DEANISA HANNA RASELLA

Monday, September 22, 2014

you're my best brother #33a

setelah sekian lama gak nulis bener bener rasanya nih tangan sama saraf saraf gue kaku
tapi karena ini memang harus di tamatin jadi harus mulai pemanasan lebih awal
semoga "pemanasan" ini bisa memanaskan yang sudah kaku

happy reading
keep comment " buat masukan di next part "

Bismillahirohmannirrohim

You're My Best Brother #33a

**********************************************
Sorak sorai suara para pendukung dari masing masing tim sudah terdengar hingga lapangan parkir gedung olah raga senayan, final pertandingan bola basket antar smp tingkat nasional memang yang paling ditunggu tunggu saat ini, karena pertandingan ini ialah batu loncatan untuk para pemain pemain yang berprestasi. Akan bannyak keuntungan yang akan mereka dapatkan, karena bukan hanya para pecinta basket saja yang menonton pertandingan ini akan tetapi banyak petinggi petinggi dari yayasan sekolah menengah atas yang datang untuk menawarkan segudang beasiswa bagi mereka yang berprestasi. Dan salah satu yayasan yang paling banyak didamba dambakan ialah yayasan SMA cakrawala. Sudah terlihat dari kejauhan bu ira duduk manis sambil ikut berbaur dalam keramaian di dalam gedung. Rio alvin gabriel dan cakka sudah berdesakan didalam stadion ikut berbaur dalam keramaian sorak sorai pendukung smp Perwira tempat diimana ray dan deva bersekolah
“ gini yah rasanya nonton pertandingan final, seru banget yah, deg degannya lebih berasa...” ucap cakka, gabriel dan alvin mengangguk menyetujui
“ iya, biasanya kita yang main dibawah, akhirnya ngerasain juga yang namanya jadi suporter...” sambung cakka
“ gue fikir pemain doang yang rasain deg degan, ternyata jadi penonton malah jauh lebih deg degan....”
“ bener banget,,, eh itu ray sama deva” ucap rio mereka ber 4 lalu melambaikan tangan ke arah deva dan ray,  ray dan deva melaimbaikan tangan pula pada mereka ber 4, senyum ray mengembang maksimal melihat ada rio gabriel dan teman temannya datang mendukungnya, ini pertama kalinya ray merasa ia tidak sendiri dan ia punya keluarga, tak lama nampak dari kejauhan mama dan papanya datang pula mendukungnya.
“ ray, bawa medalinya kerumah ya,” teriak rio dari kejauhan
“ iya kak pasti... medalinya gue bawa buat lo sama ka iyel..” jawab ray disertai acungan jempolnya “ terimakasih ya Allah, semua penantianku selama ini Kau jawab” ucap ray dalam hati, deva tersenyum melihat ra yang nampak amat sangat bahagia hari ini...
“ main yang bagus ya, jangan bikian mereka kecewa” deva menepuk ray
“ pasti dev,” mereka berdua tersenyum lalu kembali melanjutkan pemanasan
Masing masing pemain dari kedua tim telah bersiap di tengah lapangan, wasit sudah berdiri di antara kedua tim dengan bola ditangannya, wasit melambungkan bola,PRIIITTTTTTTTTT, suara pluit panjang menandakan pertandingan dimulai, ray yang menempati posisi sebagai playmaker memulai aksinya untuk merebut bola dari tangan lawan.
*****
Quarter ke dua pun berakhir,  hasil skor yang di peroleh kedua sekolah memiiki selisih yang sangat tipis, ini menujukan kedudukan yang masih berimbang antara kedua sekolah, kedua belah tim mengeluarkan seluruh tenaga mereka untuk pertandingan hari ini, terlihat dari seluruh pemain yang nampak letih bercucuran keringat namun penuh semangat, dan tak hanya pemain, akan tetapi para penonton pun sangat bersemangat mendukung tim mereka masing masing tak terkecuali para senior smp cakrawala rio alvin cakka gabriel dan agni, mereka dengan semangat mendukung dan meneriakkan nama tim dukungan mereka sejak tadi pertandingan baru saja dimulai.
“ ray sama deva lumayan juga mainnya, padahal mereka amatir..” ungkap cakka
