tapi karena ini memang harus di tamatin jadi harus mulai pemanasan lebih awal
semoga "pemanasan" ini bisa memanaskan yang sudah kaku
happy reading
keep comment " buat masukan di next part "
Bismillahirohmannirrohim
You're My Best Brother #33a
**********************************************
Sorak sorai
suara para pendukung dari masing masing tim sudah terdengar hingga lapangan
parkir gedung olah raga senayan, final pertandingan bola basket antar smp
tingkat nasional memang yang paling ditunggu tunggu saat ini, karena
pertandingan ini ialah batu loncatan untuk para pemain pemain yang berprestasi.
Akan bannyak keuntungan yang akan mereka dapatkan, karena bukan hanya para
pecinta basket saja yang menonton pertandingan ini akan tetapi banyak petinggi
petinggi dari yayasan sekolah menengah atas yang datang untuk menawarkan
segudang beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Dan salah satu yayasan yang
paling banyak didamba dambakan ialah yayasan SMA cakrawala. Sudah terlihat dari
kejauhan bu ira duduk manis sambil ikut berbaur dalam keramaian di dalam
gedung. Rio alvin gabriel dan cakka sudah berdesakan didalam stadion ikut
berbaur dalam keramaian sorak sorai pendukung smp Perwira tempat diimana ray
dan deva bersekolah
“ gini yah
rasanya nonton pertandingan final, seru banget yah, deg degannya lebih
berasa...” ucap cakka, gabriel dan alvin mengangguk menyetujui
“ iya, biasanya
kita yang main dibawah, akhirnya ngerasain juga yang namanya jadi suporter...”
sambung cakka
“ gue fikir
pemain doang yang rasain deg degan, ternyata jadi penonton malah jauh lebih deg
degan....”
“ bener
banget,,, eh itu ray sama deva” ucap rio mereka ber 4 lalu melambaikan tangan
ke arah deva dan ray, ray dan deva
melaimbaikan tangan pula pada mereka ber 4, senyum ray mengembang maksimal
melihat ada rio gabriel dan teman temannya datang mendukungnya, ini pertama
kalinya ray merasa ia tidak sendiri dan ia punya keluarga, tak lama nampak dari
kejauhan mama dan papanya datang pula mendukungnya.
“ ray, bawa
medalinya kerumah ya,” teriak rio dari kejauhan
“ iya kak
pasti... medalinya gue bawa buat lo sama ka iyel..” jawab ray disertai acungan
jempolnya “ terimakasih ya Allah, semua penantianku selama ini Kau jawab” ucap
ray dalam hati, deva tersenyum melihat ra yang nampak amat sangat bahagia hari
ini...
“ main yang
bagus ya, jangan bikian mereka kecewa” deva menepuk ray
“ pasti dev,”
mereka berdua tersenyum lalu kembali melanjutkan pemanasan
Masing masing
pemain dari kedua tim telah bersiap di tengah lapangan, wasit sudah berdiri di
antara kedua tim dengan bola ditangannya, wasit melambungkan
bola,PRIIITTTTTTTTTT, suara pluit panjang menandakan pertandingan dimulai, ray
yang menempati posisi sebagai playmaker memulai aksinya untuk merebut bola dari
tangan lawan.
*****
Quarter ke dua pun
berakhir, hasil skor yang di peroleh
kedua sekolah memiiki selisih yang sangat tipis, ini menujukan kedudukan yang
masih berimbang antara kedua sekolah, kedua belah tim mengeluarkan seluruh
tenaga mereka untuk pertandingan hari ini, terlihat dari seluruh pemain yang
nampak letih bercucuran keringat namun penuh semangat, dan tak hanya pemain,
akan tetapi para penonton pun sangat bersemangat mendukung tim mereka masing
masing tak terkecuali para senior smp cakrawala rio alvin cakka gabriel dan
agni, mereka dengan semangat mendukung dan meneriakkan nama tim dukungan mereka
sejak tadi pertandingan baru saja dimulai.
“ ray sama deva
lumayan juga mainnya, padahal mereka amatir..” ungkap cakka
“ berarti
turunan dari kakak-kakaknya yang emang jago...” sahut iyel, yang di sambut anggukan
oleh agni,
“ tapi ray sama
deva ga ada hubungan darah sama lo ber 2 yel” sahut alvin ikut nimbrung
“ apalagi deva,
kakaknya biang berisik gitu ga da bakat main basket sama sekali.. meskipun rio
itu pacarnya ify..” ucap cakka berani karena ify via dan shilla sedang keluar
untuk membeli makanan,
“ tapi tetep aja
kan, turunan ga berarti harus sedarah, contohnya kaya pelatih ke anak didiknya,
bisa disebut menurunkan juga menurut gue..” ucap iyel yang lagi lagi di setujui
agni
“ tapi kan,
kasusnya berbeda, mereka baru belajar beberapa bulan masih amatir...” ucap
alvin
“ iya lain lagi
ceritanya kalo memang udah latihan setahun atau dua tahun,...” timpal cakka
“ tetep aja vin,
kalo namanya ngajarnya tulus tanpa imbalan, ditambah lagi diajari oleh yang memang
dibidangnya, ga ada yang ngga mungkin...” sahut agni kali ini, dan kali ini pun
alvin dan cakka memutuskan untuk tersenyum kecil tak ingin melanjutkan
perdebatan, karna kalo iyel dan agni sudah mulai berargumen pasti mereka berdua
kalah, mungkin hanya rio si keras kepala yang bisa menepis argumen argumen agni
dan gabriel. Alvin menoleh ke arah rio di sebelahnya, agak heran juga sejak
tadi tak terdengar suaranya, padahal bila dalam hal perdebatan seperti ini dia
pasti akan ambil bagian.
“ yoo...” alvin
menoleh ke arah rio yang berdiri diam di sampingnya...” heh lo kenapa? Kenapa
diem gitu...”
“ ah ngga, Cuma
lagi ada yang gue fikirin vin...” ucap rio dengan senyum kecil terbentuk di
bibirnya membuat alvin mengangkat sebelah alisnya, dengan tatapan tanpa suara
rio tau alvin memaksa rio memberi tahunya, rio berbisik pelan di telingan alvin
memberi tau rencana yang kemarin ia susun bersama ify, alvin mengangguk setuju dan mendunkung
rencana rio..
