tersisa
“ seminggu..” jawab Alvin singkat, cakka rio dan Gabriel nampak saling tatap, Alvin mengerti arti dari tatapan mereka , “ kalo tentang shilla, gue masih bingung,,”
“ ayolah vin… apa yang harus di bingungin, apa harus nunggu shilla pindah ke yang lain hati lo baru mau minta maaf”
“ yo, udah deh kalo lo terus ngomong gitu , lo malahan bikin gue semakin ragu buat minta maaf sama shilla,”
“ oke gue ga ngomong gitu lagi, tapi vin, ini semua terlalu nyakitin buat shilla, “ ucap rio meralat kata katanya,,,
“ bener vin yang rio bilang, gue tau ragunya lo itu bukan karena lo enggan buat berdamai, akan tetapi lo takut shilla ga akan maafin lo kan , vin gue mohon kali ini jangan mikir pake logika lo..” sambung cakka Alvin hanya diam tak menampik, karena mungkin yang cakka katakan benar, ia terlalu takut shilla takkan memaafkan tindakan bodohnya kemarin. Gabriel bangkit berdiri, ia mengambil bola basket yang berada di bawah ring basket, lalu mendriblenya kembali,,
“ tapi shilla ga hubungin gue dua hari ini, dia juga ga terlihat ingin berdamai sama gue, jadi dia pasti marah kan, dia benci sama gue, dia mungkin anggep gue childish atau kasar kekanakan egois,,” alvin mengacak acak rambutnya, ia gelisah ia sungguh bingung harus berbuat apa, ia sungguh ragu dan ia sungguh takut bila semua yang ia fikirkan benar adanya, ia tak ingin kehilangan shilla akan tetapi ia juga tak ingin terlihat lemah dengan memohon dan mengemis agar shilla tetap di sisinya, ia tak ingin hal itu terjadi
“ vin menurut gue fikiran lo terlalu jauh,, harusnya lo lebih tau shilla dibanding yang lain, harusnya lo lebih tau seberapa besar rasa sayang dia ke lo dibanding kita semua, dan orang bodoh pun pasti tau vin berapa besar rasa sayang shilla ke lo melihat perjuangannya selama 3 tahun ini ke lo..” Alvin terdiam mendengar ucapan iyel, rio bangkit berdiri di ikuti cakka, rio menepuk pundak Alvin,
“ kita yakin lo bisa selesain ini tanpa bantuan kita, mungkin satu alesan shilla ga ngubungin lo, bukan karena dia marah tapi karena dia nunggu lo yg dateng ke dia “ Alvin tersenyum kecil mengangguk,
“ makasih banyak sob,,” ucap Alvin, rio cakka dan Gabriel mengacungkan jempol mereka pada Alvin, tak lama mereka kembali tertawa bersama entah apa yang mereka tertawakan akan tetapi tawa mereka kali ini terasa sangat lepas,
“ mas rio, mas Alvin, mas iyel, mas cakka sudah waktunya sekolah, sarapan sudah bu maria siapkan, ayo mas mas pada mandi terus sekolah…” panggil bu maria dari dalam rumah
“ emm,,,, gue mandi duluan” ucap cakka lalu segara berlari kedalam rumah, lalu disusul iyel yang berlari mengejar cakka, Alvin dan rio hanya tertawa kecil,,,
“ kayanya kita harus ngalah nih yo…” ucap Alvin, rio mengangguk kecil mereka berdua lalu berjalan ke dalam rumah menuju ke ruang keluarga menonton televise sambil menunggu cakka dan iyel yang pasti mandi dengan sangat lama di kamar mandi milik mereka ber 2
************************************************
Ify menyelesaikan sarapan paginya dengan cepat pagi ini karena hari ini bukan rio yang akan menjemputnya melainkan agni, semalam setelah obrolan yang panjang tentang masalah shilla dan Alvin demi prinsip solidaritas akhirnya mereka ber 3, ify agni dan via, memutuskan untuk hidup tanpa pacar selama dalam kurun waktu yang tak di tentukan atau lebih tepatnya sampai shilla dan Alvin kembali berbaikan,
TIIINNN TIINNNN TIINNN
Klakson mobil yang terdengar nyaring di depan halamannya menandakan agni telah tiba, ify segera mengambil tasnya dan berpamitan pada papa mamanya, lalu berlari kecil memasuki mobil agni.
Di dalam mobil,, agni via dan ify sedang mengutarakan rencana mereka untuk hari ini, apa yang akan mereka lalukan pada pacar mereka tersebut,
“ menurut lo ag kita harus ngomong gimana sama kak cakka, kak iyel, rio tentang masalah ini?” agni terdiam sejenak berfikir dengan pertanyaan ify, lalu agni meliha ke belakang melalui kaca spionnya,
“ menurut kamu gimana vi? Kamu bakalan ngomong apa sama kak iyel?” via tersenyum membuat pipinya terlihat menggembung lalu mengetuk ngetuk dagunya berfikir,
“ kita bilang aja yang sejujurnya sama mereka, “ jawab via
“ tapi apa mereka mau terima? Apa mereka bisa ngerti apa mereka ga bakalan marah??” Tanya agni kembali
“ kalo menurut aku sih ag mereka pasti ngerti soalnya yang lagi bermasalah kan sahabat mereka juga, bukan orang lain..”
“ jadi kita harus secepatnya ngomong sama mereka,, “
“ yaudah kalo gitu nanti gue ngomong deh ke rio, tapi gue kan baru jadian beberapa hari yang lalu, haduh nasib gue,,, shillaaaaaaa buat lo gue relaaa…” teriak ify dalam mobil membuat agni dan via menutup kupingnya rapat rapat,,
Sesampainya di sekolah ify tak langsung masuk ke kelasnya akan tetapi menuju ke kelas agni dan via, mereka juga telah memutuskan untuk merubah tempat pertemuan mereka, yaitu di kelas via dan agni,, dan shilla pun sudah di beritau oleh ify untuk segera ke kelas agni sesampainya di sekolah, dan sekarang mereka ber 4 sedang duduk mengelilingi meja via dan agni.
“ kalian yakin mau ngelakuin ini? Gue gapapa kok, lagipula kalian emang ga bakal kangen ga pulang bareng ngga istirahat bareng,,” Tanya shilla setelah mendengar rencana ke 3 temannya semalaman suntuk. Ify agni menganguk mantab sedangkan via tersenyum menandakan ia serius.
“ kita yakin kok shil, kan ga selamanya Cuma beberapa hari,,, rio ga akan mogok makan Cuma karena ga bareng gue “ ucap ify pada shilla
“ lo yakin fy??”Tanya shilla,,, ify mengangguk yakin
“ iya shilla, lagipula ngga bareng gue 2 - 3 hari cakka ga bakal jadi pria tergalau 2011 kok” ucap agni ikut meyakinkan shilla,
“ selama Alvin ga ada, via yang akan nemenin shilla, iyel pasti ngerti kok kalo aku lebih milih nemenin kamu saat ini meskipun iyel kangen pasti tapi biarin deh sekali kali…” senyum shilla terkembang. ia bersyukur untuk satu hal yang ia lupa,, meskipun tak ada Alvin di sisinya, ia akan tetap bisa tertawa selama ia masih ada di antara ify via dan agni,, dan semoga ini bisa membantunya memberinya kekuatan sampai nanti Alvin kembali lagi disisinya.
“ jadi shil,,, lo ga boleh sedih lagi ya, ada kita disini, kita bakalan nemenin lo dan lo ga akan sendiri,” shilla mengangguk kecil tersenyum,,
“ makasih semuanya,, kalian emang sahabat gue paling the best deh..” ucap shilla… mereka pun kembali meneruskan bincang bincang dan kali ini mereka membuat segudang rencana untuk mereka beberapa hari kedepan tentunya rencana hanya untuk kaum wanita tentunya salah satunya ialah kesalon serta berbelanja
********************************************************************
Siang mulai berganti malam, matahari terbenam dan berganti dengan terbitnya sang bulan, langit malam behiaskan ribuan bintang, dan rio menatapnya dengan senyum, dari atas beranda kamarnya ia menatap langit, ia kini sendiri, yah lebih tepatnya kembali sendiri, ia amat merindukan kehangatan sebuah keluarga, keluarga yang dulu di milikinya,
“ rio kangen papa,,,” ucap rio kecil,, tak lama ia menghela nafas berat, ia menggelengkan kepalanya kuat kuat,, rio sudah bertekat pada dirinya takkan larut dalam kesedihan, mulai hari ini ia akan jadi rio yang kuat, rio yang ceria, rio yang semangat dan rio si pembawa kebahagiaan untuk semua orang yang ada di sekelilingnya,,, dan itu akan dia lakukan di sisa asanya, di sisa kekuatan yang ia miliki saat ini
“ sayang, kamu lagi apa disini,,,” ify masuk ke dalam kamar rio, cukup membuat sosok tampan itu terkejut, namun tak membuat reaksi gamang di wajahnya, rio tersenyum kecil pada kekasihnya itu,
“ kamu kapan dateng fy?” Tanya rio , ify meletakan nampan berisi buah buahan serta segelas air putih dan segelas susu hangat di atas meja, lalu berjalan menghampiri rio dan memeluknya erat,, dibalasnya pelukan ify dengan erat oleh rio seakan akan tak ingin pelukannya terlepas dari gadisnya itu “ hey cantik, kapan kamu dateng? Kok ga bilang aku dulu, kan bisa aku jemput.” Tanya rio lagi