“ ide bagus yo,
lo bisa kepikiran ke situ sih? Apa lo udah yakin?? Rio mengangguk meyakinkan
alvin
“ gue hanya coba
vin, selama ini gue Cuma terlalu takut, ini idenya ify kok vin, dia juga yang
dukung gue, sampe gue bisa punya keyakinan sebesar ini,,”
“ hebat juga si
allysa bisa naklukin lo sejauh ini, lo ga di pelet kan yo sama ify?” ucap alvin
ngasal yang membuat satu jitakan mampir di kepalanya
“ sembarangan
pelet pelet emang gue apaan, gue naklukin rio itu pake hati, iya kan yo,,,” rio
mengangguk kecil tersenyum, rio mengacak acak rambut ify gemas, ify shilla dan via
kembali sambi menenteng belanjaan di kedua tangan mereka
“ lagian ify itu kan idola para pemain basket
vin, bayangin aja dua kapten tim basket terbaik rebutin ify, seorang ify di
rebutin sama debo rio iyel...” sambar cakka tiba tiba. Iyel langsung ikut
merespon
“ kok jadi
gue??”
“ tau nih cakka
asal aja, nyebelin banget ihh....” ify mencubit lengan cakka gemas, ify menatap
rio minta pertolongan, rio menarik ify ke dalam dekapannya lalu belai lembut
rmbut ify
“ jangan
cemberut gitu, aku seneng kok, aku benar benar merasa beruntung karna akulah
yang memenangkan hati kamu dan itu berarti aku gasalah pilih kamu jadi pacar
aku “ ucap rio yang membuat wajah ify mendadak bersemu merah
“ aahhh rio so
sweet bangettt...”ucap shilla agni bersamaan membuat cakka dan alvin membuang
muka merasa sebal lagi lagi kekasih mereka memuji rio,,
“ ifyy emang
beruntung dapetin riooo, ,”
“ terus lo ga
beruntung gitu dapetin gue??” tanya alvin jutek pada shilla, shilla menatap alvin
dengan tatapan ‘apaan sih vin..’... “ pacaran aja sama rio kalo gitu...”
sambung alvin
“ ohh kalo rio
bersedia jadiin gue yang kedua sih gue mau kok... rio mau???” alvin langsung
menarik lengan shilla dengan wajah cemberut
“ eehhh kok
beneran sih, parah banget lo shil,,”
“ siapa yang
parah lo apa gue? Kan elo yang suruh cewe lo ini pacaran sama sahabat lo...”
“ abis muji rio
terus..”
“ gue Cuma ngomong
apa adanya kok...”
“ ify memang
beruntung dapetin rio, tapi kan itu ify bukan gue,,,”
“ udahh jngan
berantem, maksud shilla itu ify sama berutungnya sama shilla karena dapetin
pacar yang baik kaya dia sekarang, dia punya pacar yng baik, alvin gatau sih,
gimana shilla kalo udah muji muji kamu di depan aku agni sama ify,,” ucap via
yang membuat shilla tertunduk malu tak menatap alvin, sedangkan alvin sendiri
hanya terdiam tampak menyesal dan malu karna sudah cemburu tak beralasan pada
shilla, wajahnya yang putih bersemu merah merona membuat yang lain ikut
menggeleng, peluit panjang kembali di tiup tanda pertandingan quarter ke 3 akan
segera dimulai,
“ oia guys, gue
pamit balik duluan yah sama ify, ada janji solanya,,” ucap rio berpamitan, di
gandengnnya tangan ify, alvin yang sudah tau apa yang direncanakan rio
sebelumnya mengangguk kecil, namun tidak dengan gabriel dan cakka,
“ lo mau kemana
sama ify, kemaren lo gabilang hari ini ada acara...” sambar cakka, gabriel pun
menatapnya penuh tanya
“ rio tadi di
telpon sama papa ify kak, katanya ada yang mau di bicarain penting sekarang,
jadi ify sama rio harus pulang duluan kerumah ify. Gabriel dan cakka menatap
rio curiga sejenak, namun melihat tak ada kenjanggalan mereka akhirnya
mengangguk...
“ nanti gue
nyusul kerumah bro,,,” sahut alvin, ario kembali menganguk
“ hati hati ya
rio, jaga ify...” ucap agni
“ iya, yaudah
gue sama ify berangkat ya, salam sama ray sama deva,,” rio dan ify pun berjalan
meninggalkan stadion, sedangkan yang lain kembali fokus menonton pertandingan
“ untung kamu
cepet jawab, kalo nga iyel pasti curiga fy...” ucap rio di sela perjalanan
mereka menuju parkiran
“ iya yo, tiba
tiba aku kefikiran tadi papa nelpon,,, yaudah terus sekarang kita kemana dulu?”
“ tadi aku udah
nelpon pak dedi, aku udah minta pak dedi sama anak buahnya buat beresin
semuanya...”
“ tapi apa pak
dedi sanggup jalanin tugas dari kamu yo, itu pekerjaan berat loh, butuh banyak
oraang,,,”
“kamu lupa
berapa banyaknya anak buah pak dedi yang dampingin aku nembak kamu....” ucap
rio santai, langkah ify tiba tiba terhenti
“ hah? Seriusan
kamu 500??”
“ yahh aku sih
terima beres aja ... yaudah ayo kita kerumah dulu....”
Bruuukkkkkkk....
tiba tiba rio terjatuh tersungkur, ify menatap rio bingung
“ rio, kamu
kenapa? Tiba tiba jatoh ga ada ujan ga ada geledek...” ify tertawa kecil
melihat rio yang terseungkur, rio tampak diam ia menggeleng gelengkan kepalanya
dan memijat kakinya, ify berlutut mensejajarkan diri dengan rio
“ kaki kamu
kenapa? Ga ada yang luka kok, jatohnya juga pelan yo ga akan kenapa kenapa, apa
jangan jangan kamu lagi bercandain aku yah nyari perhatian aku mau aku manjain,
ihhh norak banget sih, masa nyari perhatiannya jatohin diri kamu sen..,” rio
membekap ify dengan tangannya yang bebas,
“ bawel banget
sih, aku tuh lemes soalnya belum makan dari pagi, salah aku juga sih punya
pacar dodol, tadi bawa tentengan beli makanan buat pacar tapi malah di
tinggalin...” ify menepuk keningnya, ia lupa tadi ia membeli makanan untuk rio,
dan ia tinggal begitu saja di stadion... ify segera bangkit berdiri
“ bentar ya yoo
aku ambilin dulu, aduhh maaf sayang kamu sampe lemes gini, sebentar kok aku
Cuma sebentar kamu tunggu mobil aja”.... rio mengangguk kecil,
“ jangan lari lari nanti malah jatoh kalo ngga
nyasar, pelan pelan aja sambi liatin jalan...” ucap rio lalu ify segera berlari
meninggalkan halaman parkiran menuju kembali ke stadion, setelah ify menghilang
rio kembali mencoba berdiri, namun entah kenapa sebelah kakinya lemas, seperti
keram tak dapat bergerak, ia mencoba berkali kali menggerakan kaki kanannya
namun hasilnya nihil, dengan sekuat tenaga rio menopang tubuhnya dengan hanya
sebelah kakinya yang berfungsi baik dengan bertumpu pada kaki kirinya rio
berjalan tertatih menuju parkiran yang berjarak cukup jauh gedung olah raga,
rio berusaha berjalan secepat mungkin menuju mobil, ia benar benar tak ingin
ify tau akan keadaan sebelah kakinya yang tak dapat di gerakan.