“ baru aja kok, aku mau kasih kejutan abis aku kangen kamu..” ify melepaskan pelukannya lalu di tatapnya rio,, di sentuhnya pipi rio yang kini mengecil dan tampak lebih tirus , ingin rasanya ia menangis melihat kondisi rio saat ini, amat sangat berbeda dengan kondisinya dulu, ify kembali melingkarkan kedua tangannya di tubuh rio, ify ingin memeluknya seperti ini selamanya dan tak ingin melepasnya “ kamu kok ga pake jaket sih yo, disini kan dingin, aku ambilin dulu ya “
“ aku hangat kok, kan ada kamu fy…” ify tersenyum kecil, di cubitnya pelan pinggang rio,
“ dasar gombal, ayo minum obat dulu, nanti kamu lupa lagi,,,” ify melepaskan pelukanya lalu berjalan mengambil segelas airputih dan kotak obat milik rio, obat satu persatu di buka oleh rio, sungguh banyak, terkadang ify berfikir, bagaimana jadinya hidup rio tanpa salah satu dari butiran kecil itu, rio meminum obatnya sebagian lalu setelah tenggukan pertama selesai rio meminum sisa obat di tangannya,
“ kamu mau ngomong sesuatu sama aku kan? Kita duduk di beranda aja yuk sambil main gitar…” ajak rio, ify mengangguk, ify mengambil gelas yang ada di tangan rio lalu kembali meletakannya pada nampan. Rio mengambil gitarnya lalu berjalan duduk bersandar pada jendela beranda, disusul ify yang duduk di sampingnya membawa sepiring buah buahan yang ia bawa tadi.
“ yo aku kemarin udah ngobrol sama agni sama via mengenai masalah shilla,,”
“ terus?”
“ ya jadi kita ber 3 udah mutusin buat ngurangin waktu bareng kalian , ya setidaknya lebih banyak waktu buat shilla, biar dia engga ngerasa sendiri, gimana menurut kamu?” ify menusuk sepotong apel dengan garpu lalu di julurkannya pada rio, tanpa ragu rio membuka mulutnya lalu mengunyahnya hingga habis,,
“ karena aku pacar kamu jadi ya aku keberatan, kita baru 3 hari jadian kan fy… tapi karena ini ulah alvin oke aku ngalah ,,,” ucap rio sok bijak, ify hanya tertawa kecil, “ Gabriel sama cakka udah tau?” kali ini ify mengangguk
“ udah, tadi pulang sekolah aku sama via sama agni udah ngomongin hal ini di ruang osis sama kak cakka sama kak iyel..”
“ terus jawaban mereka apa?”
“ sama persis kaya kamu,, kalian terlalu kompak tau ngga…” rio tertawa mendengarnya, rio mengacak acak rambut ify gemas
“ terus rencana kalian apa? Saran aku sih bikin shilla sibuk, buat sementara dia lupa sama Alvin sampe Alvin balik…”
“ ia aku juga mikir gitu, lagian emang Alvin kemana sih? “
“ yang pasti dia bukan pergi buat ngindarin shilla, dia lagi sama papanya…”
“ loh papanya Alvin udah balik lagi ke indo yo?” rio mengangguk perlahan sambil memetik gitarnya, sebuah nada mulai tercipta dari petikan petikan gitarmya,
“ udah, karena itu, shilla harus sedikit bersabar,,,” ify mengangguk mengerti, alunan nada petikan gitar rio mulai mengalun cepat, ify mulai mengikuti alur nada itu dengan suaranya, sebuah lagu dari boys like girls – two is better than one – mengalun indah di iringin oleh petikan gitar rio serta suara indah rio dan ify dan membuat malam mereka berdua semakin sempurna
*************************************************
Siang ini di SMA cakrawala diadakan pertandingan persahabatan antara tim basket SMA cakrawala dan tim basket dari SMA budyawachana yogyakarta , meskipun hanya pertandingan biasa namun keadaan sekolah siang ini sungguh berbeda, biasanya hanya beberapa menit bel pulang berbunyi sekolah sudah terlihat sepi akan tetapi siang ini keramaian di sekolah nampak tak berkurang, banyak di antara mereka yang ingin menyaksikan pertandingan basket siang ini karena popularitas tim basket yang meningkat sejak menang dalam turnamen tingkat nasional membuat banyak orang penasaran ingin melihat permainan tim basket mereka.