“ ya tuhan,
berikan aku kekuatan lebih kali ini untuk mencapai mobil,,” ucap rio , peluh
mulai membanjiri keningnya, entah karna rasa sakit atau karna tergesa gesa
menghindari ify , tak hanya keningnya, namun seluruh tubuhnya penuh keringat.
Secara perlahan rio melangkah dengan sebelah kakinya yang diseret, terlihat
mobil sudah tak jauh ada di depannya, rio sedikit mempercepat langkahnya menuju
mobil yang sudah berada tidak jauh di
depannya
Akibat peluh
yang membanjiri tubuhnya, kini pakaian yang dikenakanya basah, rio mengedipkan
kedua matanya berkai kali namun pandanganya sedikit buram, ia semakin bingung,
bukan bingung pada keadaanya, ia tau suatu saat ia akan lumpuh karena
penyakitnnya namun yang ia bingungkan sekarang bagaimana caranya membuat ify
dan teman temannya tidak khawatir akan keadaaanya,
terlihat dari kejauhan ify berlari kecil
menuju mobil rio, rio segera bergegas merapihkan diri agar ify tidak nampak
curiga,
“ rio, maaf aku
lama....” ucap ify sambil ter engah engah mengatur nafasnya, rio tersenyum
kecil, lalu mengacak acak rambut ify gemas
“ makasih ya
fy,, maaf ngerepotin..”
“ ngga apa apa
kok yo, sekali sekali ini kan , ucap ify tertawa kecil..
“ setelah ini
mungkin akan setiap hari...” ify menghetikan tawanya
“ kenapa ngomong
gitu?” Rio mengngkat wajahnya menatap
ify... yang masih berdiri di luar pintu mobil
“ aku gabisa
pacaran lama lama sama kamu,,, “ ify menatap rio dengan nafas yang terhenti
mendengarnya
“ aku mau
ngelamar kamu segera jadi istri aku, biar ga diambil orang...” ucap rio
melanjutkan membuat wajah ify kini bersemu merah, ify mencubit kedua pipi rio
gemas
“ aku sayang
kamu yoo...”
“ beneran sayang
sama aku???
“ iyaa
bener....”
“ kalo gitu kamu
yang nyetir mobil, aku kan lemes belom makan, kamu rela liat aku kecapen karena
belum makan nyetir mobil terus nanti aku kenapa kenapa teru,,,” kini ify yang
membekap mulut rio lalu tersenyum kecil namun dipaksakan...
“ iya aku yang
nyetir,,,” ucap ify galak rio tersenym manis pada ify, ify pun masuk kedalam
mobil dengan sedikit menggerutu, rio hanya menatap ify tersenyum, dan hatinya menatap ify dengan sedih, ia
sungguh tak sanggup membayangkan mengambil senyum keceriaan gadis di sampingnya
ini karena waktunya yang mungkin tak
lama lagi di dunia ini, rio menghela nafas pelan, inikah perasaan seseorang yang tau kematian
ada tepat di hadapannya... ucap rio dalam hatinya kemudian rio memulai memakan
makanan yang ify bawa, karena ify sudah mulai menatapnya dengan galak layaknya
isyarat mengatakanya untuk segera makan..
********************************************
Quarter 4
berjalan dengan sangat sengit, kedua tim bermain sangat baik sehingga sampai di
quarter terakhir ini point kedua tim masih berselisih sangat tipis. Bunyi sorak
sorai penoton semakin menggema sesaat setelah salah satu pemain SMP cakrawala
berhasil mencetak 3 point, yang kini membuat kedudukan bebalik unggul untuk SMP
cakrawala begitu juga sorak sorai pendukung SMP jayakarta yang terus memberi
dukungan untuk membalikan kedudukan. Ray bermain sangat baik di quarter ini, ia
menujukan semua kemampuannya yang telah diajarkan oleh rio dan gabriel setiap
gerakannya mengingatkan permainan rio dan gabriel saat mereka menjadi permain
terbaik di SMP dulu.
“ ayoo
raayyyy....” teriak gabriel dari jauh terus menyemanati ray yang sedang
mendrible bola
“ keren yel,
serius ray mainnya keren banget ungkin selama ini dia punya bakat terpendam
yang bru di keluarin sekarang...” ucap cakka kagum
“ mungkin juga
kka, guenya aja yang selama ini terlalu bodoh mengabaikan dia...” iyel
tersenyum kecil ada rasa penyesalan di dalamnya tapi ia berjanji ia akan
membayarnya dengan menyayangi ray sampai nanti hidupnya berakhir, cakka yang
berdiri di samping gabriel dapat melihat wajah abriel yang nampak menyesal,
cakka menepuk pundak gabriel memberinya sedikit dukungan akan apapun yang ada
di fikirannya sekarang, gabriel tersenyum seraya mengucapkan terimakasih pada
cakka
“ gue rasa rio
punya fikiran yang sama...” ucap alvin, gabriel dan cakka menatap alvin dengan
kening yang berkerut penuh tanya dengan maksud ucapan alvin, alvin hanya
membalasnya dengan senyum yang membuat cakka dan gabriel semakin bingung
dibuatnya, kebingungan itu terpecah dengan menggemanya sorakan penoton
pendukung cakrawala. Waktu di Quarter 4 telah habis dan akhirnya mengirim smp
cakrawala menduduki tempat tertinggi di kejuaran nasional basket tingkat smp
tahun ini.
Tak hanya para
penonton yang bersorak ramai, gabriel, cakka, alvin dan agni ikut bersorak
gembira, tahun lalu alvin agni dan rio yang berusaha dengan keras merebut gelar
itu, meskipun tim putri kalah tahun ini namun tetap agni merasa bangga.