“ siap siap ya 30 menit lagi kita main, kita briefing formasi setelah itu ganti pakaian dan lakukan pemanaasan di lapangan,,, “ ucap rio, yang lain mengangguk menuruti, mereka semua berkumpul membuat lingkaran dengan rio berpusat di tenganya dengan memegang board formation,
“ starter nya Gabriel cakka debo riko sama obiet, sisanya siap di bangku cadangan…”
“ kok lo ga main yo?” Tanya obiet , rio mengangkat kepalanya yang tertunduk…
“ boleh dong sekali kali gue liat kalian main, lagian ada debo yang gantiin posisi gue, dia lebih jago loh…” ucap rio sambil menatap debo dengan cengiran terpeta di wajahnya, debo sesungguhnya juga heran mengapa rio tak main karena rio tidak nampak sedang menahan sakit di kepalanya
“ bilang aja ga ada Alvin jadi hati lo ilang setengah..” sambar riko yang membuat para pemain lain yang sebelumnya bertanya Tanya mengangguk kecil sambil tersenyum,, rio hanya tertawa kecil menanggapinya…
“ udah udah, rempong deh lo… ayo cepet ganti kostum, langusung pemanasan,, sisa 20 menit lagi sebelum pertandingan…” ucap rio, yang langsung di laksanakan para pemain, semua pemain berganti pakaian termasuk rio, tak lama mereka pun keluar dan mulai melakukan pemanasan, yang di pipmpin oleh rio
“ rio…!” rio menghentikan gerakannya , ia memutar kepalanya mencari arah dari sumber suara yang tadi memanggilnya, dari kejauhan nampak sebuah tangan melambai kepadanya, rio tersenyum kecil melihatnya ia mengenali siapa gadis yang melambaikan tangan padanya itu
“ kka, gantiin gue bentar,,,” cakka menoleh, rio menunjuk kea rah gaadis yang berdiri di luar lapangan, cakka tersenyum kecil,
“ udah dateng rupanya, yaudah gue gantiin…” rio berlari kecil menghapiri gadis itu, para anggota tim lain mengalihkan perhatian mereka mengikuti langkah rio, namun pelototan mata cakka membuat mereka kembali focus pada pemansan mereka,,,
“ akhirnya sampe juga, gimana perjalanannya?” Tanya rio , gadis itu tersenyum kecil lalu mengacungkan kedua jempolnya
“ puas kok, gue jarang banget ke jakarta soalnya, dan makasih ya yo udah undang gue sama tim basket sekolah gue buat tanding sama kalian, suatu kehormatan banget nih..”
“ kehormatan? Ini ga seberapa ik sama bantuan lo ke tim basket kita beberapa waktu lalu, kalo ngga ada bokap lo ceritanya pasti lain…”
“ yaudah ah, eh ngomong ngomong iyel mana yo?” rio memutar kedua bolamatanya, oik hanya tersenyum melihat reaksi rio
“ oik, ini Jakarta loh, beda sama jerman, inget iyel punya pacar jadi…”
“ iya rio, gue ngga niat macem macem kok, Cuma kangen dikit,, dikit aja bener deh…”
“ yaudah, inget ya jaga sikap, jangan sembarangan gandeng sembarangan peluk sembara….”
“ kaya gini ya,,,” oik memeluk rio tiba tiba, rio sedikit terlonjak kaget,, oik tertawa kecil melihatnya, lalu di gamitnya lengan rio dengan manja,,, kedua bola mata rio melebar.. “ sama iyel doang kan? Berarti sama lo gapapa kan? Yah lo ga kalah ganteng kok sama iyel, ga dapet kakaknya adenya pun oke…” rio menghela nafas berat, ini memang sifatnya oik manja supel dan cuek, rio hanya bisa berharap ify tak melihatnya dengan oik sekarang,,, “ yaudah ayo kelapangan gue udah ga sabar mau liat ketampanan kakak lo itu yo…”
“ iya udah ayo…” mereka berdua pun berjalan menuju lapangan basket masih dengan oik yang bergelayut maja di lengan rio yang mengundang semua mata menatapnya, tak terkecuali ify yang tenpa sengaja melihat pemandangan itu dari kejauhan, meskipun dari jarak yang cukup jauh tetap membuat hatinya panas…
“ siapa tuh cewe berani beraninya gadeng tangan rio kaya gitu!, dia ga tau rio itu udah punya gue ya..!! liat aja sampe gue tau siapa dia gue patahin dia jadi 2..!! “ via menepuk nepuk pundak ify berusaha menenangkannya, ctaaakkkk, sebuah pinsil kayu milik via yang ada di tangan ify tiba tiba terbelah menjadi 2,
“ yah via, patah…” ucap ify pelan, mereka berdua menatap pinsil via kini terbelah dua,, ify mengangkat wajahnya menatap via, ia sungguh tidak enak dengan via, via menatap pinsil kesayangannya itu dengan nanar, dan dengan senyum hambar via menarik ify kembali berjalan menuju pintu gerbang untuk menyusul shilla dan agni. Sedangakn di lapangan basket terjadi sedikit keheboohan, oik yang memang cantik kini menjadi pusat perhatian
“ semua, kenalin ini oik…” ucap rio pada teman teman se timnya yang sejak tadi sudah menatap oik penasaran, oik tersennyum, disertai dengan sedikit membungkukan tubuhnya. mereka pun menghentikan pemanasan mereka, oik berjalan menghampiri cakka lalu memeluknya, sama seperti yang ia lakukan pada rio sebelumnya.
“ cakka. Gue kangen loh sumpah deh…” cakka tertawa kecil membalas pelukan oik,
“ loh yakin kangen gue? Bukan kangen iyel?” skak,, wajah oik mendadak merah. Di lepaskannya pelukan cakka lalu tertunduk menyembunyikan wajah merahnya. Rio hanya tersenyum kecil, sedangkan Gabriel yang namanya di sebut sebut menatap cakka dengan kening yang berkerut
“ kenapa gue?” Tanya iyel polos, ia mengarahkan telunjuknya pada dirinya
“ ya soalnya..” kedua mata oik melirik cakka dengan tajam. Oik berbisik kecil di telinga cakka…
“ kalo sampe lo ngomong gue cium lo,,,” ancam oik, cakka kembali tertawa…
“ wah mau dong…” ucap cakka menantang oik,, lalu oik menunjuk ke sebuah arah di dekat pintu gerbang, dimana disana berdiri agni via shilla dan ify sedang mengobrol. Cakka pun terdia, ia menyerah ia mendengus kecil, oik tersenyum lebar penuh kemenangan,
“ emang kenapa sama gue ik?” kini Tanya Gabriel, oik hanya menatap iyel diam, ia bingung. Namun terlihat rio berjalan menghampiri iyel dan membisikan sesuatu di telinga iyel yang membuat iyel tersenyum. Tiba tiba ia menarik debo yang berdiri agak jauh di belakang. Ia sedang diam tak memperhatikan karena sibuk dengan bola yang ada di tangannya, debo pun terkejut saat iyel merebut bolanya lalu menarik debo berjalan kearah oik.
“ ik, kenalin namanya debo dia salah satu pemain basket terbaik di sma cakra, dia juga salah satu penerima beasiswa dicakra. Dan yang terpenting dia high quality jomblo. Wajah debo memerah mendengar ucapan iyel, oik menatap debo dari ujung kaki hingga ujung kepala. Lalu ia mengangguk kecil
“ jadi ini yang mau lo kenalin ke gue yo?” rio hanya mengangguk kecil, oik menghela nafas pelan
“ tipe pembual dan manja suka buat onar dan suka seenaknya sendiri. Ngga peka.egois. ga mandiri. Terlalu glamour. Yah kategori playboy. Bukan tipe gue banget…” ucap oik telak di depan semua anak anak basket dari tim cakrawala dan tim budyawacaha yang sebelumnya sudah ada disana, debo menatap oik tidak percaya. Ini pertama kalinya ada seorang wanita yang menilai dirinya dengan negative, sebelumnya para wanita yang ia temui selalu mengatakan ia tampan dan ya hal hal baik tentangnya tidak seperti ini. Rio tersenyum kecil ke arah debo. Debo mengangguk kecil dan tersenyum ia kini mengerti kenapa rio ingin mengenalkannya pada oik, karena oik ternyata memang special.
************************************************
Pertandingan berjalan seru. Kedua tim saling mengejar angka. Rio yang kali ini bertugas menjadi manager tim memberikan pengarahan pada teman temannya dari pinggir lapangan dan akhirnya setelah 4 quarter pertandingan pun berakhir dengan hasil kemanangan tipis di raih oleh tim basket sma cakrawala. Para pemain pun bersalaman dan kini berbaur di tengah lapangan sambil mengistirahatkan tubuh mereka.
“ pemainan bagus. Kalian hebat. Kalian pantas jadi juara nasional tahun ini…” ucap salah satu pemain budyawachana bernama senna yang di setujui oleh pemain lain
“ kalian juga hebat, padahal ini pertandingan persahabatan tapi udah kaya main di final kejuaraan, gue beneran capek loh…” ucap riko menanggapi
“ harusnya sih kita kalah telak, dengan adanya debo di tim sekarang dan kali ini pun rio sama Alvin ga main. Jadi belum sempurna lain kali kita main full team ya” ucap risky sangkapten budya wachana. Rio mengangguk menyanggupi mereka saling membenturkan tinjunya mereka semua pun tertawa di tengah lapangan saling berbagi pengalaman dan cerita. Namun di sisi lain debo sedang terfokus kearah bangku pemain dimana disana oik sedaang terduduk sambil menatap ke arah mereka dengan senyum di wajahnya. Dan debo harus mengakui bila oik terlihat sangat cantik saat ini. Debo tertawa kecil dengan fikiran fikiran di kepalanya. Dalam waktu sekejap oik mampu menyita fikirannya. Sungguh wanita yang hebat.