Ray dan deva
melambaikan tangan ke kursi penton dimana kakak kakanya berada disana melihat
mereka. Tak lama mereka harus kembali ke ruang ganti untuk bersiap di acara
penutupan. Gabriel tersenyum lega melihat ray yang kini akhirnya bisa tertawa
bahagia.
************************
Ify menepikan
mobil di depan sebuah toko bunga sesuai dengan permintaan rio, ify turun dari
mobil lalu membeli sebuket bunga lily putih, setelah itu mereka melanjutkan kembali
perjalanan mereka yang sudah tak jauh dari tempat mereka ber 2 membeli bunga,
ify memarkirkan mobilnya di depan sebuah tempat yang terlihat sangat indah
dengan dikelilingi pepohonan dan bungan bunga canti berwarna putih di beberapa
tempat, ampak sangat indah.
“ kita dimana
yo? Tempatnya indah banget, kamu mau ajak aku kencan disini? Soo swiit...” rio
tertawa kecil mendengarnya
“ kamu pasti
nyesel ngomong gitu setelah tau dimana kita sebenernya...” ucap rio, namun
terlihat dari binaran mata ify sepertinya ia tidak menggubris ucapan rio. Tentu
saja ify tidak tau mereka dimana sekarang, karena rio belum pernah mengajak
orang lain untuk menengok ayahnya selain bersama alvin. Ify dan rio turun dari
mobil, ify menatap sekelilingnya sejenak, tempat ini cukup tersembunyi dari jalanan kota, dan tempat
yang sangat terasa damai
“ fy kamu mau
bantu aku jalan? Kayanya kaki aku
keseleo deh” panggil rio memecahkan lamunan ify, ify mengagguk lalu berlari
kecil menghampiri rio,
“ yaampun yo, apa
kita perlu ke rumah sakit ?
“ ga usah, aku
gapapa kok, kita duduk di kursi itu aja fy, bunga nya jangan lupa..” ify
mengacungkan ibu jarinya pada rio, lalu memapah rio menuju kursi panjang di
bawah pohon rindang tempat yang rio ingat saat bertemu ray di pemakaman ini pertama
kali, tempat dimana ia pertama kali benar benar merasa terguncang karena
melihat ray mengunjungi ayahnya.
“ terimakasih ya
fy...” ucap rio sesaat mereka berdua duduk bersandar pada kursi, ify tersenyum
menggenggam tangan rio. “ aku banyak ngerepotin kamu hari ini...” ify
menggeleng kecil
“ aku seneng yo,
kamu bisa minta aku buat jadi kaki kamu saat kamu terluka, kamu bisa minta aku
jadi tangan kamu saat tangan kamu tak dapat menggenggam, aku bisa jadi mata
kamu saat kedua mata kamu terpejam ..”
“ untuk selama
lamanya,,,” ify terdiam sejenak mendengar ucapan rio, mereka berdua saling
bertatapan
“ ketika itu
terjadi aku tak akan hanya jadi mata, tangan atau kaki..” ucap ify dengan
senyum kecil di bibirnya “ tapi aku juga akan jadi jiwa kamu yo..” ucap ify
yang kini membuat rio balik tertegun, ify menggengam tangan rio erat “ aku gabisa biarin kamu semudah itu pergi
dari hidup aku, ga akan...” rio tersenyum kecil
“ tolong lakukan
itu....” rio membalas genggaman tangan ify, kekhawatirannya akan gadisnya
menddak sirna bersama angin yang berhembus menerpa mereka berdua, rio tersenyum
mengacak acak rambut ify, ia sekarang sadar yang harus ia khawatirkan saat ini
bukan ify akan tetapi justru dirinya sendiri.
“ rio...” rio
dan ify menoleh, terlihat om tama dan mamanya berjalan menuju ke arah mereka
rio tersenyum melambaikan tangan
“ iyaudah om tama
udah dateng,, kalo gitu aku tinggal kalian berdua yah, biar nanti mama sama aku
“ ucap ify, rio mengangguk kecil
“ terimakasih ya
sayang, tunggu aku, titip mama...” ucap rio yan di jawab anggukan oleh ify,
setelah itu ify mengajak mama rio untuk berjalan berkeliling meninggalkan rio
dan om tama, karena mama rio sudah di beritahukan oleh rio sebelumnya mengapa
rio ingin mamanya dan om tama kesini
“ terimakasih
om, sudah mau datang menemui rio hari ini...” ucap rio pada om tama, om tama
tersenyum mengangguk
“ lalu sekiranya
ada apa rio memangil saya kesini hari ini..” rio tak langsung menjawab
melainkan memberikan sebuket bunga lili yang ia beli pada om tama. Om tama
menatapnya dengan kening yang berkerut. Rio bangkit berdiri dari bangku
“ apa om bisa
membantu saya berjalan, ada sedikit masalah dengan kaki saya om... “ om tama
mengangguk tanpa bertanya dan mengikuti dalam diam semua instruksi rio sampai
mereka akhirnya sampai di depan pusara ayah rio, om tama masih tetap terdiam
masih belum mengerti apa yang rio ingin lakukan saat ini, rio melepaskan
pegangannya dari om tama lalu berlutut di hadapan pusara ayahnya,
*****
Ify dan mama rio
berjalan jalan di sekitar pemakaman
“ sepertinya mario
sangat sayang yah sama ify,,,,” ucap mama rio pada ify, ify tersenyum kecil
“ kok tante vira
bisa bilang begitu, ify sama tante kan jarang ketemu, bahkan belum pernah
ngobrol..” ucap ify malu malu masih merasa canggung, tante vira tertawa kecil
“ tante sering
denger cerita tentang ify sama rio dari gabriel.. tante bisa ngerasain gimana
sayangnya kedua anak tante sama ify, dan tante juga mau ucapin terimakasih sama
ify, karena ify udah mau sabar dan menyayangi rio, “
“ iya tante, ify
tau, dibalik sikap ceria dan dinginnya rio dia menyimpan banyak rasa sakit dan
sangat kesepian, ify bisa liat itu dari matanya.. kedua mata rio dan gabriel pasti di wariskan
dari papa mereka ya tante?”
“ iya fy kamu
benar, kamu bisa lihat kan mata mereka berdua, sungguh indah dan sangat hangat,
kamu tau fy, kepintaran, ketampanan,
bakat musik mereka semua diturunkan dari ayahnya, terkadang bila melihat
gabriel sekarang sangat menyakitkan bagi tante, karena sangat mengingatkan
tante dengan mendiang ayah mario dan gabriel, dan sekarang saat tante bisa
melihat mario kembali bayang bayang kerinduan tante akan mendiang ayah mereka
sangat terasa. Mungkin ini hukuman buat tante ya fy...”