Oik duduk di kursi penonton sambil menatap kea rah teman temannya di tengah lapangan. Sebenarnya tatapanya hanya pada satu orang Gabriel. Namun tak ada yan tau karena jarak mereka yang berjauhan. Oik menopang dagunnya pada tangan kanannya yang bertumpu pada kakinya. Ia tersenyum kecil manatap senyum itu. Senyum dari pria yang saat ini memenuhi hatinya. Pria yang sejak 10 tahun menetap di hatinya.
“ setampan itukah Gabriel? “ oik terlonjak kaget. Ia menoleh dan mengelus dadanya tempat dimana kini jantungnya berdegup cepat. Tentunya karena terkejut. Ditatapnya orang yang kini duduk di sebelahnya dengan jengkel
“ apa sih lo…” ucap oik jutek. Debo menaikan sebelah alisnya
“ sampe sekarang lo masih suka sama iyel?”
“ apa sih siapa yang suka sama iyel…” ucap oik masih dengan nada yang dingin debo kini tertawa kecil
“ anak kecil yang baru bisa jalan aja tau kalo lo suka sama iyel. Lo aja ngeliatinnya sampe korena lo ngongol…” oik memutar kedua bola matanya. Nampak mulai kesal
“ plis ya bobo rabo kebo atau apapun nama lo jangan berisik. Kalo mau duduk sini duduk yang manis diem jangan ganggu gue…” ucap oik lalu kembali menikmati wajah tampan iyel, tiba tiba debo bangkit berdiri. Membuat oik sedikit melirik ke arahnya
“ apa ya reaksi iyel kalo dia tau ada cewe yang senyam senyum ngeliatian dia sampe matanya mau copot…”
“ kalo sampe lo bilang…”
“ gue ga takut…” debo berjalan meninggalkan oik, ia kembali ke tenngah lapangan dan langkahnya terlihat menuju kea rah Gabriel. Kedua mata oik kontan melebar, debo terlihat tidak main main. Debo merendahkan dirinya berjongkok di samping iyel
“ yel gue mau nanya deh…” ucap debo membuat iyel mengalihkan perhatiannya , di ikuti oleh yang lain, oik mulai gugup, ia dapat melihat debo yang memang serius akan ucapannya tadi..
“ nanya apa bo?” ucap iyel menatap debo
“ kalo ada seorang cewe yang ngeliatin lo sambil senyum senyum dan sampe kedua matanya hampir keluar gimana?”
“ loh emang ada yang sampe kaya gitu? Siapa?” iyel mengerutkan keningnya berfikir
“ debo gue mau ngomong…!” ucap oik tiba tiba. Semua perhatian teralih kea rah oik yang sudah berdiri tak jauh dari debo… debo menoleh lalu berdiri menghampiri oik. Kening oik nampak berkeringat, debo tersenyum , “pintar” ucap debo dalam hatinya.
“ silakan…” debo mempersilahkan oik berbicara, kini oik nampak ragu berfikir sejenak, semua orang menatap oik menanti dengan penuh Tanya apa yang ingin di katakannya
“ lo bersedia nemenin gue selama di Jakarta ga?” oik merutuki ucapannya sendiri,, kedua alis debo terangkat mendengarnya sedikit terkejut
“ maksud lo?” Tanya debo ,,,
“ maksudnya mungkin oik mau minta lo buat nemenin dia keliling Jakarta, dia kan bakalan 2 minggu disini, cukup lama, karena ga ada kerabat jadi ya dia minta tolong lo..” terang iyel “ bener ga ik??” oik mengangguk cepat…
“ sekalian pendekatan juga,,,” sambung rio yang membuat oik tertawa hambar… semua kini mendukung debo untuk menerima permintaan oik, debo memandang oik sejenak,
“ arogan, keras kepala,bertindak tanpa piker panjang, menilai orang hanya dari luar, terkesan sombong, sangat manja, merasa dia lebih hebat dan tidak menarik terlalu biasa. Ga masuk criteria wanita cantik. Dan itu bukan tipe gue” ucap debo dan itu membuat oik diam. Ia menatap debo tak percaya debo membalas yang ia lakukan padanya tadi,, sungguh kali ini oik merasa harga dirinya jatuh menghantam dasar bumi. Yang lain dapat merasakan aura persaingan di antara mereka.
“ oke kalo lo ga…”
“ gue bersedia…” potong debo,,, oik kembali tercengang…” tapi lo ikut aturan gue…” debo berjalan menuju ruang ganti lalu mengambil semua perlengkapannya tak lama ia kembali ke lapangan dengan ransel di pundaknya…
“ gue duluan ya semua, takut macet…” ucap debo,, yang lain pun mengangguk menjawabnya. Debo berjalan keluar lapangan, tak lama ia menghentikan langkahnya lalu memutar langkahnya kembali ke lapangan “ lo mau balik atau gue tinggal disini sampe besok…” ucap debo, oik menatap debo sebal dengan bibir yang dimajukan 5 cm. oik melambaikan tangan pada yang lain tanpa sepatah kata, lalu memutar tubuhnya dan berjalan mendahului debo yang masih menunggunya berjalan,,, debo tersenyum melihatnya,, entah mengapa ia merasa senang,, debo mengacungkan ibujarinya pada rio.. lalu berjalan meninggalkan lapangan bersama oik
“ kayanya lo berhasi bro…” ucap cakka,,
“ sepertinya gitu,, semoga aja sukses…” rio tersenyum menatap debo dan oik, kembali satu tugasnya ia selesaikan dengan baik… riko menepuk bahu rio cakka dan iyel cepat, membuat mereka ber 3 menoleh , riko menunjuk kea rah pintu gerbang, terlihat via agni dan ify sedang berjalan menuju lapangan,
“ kali ini kayanya ga sukses deh…” ucap Gabriel yang di jawab anggukan oleh rio dan cakka,, mereka ber 3 pun segera bangkit meninggalkan lapangan lalu berjalan menghampiri kekasih mereka yang menatap mereka dengan tatapan bagai elang ingin menerkam mangsa….
********************************************
Via masih duduk terdiam di dalam mobil iyel, setelah tadi dari sekolah mereka ber 2 memutuskan untuk pergi ke danau di belakang komplek rumah mereka sebelum pulan kerumah untuk menyelesaikan masalah, namun sejak tadi via hanya diam tak bergeming, iyel sejak tadi dalam perjalanan pulang terus mengajak via berbicara namun tetap tak di gubrisnya. Via tetap diam sambil menatap lurus ke depan, kini iyel turun dari mobilnya ia duduk di di rumbut dan bersandar pada kap mobilnya, sebelumnya ia mengambil gitar yang selalu ia bawa dalam mobilnya, sambil menunggu via ia memutuskan memainkan gitarnya menenangkan emosinya.
Braaakkkk
Suara pintu mobil yang ditutup, iyel bangkit berdiri terlihat via berjalan meninggalkan iyel, iyel segera berlari kecil menghentikan langkah via
“ vi, kamu kenapa si? Ada apa, coba jelasin apa salah aku?” Tanya iyel pada via yang berdiri tertunduk di depannya, via mengangkat wajahnya menatap iyel
“ jawab aku jujur, oik, dia cewe yang ada di jerman saat kalian olimpiade? Yang suara selalu terdengar saat kita lagi teleponan..?”
“ iya, oik itu temen aku dari sd, dia kakak kelas aku dulu di sd vi sebelum aku pindah, dan kita ketemu lagi di jerman saat olimpiade itu..” via mengangguk settelah itu kembali bersaha berjalan meninggalkan iyel namun kembali menghentikannya
“ salah aku apa? Salah kalo aku temenan sama oik? Jadi kamu marah sama aku hanya karena hal itu? Kamu egois vi..”
“ yel..! ini ga semudah yang kamu fikir, oik suka sama kamu..!”
“ apaan sih vi, kamu tuh mikirnya berlebihan, jangan suka asal ngomong,,”
“ aku ga asal ngomong yel. Aku sama dia sama sama perempuan, aku tau gimana tatapan seorang perempuan yang suka sama seorang laki laki, tatapan itu beda, dan hal itu terjadi saat oik lagi ngeliatin kamu main tadi..”
“ vi, ga ada bukti oik suka sama aku,,”
“ yel, aku tau,, aku bisa liat sama mata aku, jangan terus bela dia!..”
“ siapa yang bela dia sih,! Oke! Kalo oik suka sama aku terus kenapa, toh aku ga suka sama dia vi… hati aku milik kamu, dan disini” iyel menunjuk dadanya “ Cuma ada kamu…”
“ perasaan suka itu bisa tumbuh kapan pun dimanapun dan dengan siapapun seiring berjalannya waktu kamu pasti…”
“ jadi kamu ngeraguin perasaan aku? Kamu ga percaya aku? Asataga, kamu via kan? Harusnya kamu lebih tau aku dibanding siapapun.. sekarang terserah kamu…” iyel beranjak pergi kembali berjalan menuju gitarnya,
“ oh selalu gitu ngindarin masalah, oke kalo maunya gitu, aku rela nyerahin kamu sama oik,, dia memang lebih pantas…”
praaannggggggg
Tiba tiba saja iyel memukul kaca mobilnya hingga pecah, via tertegun terkejut dengan apa yang iyel lakukan, kaca setebal 1cm itu pecah berkeping keeping karena pukulannya, Gabriel berjalan menghampiri via dengan sebuah pecahan kaca di tangannya.