“ menurut ify
itu bukan hukuman tante, tapi hadiah dari om marcel buat tante rio dan gabriel,
om marcel mungkin tak bisa sama sama kalian saat ini, tapi om marcel ingin
menunjukan bahwa om marcel selalu bersama kalian,,,” ucap ify , mama rio
tertegun sesaat , di genggamnya tangan ify, ify menoleh sedikit terkejut,
“ terimakasih
ify, dan sekarang tante benar benar tau kenapa rio sangat sayang kamu fy,
karena selain alvin rio ga pernah ajak orang lain datang ke makam ayahnya....”
“ apa tante?”
kedua mata ify melebar mendengarnya.. “ makam.......? Disini?”
“ iya, apa mario
ga ngasih tau sama ify kalau disini makam ayahnya dan mamanya alvin? “ ify
menggeleng kaku mendengar ucapan mama rio, ia mendadak merinding . namun ify
berusaha menghilangkannya dan fokusnya berganti ketika ia melihat rio dan om
tama dari kejauhan sedang berdiri di depan sebuah pusara, yang ify yakin adalah
pusara om marcel papa rio...
******
Rio mengnghela
nafas kecil, senyumnya kembali terukir melihat makam ayahnya, di usapnya
kotoran kotoran dari batu nisan milik ayahnya
“ papa apa
kabar, maaf rio baru dateng jenguk papa, pa hari ini rio ga dateng sendiri, rio
dateng bareng om tama, om tama sahabat papa, om tama suami mama sekarang...”
ucap rio dengan terbata pada kalimat terakhir, “ pa maafin rio karena selama
ini udah salah marah sama papa, sama iyel sama mama dan sama om tama, rio
sekarang ngerti apa yang papa maksudkan , dan karena itu sekarang rio
mengucapkan terimakasih sama papa karena sudah melakukan sejauh ini, mengorbankan
segalanya Cuma untuk rio iyel sama mama, makasih pa, makasih....” air mata rio
kini jatuh berderai membasahi pipinya, rio menngepalkan tangannya seakan akan
mengumpulkan kekuatan untuk terus berbicara, dengan terisak rio melanjutkan apa
yang ingin dia katakan “ pa rio kesini juga mau minta izin sama papa, apakah
papa menginzinkan bila sekiranya rio.. bila rio.... rio kembali merasakan
kehangatan sebuah keluarga lagi sama om tama pa...?” ucap rio dengan terbata
bercampur isakan
“ rio...” hati
om tama mendadak berdegup kencang, ia sungguh tak menyangka bahwa alasan rio
mengajaknya ke hadapan pusara ayahnya adalah untuk ini... om tama lalu berlutut
ikut mensejajarkan diri dengan rio, di letakkanya bunga yang sebelumnya rio
berikan padanya di atas pusara marcell ( ayah rio ),
“ marcel, ini
aku tama, maaf bila baru sekarang ini aku datang menemuimu setelah semua yang
terjadi setelah semua kebahagian yang kau berikan padaku, maafkan aku yang
belum bisa memenuhi janjiku untuk membahagiakan istirimu dan anak anakmu, maaf
aku tidak bisa menjadi ayah dan suami yang baik bagi anak anakmu seperti yang
kamu minta dulu, karena memang aku bukan kamu, hanya kamu yang bisa
membahagiakan mereka bagaimanapun juga karena kamulah ayah dan suami nya yang
sebenarnya. Aku baru bertemu rio, dia benar benar mirip dengan mu, lebih mirip
ketimbang gabriel dengan mu, kamu mendidik dia dengan sangat baik, dia sangat
tampan dia tinggi dan dia pintar sama seperti gabriel....” om tama menghela
nafas sejenak
“ sudah cukup
untuk 8 tahun ini rio hidup menderita tanpa ibu ayah dan saudaranya, karena
itu, hari ini aku meminta izin padamu, bila engkau mengizinkan, aku ingin
menjadi ayah yang baik pula untuk rio, mengantikan tugas tugasmu yang belum
bisa kamu penuhi pada rio, bila kamu mengizinkan aku ingin rio menjadi anakku
juga.. “ rio menatap om tama sejenak, dengan segala sikap dinginnya yang ia
lakukan selama ini pada om tama, om tama masih mau menjadikannya anaknya. Om
tama mengusap puncak kepala rio seakan mengerti apa yang sedang rio fikirkan
“ takkan ada
seorang ayah yang menolak mempunyai anak seperti kamu yo, dan itu termasuk
saya...” rio tersenyum menanggis, ia ternyata benar benar rindu dicintai
seorang ayah, om tama menarik rio dalam pelukannya, “ apakah kamu mengizinkan
saya menjadi ayah kamu,,,?” rio tidak langsung menjawab, ia masih bimbang
dengan ayahnya, ia ingin, sangat ingin, rio
tak bermaksud melupakan ayahnya, rio tetap mencintai marcel sebagai ayahnya
tentu, akan selalu merindukannya dan akan selalu menjadi anaknya, akan tetapi
rio benar benar rindu dicintai seorang ayah, setidaknya sebelum ia kembali pada
ayahnya nanti ia ingin, ia ingin di cintai dalam sebuah keluarga seperti dulu,
seperti 8 tahun yang lalu
Hembusan angin
yang sebelumnya kencang kini mendadak menghilang, digantikan dengan sinar
matahari sore yang menerangi bumi, seakan memberikan jawaban bahwa ayah rio
merestui mereka, rio dan om tama tersenyum, rio lalu mengangguk menjawab
pertanyaan om tama sebelumnya
“ mulai sekarang
rio boleh panggil om tama papa?”
“ tentu saja,
anakku...”
Mama rio dan ify
yang melihat kejadian itu dari kejauhan ikut meneteskan air mata, ify merasa
sangat senang rio akhirnya bisa mendapatkan kebahagiannya.. digenggamnya tangan
mama rio dengan erat oleh ify, entah apa yang ada di dalam fikiran mama rio
saat ini hingga ia menangis akan tetapi yang ify tau, bukan pendapat omongan atau
apapun yang mama rio butuhkan sekarang, akan tetapi hanya dukungan, seperti
pada rio, bukan ucapan bukan juga airmata yang rio butuhkan saat ini akan
tetapi senyumannya.
***************************
Upacara
penutupan turnamen basket SMP tingkat
nasional baru saja selesai. Deva dan ray memutuskan untuk tidak langsung pulang
dikarenakan mereka ber 2 dan timnya berencana untuk mengadakan pesta di
kediaman sang palatih sedangkan agni shila dan via sejak tadi sudah lebih dulu
pulang kerumah mereka masing masing. Gabriel alvin serta cakka kini berada di
halaman parkir gedung olah raga, untuk memutuskan kemana mereka setelah ini.
“
ada kabar dari rio vin?” tanya gabriel pada alvin, alvin menggeleng kecil
“ ga ada yel,
rio belum ngehubungin gue lagi..”
“ terus abis ini
kita mau kemana? Sekalian kita nunggu rio...” tak lama terdengar deringan
berbunyi dari handphone alvin yang teryata itu adalah telfon dari rio
“ halo, yo..”
dengan segera alvin mengangkat telfon itu, diikuti padangan dari cakka dan
gabriel yang ingin tau
“ halo vin,
gimana pertandingan udah selesai?” sahut rio diujung telfon
“ udah yo,
akhirnya smp kita menang lagi..” belum sempat alvin selesai bicara , handpone
alvin terlebih dahulu diambil oleh gabriel..
“ yo lo dimana?”
ucap gabriel to the point yang membuat ekspresi rio yang ada di ujung telpon
terkejut
“ gue dirumah
kok yel..”
“ jangan bohong,
gue ga percaya kalo lo tadi Cuma pergi sama ify, pasti lo Cuma beralasan
kan, pasti lo ada rencana lain kan? apa
itu berhubungan sama kondisi lo..” tanya iyel bertubi tubi mengeluarkan rasa
cemasnya yang sejak tadi di pendamnya, terderngar tawa kecil rio, rio sadar
kalau ia memang tak begitu pandai berbohong.
“ ga kok yel gue
ga papa, kalo ga percaya kesini aja gue di rumah, kalaupun memang ada rencana
lain itu ga ada sangkut pautnya sama kondisi kesehatan gue,,”
“ rencana...”
“ dan soal
rencana, kalo memang ingin tau gue akan cerita dirumah oke yel, gue tunggu
kalian dirumah oke...” ucap rio sebelum gabriel menanyakan pertanyaan bertubi
tubi lagi padanya. Gabriel pun menyetujui dan mengakhiri telponnya dengan rio
“ rio dimana
yel...” tanya cakka ingin tau
“ dirumah, dia
bilang dia akan jelasin kemana dia tadi nanti dirumah..” gabriel menjelaskan
inti percakapannya dengan rio tadi, alvin dan cakka mengangguk mengerti, tanpa
banyak bicara merekapun segera menuju kerumah rio.
Sesampainya di
rumah rio terlihat susasana rumah rio nampak ramai, seakan akan rio akan
mengadakan sebuah pesta. Mungkinkah karena kemenangan ray, fikir gabriel.
Dengan sekumpulan kebingungan dan tanya yang berputar di kepalanya gabriel
memutuskan untuk segera masuk, dan kebingungannya semakin bertembah setelah di
dalam rumah ia melihat via yang sebelumnya berpamitan untuk pulang terlihat
sedang menghias vas bunga di ruangan tengah rumah rio.
Via melihat
kebingung yang terpancar dari wajah gabriel, ia yakin gabriel sebentar lagi
akan meledak di hadapannya.. gabriel berjalan masuk dengan alvin dan cakka yang
berjalan di belakangnya,
“ kamu kenapa
disini tadi kamu bilang mau pulang? Apa maksud kamu bohong sama aku..” tanya
gabriel dengan penekandan serta nada suara yang sudah meninggi, via diam tak
menjawab, ia hanya menatap gabriel dengan tatapan meminta maaf
“ yel..” rio
yang mendengar suara gabriel segera keluar dari kamarnya dan menghampiri
gabriel, kini di tatapnya rio dengan tatapan penuh tanya, fikirannya tak karuan
melihat kekasihnya ada di rumah adiknya “ sebelum lo meledak karena liat via
ada disini sebaiknya lo biarin gue yang lebih dulu bicara,,,, ” ucap rio gabriel
hanya diam , alvin dan cakka yang mengerti membawa via sedikit manjauh dari
mereka memberikan mereka kesempatan untuk berbicara.
“ apa yo..?” rio tak langsung menjawab, rio
membawa gabriel menuju sebuah kursi panjang yang ada di halaman belakang rumah
rio disekitar lapangan basket mini mereka...
“ gue tadi ke
makam papa sama om tama...” ucap rio singkat yang langsung memicu perhatian
gabriel.
“ papa kita? Lo
ajak papa tama kesana? Buat apa yo? Ga cukup dengan sikap lo selama ini ke
beliau, gue tau lo marah gue tau lo kecewa yo, tapi gue bersumpah kalo om tama
itu ga bersalah atas semua ini yo, semua ini mutlak salah gue, kalo bukan
karena gue sakit jantung papa ga akan kirim gue sama mama ke....”
“yel...” potong
rio, gabriel berhenti berbicara lalu tertunduk...” gue tau semuanya, gue tau
papa juga sakit, gue tau sakitnya papa parah, gue tau kenapa papa lakuin ini
semua ke kita sama mama, dan gue pun sekaran sadar kenapa tuhan kasih
ketidaksempurnaan ke diri kita dengan penyakit yang kita miliki, karena tuhan
ingin kta ber 2 merasakan dan mengerti apa yang papa rasakan dulu mengatasi 2
penyakit yang bersarang di tubuhnya ini...” rio menghela nafas sejenak “ tadi
gue minta izin sama papa buat bisa tinggal bareng kalian “ gabriel mengangkat
wajahnya menatap rio, kaget dengan apa yang rio katakan, setelah bertahun tahun
terpisah apakah ini jawaban penantian gabriel akan rio
“ apa...? ”
gabriel tercengang
“ gue mau
tinggal serumah lg sama kalian..”
“ lo serius yo?
Lo mau tinggal bareng gue sama mama lagi?”ucap gabriel nyaris berteriak, rio
menggeleng kecil
“ sama ray dan
papa juga...”
“ papa???”
keterkejutan gabriel semakin besar mendengar rio menyebut om tama yang sangat
rio benci dulu dengan sebutan papa...