“ kamu liat kaca ini, hati aku jauh lebih rapuh dari kaca ini vi, ga perlu pukulan, haya sebuah kalimat dari mmulut kamu itu mampu bikin hati aku jauh lebih hancur dari kaca kaca itu. Denger satu hal ya vi, aku bukan barang yang bisa kamu kasih ke orang lain, kamu relain buat orang lain dengan seenaknya, aku, aku punya hati punya perasaan… tapi kalo fikiran kamu bersikeras seperti itu, lebih baik kamu tinggalin aku, aku bukan barang bagus buat kamu, jadi silahkan cari barang bagus lain yang bisa dengan mudah di berikan pada orang lain bila sudah bosan..!” Gabriel berjalan meninggalkan sivia , ia memutar mobil lalu mengambil kotak p3a yang berada di bagasi mobilnya, sivia masih dia tertegun airmata mulai mengalir di sudut matanya, ia sungguh menyesali kebodohannya
Gabriel membersihkan tanganya yang bercucuran darah dengan sebotol air yang ada di mobilnya, “ arrggg…” erangnya pelan, ia menggigit handuk kecilnya lalu kembali mencuci tangannya yang masih mengalir darah darah segar.. “rrrrggggg” Gabriel mengerang kencang, namun suaranya tertahan dengan handuk yang di gigitnya. Keringat mulai bercucuran di dahina, ia membuka kotak p3k nya, di ambilnya sebuah kapas lalu di berikan obat pengering luka dan di oleskan perlahan pada kulitnya yang terluka. Reaksi obat yang cepat membuat gabriek kembali mengerang, perlahan ia bubuhkan obat yang sudah ia tuangkan di kapas pada kulitnya yang terluka, keringa mengucur lebih banyak dari dahinya akibat menahan rasa sakit, setelah selesai Gabriel mengambil gulungan perban lalu ia mencoba membalut tangannya yang terluka dengan sebelah tangannya yang bebas, namun sulit, berkali kali ia coba dan gagal.
“ ga akan bisa dengan satu tangan,,,” via mengambil perban yang ada di tangan iyel, lalu mulai membalut luka di tangan iyel dengan perlahan, iyel hanya diam, ia berusaha mengendalikan emosinya yang tadi sempat meledak. Airmata via mengalir deras di sudut matanya membasahi perban di tangannya, dengan sebelah tangannya Gabriel menghapus airmata di kedua mata via. Via mengangkat wajahnya yang di banjiri airmata.
“ sudah selesai..” ucapnya pelan… Gabriel menggerak gerakan jari jarinya perlahan lalu tersenyum kecil…
“ lebih baik, terimakasih…”
“ maaf… maafin aku, aku sadar aku salah, aku memang bodoh maafin aku yel, maaf,,” ucap via, ia tertunduk menangis, gabrie menatap via lirih, ia terlalu emosii tadi, Gabriel menghela nafas panjang, lalu di sentuhnya puncak kepala via,
“ belajar dewasa vi, ga semua hal dapat kamu simpulin hanya dengan melihat, namun bila memang hal itu benar, pecahkan dengan kepala dingin, dan satu lagi menangis ga akan nyelesain masalah…”
“ iya aku tau aku salah, maafin aku yel…”
“ yaudah, aku udah maafin kok, jangan nangis lagi ya…” via mengangguk kecil lalu di peluknya Gabriel dengan erat, ia kembali menangis di pundak Gabriel. Namun kali ini Gabriel membiarkannya, menurutnya mungkin inilah cara para wanita melepaskan bebannya, meskipun memang tak menyelesaikan masalah, namun bila beban hilang, masalah pun bisa di pecahkan dengan kepala dingin.. dan itu lebih baik… haripun mulai gelap, Gabriel mengambil handpone di sakunya lalu menelepon bengkel langgananya untuk memperbaiki mobilnya,
“ ayo pulang,,,” ajak Gabriel,,, via melepaskan pelukannya
“ mobil kamu?”
“ nanti orang bengkel yang ambil, kita jalan kaki gapapa kan?”
“ ga masalah, yaudah aku ambil tas dulu,,” via berlari kecil mengambil tas mereka berdua di dalam mobil gabriel,, Gabriel pun bangkit berdiri dan meletakan gitar ke dalam mobilnya
“ hati hati kacanya vi..” ucap iyel,, via mengangguk kecil, via menenteng tas mereka berdua, setelah menutup pintu Gabriel menghampiri via lalu berjongkok di hadapannya.
“ loh kamu ngapain yel?”
“ naik, aku gendong ya sampe rumah…”
“ ga usah aku kuat jalan kok yel…” iyel menarik tangan via memaksanya naik ke punggunya membuat via mau tak mau naik ke punggungnya,,,
“ aku Cuma mau di peluk kamu sepanjang jalan vi,, “ via tersenyum kecil, lalu di jitaknya Gabriel pelan,,, Gabriel hanya menyeringai kecil.. via mengeratkan lingkaran tangannya di pundak Gabriel, ia meletakan dagunya di pundak iyel lalu berbisik pelan…
“ I love you….”
“ I love you too vi..”
Subscribe to:
Posts (Atom)