“ iya yel, mulai
hari ini kita akan tinggal disini sekeluarga sama papa mama dan ray...” ucap rio sekali lagi
meyakinkan gabriel, tanpa terasa airmta mengalir disudut matanya, rio menarik
gabriel ke dalam pelukannya
“ terimakasih
banyak yoo, terimakasih lo udah mau maafin gue mama papa sama papa tama,
maafkan kami atas segala yang udah kami lakukan sama lo sehingga lo harus hidup
menderita berapa tahun belakangan karna kami yo...” mendengar ucapan gabriel
hati rio sungguh sakit, baru sekarang ini ia dapat merasakan bagaimana sakitnya
menangung rasa bersalah selama bertahun tahun, bagaimana papa mama dan kakaknya
pun sselama ini merasakan sakit yang luar biasa karena menanggung rasa bersalah
selama bertahun tahun.
“ udah yel,
semua udah berlalu sekarang ini bukan waktu yang pas karena masih banyak yang
harus kita kerjain di rumah...” ucap rio menyudahi pembicaraan mereka...”
gabriel mengangguk kecil lalu menjitak kepala adiknya penuh sayang...
“ terimakasih
banyak...” rio tersenyum mengulurkan tinjunya pada gabriel yang langsung
disambut oleh gabriel
“ oiya yel ada
yang mau gue tunjukin sama lo...” rio
berdiri dan meminta gabriel mengikutinnya, tanpa banyak bicara gabriel berjalan
mengikuti rio, rio menaiki undakan tangga menuju lantai dua, menuju ke arah
yang berlawanan dengan kamarnya dimana disanalah terdapat hal yang ingin rio
tunjukan pada gabriel. Rio berhenti tepat di depan sebuah pintu,
“ gue harap lo
suka...” rio membuka pintu yang ada di hadapannya dan gabriel, seketika gabriel
nampak tersenyum lebar melihat isi ruangan di hadapannya, terdapat sebuah kamar
dengan nuansa coklat dan cream disertai barang barang yang sebelumnya berada di
kamar gabriel dan sekarang sudah berpindah dan tertata rapih di dalam ruangan
di hadapannya,
“ bahkan
posisinya sama persis yo... kapan lo bawain semua barang gue ke sini..”
“ tadi pagi
setelah kita berangkat nonton ray semua barang barang dirumah gue angkutin ke
sini,,,”
“ dan pasti
tanpa seizin papa dan mama...” rio tertawa mendengarnya lalu mengangguk
“ karena gue ga
nerima penolakan dalam hal ini ...”
“ dan malem ini
waktunya kita cobain kabar baru lo,,,” ucap cakka yang sudah berdiri di
belakang mereka, disusul alvin di belakangnya...
“ sejak kapan
kalian tau rencana rio ini...” tanya gabriel pada alvin dan cakka
“ tadi pagi,
sebelum kita berangkat nonton ray, rio kasih tau semua rencananya...” jawab
cakka yang di jawab angukan oleh alvin,,,
“ jadi semua hal
yang terjadi seharian ini itu udah skenario kalian?”
“ iyaaapp...”
jawab cakka dan alvin serentak yang membuat gabriel menghela nafas berat merasa
kalah, gabriel tersenyum kecil pada kedua temannya itu, dalam hati kecilnya ia
sungguh sungguh mengucapkan terimakasih.
“ rio, alvin kak
cakka, kak iyelll....” terdengar suara ify memanggil mereka....” ayo makan dulu
makanannya udah siap semua,,,”
“ asiikk kalo
masakan nya ify sama via pasti enak serbuuuu,,,” ucap cakka segera berlari
menuju ke meja makan.
“ kita duluan ya
yo, lo juga jangan lama lama, keburu abis di santep cakka tuh semua makanan...”
ucap alvin, rio dan ify tersenyum mengangguk, alvin dan gabriel pun segera
turun ke bawah meninggalkan rio dan ify. Seketika ketika gabriel dan alvin
pergi rio menarik ify ke dalam pelukannya, rio memeluk ify erat seakan akan
ingin membagi kebahagianan yang ia rasakan saat ini.. ify membalas pelukan rio
lembut
“ terimakasih ya
fy, aku bener bener bersyukur sama tuhan karena udah kirimkan salah satu
malaikatnya di sisi aku sekarang..” ify tertawa kecil mendengarnya
“ berarti aku
cantik banget dong yang kan kaya malaikat,...” ucap ify percaya diri, rio
dengan yakin menganggu di pundaknya
“ iya kamu
cantiikkk cantik banget,,”
“ iyalah cantik,
rio aja bisa cinta mati sama ify hahahaha....”
“ iya mati aja
cinta gimana pas hidup amat sangat cintaa,,,”
“ aahhhh udah ah
rioo, aku kalah aku memang gabisa menang kalo soal bikin melting sama kamu, pasti
selalu aku yang mukanya merah duluan ...”
ucap ify menarik tubuhnya melepaskan pelukan rio lalu mengusap usap
kedua pipinya yang terasa panas.
“ loh kok gitu,
akunya kan belom selesai mau peluk kamunya...”
“ udah ahh ayo
makan aku malu...” ify baru saja akan berjalan pergi namun tangan rio lebih
cepat menarik ify kembali ke hadapannya,
“ terimakasih
untuk bertahan menungguku, terimakasih tetap sabar menghadapiku, terimakasih
untuk menerima aku dengan kondisiku, terimakasih karena tetap mencintaiku, dan
terimakasih karena karena tak pernah melepas genggamanmu dariku...” rio
tersenyum menatap kedua mata ify dalam
“ yo....” ify
menarik rio ke dalam pelukannya didekapnya rio erat dalam pelukannnya memberi
jawaban bagaimana besarnya rasa yang ia miliki untuk prianya ini, pria yang ia
dekap. Ingin rasanya ify menangis karena semakin besar rasa cintanya ia semakin
takut menjadi rapuh.
“ kamu harus
janji, ketika kamu lelah, ketika hati kamu udah ga sanggup bertahan, kamu harus
jujur sama aku...janji? ” ucap rio dalam pelukan ify
“ aku sayang
kamu yo...” ify menjawab pertanyaan rio, kening rio berkerut
“ harusnya aku
janji, bukan aku sayang kamu...”
“ aku cinta kamu
yo...”
“ ify...”
“ itu jawaban
aku...” ucap ify mentap, rio melepas pelukannya, di tatapnya ify, kedua mata
ify menyipit membalas tatapan rio “ harusnya aku ga jawab pertanyaan bodoh kamu
ini, kalo kamu terus terusan raguin aku kaya gini jangan salahin aku kalo debo
bakal punya pacar dalam waktu deket...” kedua mata rio melebar mendengarnya,
ify pun berjalan berlalu meninggalkan rio menuju keruang makan meninggalkan rio
yang masih terdiam akan ucapan ify.
****
Sinar
mentari pagi masuk melalui celah jendela, menyinari paras paras tampan yang
masih memejamkan kedua mata mereka terlelap di atas tempat tidur, tak lama
salah satu dari mereka terbangun, ia membuka kedua matanya kemudian ia
tersenyum, baginya ini adalah pagi terindah selama 8 tahun terakhir.
“ terimakasih
karena ini bukan mimpi ya Tuhan” ucap rio, ia menoleh memandang sosok yang
masih terpejam tertidur tepat di sampingnya, gabriel terlihat masih terlelap
dalam mimpinya setelah semalan mereka bersenang senang merayakan kembalinya
keluarga mereka dan merayakan kemenagan ray dan deva tentunya. Tak lama pintu
terbuka, terlihat sosok wanita cantik berdiri dibaliknya tersenyum menatap rio
“ selamat pagi
sayang...” rio membalas senyum, bahkan senyum termanis yang ia miliki
“ selamat pagi
ma,,,,” jawab rio, mama rio berjalan masuk ke kamar gabriel membelai kepala rio
lembut lalu mencium keningnya
“ gimana
tidurnya semalam sayang?”
“ gaenak ma, rio
bawaanya pingin cepet bangun biar bisa segera lewatin pagi ini liat senyum
mama..” ucap rio yang membuat mamanya tertawa...
“ kamu mau
gombalin mama yo? Nanti ify iri loh sama mama...” ucap mama rio sambil mecubit
gemas kedua pipi rio
“ kayannya bukan
Cuma ify aja deh yang iri, aku juga iri...” ucap gabriel yang ternyata juga sudah terbangun,,, “
padahal aku bangun duluan dari rio, tapi rio duluan yang di peluk mama...”
gabriel menekuk wajahnya cemberut yang membuat rio ikutan gemas dengan mencubit
kedua pipi gabriel
“ gabrieelll
manja banget siiihhhhh,,,,,” ucap rio gemas gabriel yang meringis membalas ikut
mencubit kedua pipi rio,,,, namun sebelum mereka melakukan peperangan lebih
lanjut sang mama lebih dulu menghentikan mereka dengan menarik mereka berdua
kedalam pelukannya....
“ ternnyata
kalian tetaplah jagoan kecil mama..” ucap mama rio, meski airmata tak ia tahan
sekuat mungkin akan tetapi rio da gabriel dapat merasakan tubuh mamanya
bergetar menahan tangis, rio dan gabriel saling pandang lalu tersenyum
“ ternyata mama
tetaplah super mama sampai sekarang....” ucap rio, “ rio sayang mama....”
“ gabriel sayang
rio sama mama.... sangat sayang....” lanjut gabriel.... lalu mengeratkan
pelukannya pada rio dan juga mamanya... mencurahan segala rasa rindunya, ray
dan om tama melihat kejadian itu dari luar kamar gabriel...
“ akhirnya
setelah bertahun tahun papa bisa liat senyum mama dan gabriel sebahagia ini...”
ucap papa tama,,,
“ iya pa, ray
sebenarnya iri melihatnya,,, tapi ray lebih merasa senang karena teryata ray
punya kakak dan mama yang hebat seperti mereka pa...” papa tama menepuk pundak
ray, tersenyum
“ sebaiknya kita
tunggu mereka di meja makan ray...” ucap papa ray, ray mengangguk kecil lalu
berjalan turun menuju meja makan untuk sarapan bersama
*****************************************
“ selamat
pagi...” sapa papa yang sudah duduk di meja makan bersama ray kepada rio dan
gabriel, gabriel dan rio tersenyum pada papanya
“ selamat pagi
pa...” jawab gabriel kemudian mengambil tempat duduk di seberang ray “ pagi
ray..” sapa gabriel pada ray, namun ray terlihat diam tertunduk sambil menatap
piring kosongnya... gabriel baru saja akan bertanya pada ray namun suara rio
mengalihkan perhatiannya
“ selamat pagi
papa, selamat pagi ray, selamat pagi kak iyel...” ucap rio bersemangat dengan
senyum menghiasi wajahnya, jelas sekali ia nampak sangat bahagia pagi ini...
“ selamat pagi
yo,, kayanya lo ga perlu manggil gue kak iyel deh yo,,, agak kekanakan...”
jawab gabriel pada rio yang mengambil tempat duduk tepat disampingnya...
“ iya sih, gue
kan sekarang udah keren yah....” ucap rio pede yang membuat kening gabriel
seketika berkerut “ gimana istirahatnya semalem pa? Papa udah betah kan tinggal
disini...” tanya rio kepada papanya.. papa rio tersenyum mengangguk
“ tentu yo,
dimanapun papa tinggal selama itu sama kalian papa pasti betah..” jawab papa
rio membuat senyum rio terlihat semakin merekah.
Tak lama mama
dan bu merry keluar dari dapur dengan sarapan di kedua tangan mereka. Mereka duduk
bersama untuk sarapan, rio bahkan sudah lupa kapan ia terakhir kali sarapan
dengan suasana seramai ini, dengan seluruh keluarganya berkumpul. Rio mebalik
piringnya lalu menuangkan nasi goreng ke dalam piring tersebut kemudian ia bangkit,
ia mengambil piring yang ada di hadapan ray. Ray yang sebelumnya terdiam mengangkat kepalanya
kaget, ditatapnya rio yang mengulurkan piring yang berisi nasi goreng kepada
ray.
“ lo harus
tumbuh gede biar bisa jagain mama sama papa, adenya rio sama gabriel gaboleh
keliatan lemes dan gak keren..” ucap rio disertai senyuman di pipinya, mau tak
mau ray ikut tersenyum melihatnya dan mengambil piring yang ada di tangan rio
“ iya kak, gue
bakal jadi lebih keren dari kalian ber 2,,,,” ucap ray tiba tiba membuat rio
dan gabriel tiba tiba tertawa. Kemudian mereka berdua mengangguk
“ harus...” ucap
gabriel... papa dan mama saling pandang terssenyum melihat tawa pagi ini dari
ke 3 jagoannya, mama dan papa benar benar tak meyangka bahwa akhir bahagia
seperti ini bisa mereka dapatkan juga setelah semua yang mereka alami selama
ini. Dan sarapan pagi ini pun berjalan penuh keceriaan.
**************************************