“ berarti turunan dari kakak-kakaknya yang emang jago...” sahut iyel, yang di sambut anggukan oleh agni,
“ tapi ray sama deva ga ada hubungan darah sama lo ber 2 yel” sahut alvin ikut nimbrung
“ apalagi deva, kakaknya biang berisik gitu ga da bakat main basket sama sekali.. meskipun rio itu pacarnya ify..” ucap cakka berani karena ify via dan shilla sedang keluar untuk membeli makanan,
“ tapi tetep aja kan, turunan ga berarti harus sedarah, contohnya kaya pelatih ke anak didiknya, bisa disebut menurunkan juga menurut gue..” ucap iyel yang lagi lagi di setujui agni
“ tapi kan, kasusnya berbeda, mereka baru belajar beberapa bulan masih amatir...” ucap alvin
“ iya lain lagi ceritanya kalo memang udah latihan setahun atau dua tahun,...” timpal cakka
“ tetep aja vin, kalo namanya ngajarnya tulus tanpa imbalan, ditambah lagi diajari oleh yang memang dibidangnya, ga ada yang ngga mungkin...” sahut agni kali ini, dan kali ini pun alvin dan cakka memutuskan untuk tersenyum kecil tak ingin melanjutkan perdebatan, karna kalo iyel dan agni sudah mulai berargumen pasti mereka berdua kalah, mungkin hanya rio si keras kepala yang bisa menepis argumen argumen agni dan gabriel. Alvin menoleh ke arah rio di sebelahnya, agak heran juga sejak tadi tak terdengar suaranya, padahal bila dalam hal perdebatan seperti ini dia pasti akan ambil bagian.
“ yoo...” alvin menoleh ke arah rio yang berdiri diam di sampingnya...” heh lo kenapa? Kenapa diem gitu...”
“ ah ngga, Cuma lagi ada yang gue fikirin vin...” ucap rio dengan senyum kecil terbentuk di bibirnya membuat alvin mengangkat sebelah alisnya, dengan tatapan tanpa suara rio tau alvin memaksa rio memberi tahunya, rio berbisik pelan di telingan alvin memberi tau rencana yang kemarin ia susun bersama ify,  alvin mengangguk setuju dan mendunkung rencana rio..
“ ide bagus yo, lo bisa kepikiran ke situ sih? Apa lo udah yakin?? Rio mengangguk meyakinkan alvin
“ gue hanya coba vin, selama ini gue Cuma terlalu takut, ini idenya ify kok vin, dia juga yang dukung gue, sampe gue bisa punya keyakinan sebesar ini,,”
“ hebat juga si allysa bisa naklukin lo sejauh ini, lo ga di pelet kan yo sama ify?” ucap alvin ngasal yang membuat satu jitakan mampir di kepalanya
“ sembarangan pelet pelet emang gue apaan, gue naklukin rio itu pake hati, iya kan yo,,,” rio mengangguk kecil tersenyum, rio mengacak acak rambut ify gemas, ify shilla dan via kembali sambi menenteng belanjaan di kedua tangan mereka
“  lagian ify itu kan idola para pemain basket vin, bayangin aja dua kapten tim basket terbaik rebutin ify, seorang ify di rebutin sama debo rio iyel...” sambar cakka tiba tiba. Iyel langsung ikut merespon
“ kok jadi gue??”
“ tau nih cakka asal aja, nyebelin banget ihh....” ify mencubit lengan cakka gemas, ify menatap rio minta pertolongan, rio menarik ify ke dalam dekapannya lalu belai lembut rmbut ify
“ jangan cemberut gitu, aku seneng kok, aku benar benar merasa beruntung karna akulah yang memenangkan hati kamu dan itu berarti aku gasalah pilih kamu jadi pacar aku “ ucap rio yang membuat wajah ify mendadak bersemu merah
“ aahhh rio so sweet bangettt...”ucap shilla agni bersamaan membuat cakka dan alvin membuang muka merasa sebal lagi lagi kekasih mereka memuji rio,,
“ ifyy emang beruntung dapetin riooo, ,”
“ terus lo ga beruntung gitu dapetin gue??” tanya alvin jutek pada shilla, shilla menatap alvin dengan tatapan ‘apaan sih vin..’... “ pacaran aja sama rio kalo gitu...” sambung alvin
“ ohh kalo rio bersedia jadiin gue yang kedua sih gue mau kok... rio mau???” alvin langsung menarik lengan shilla dengan wajah cemberut
“ eehhh kok beneran sih, parah banget lo shil,,”
“ siapa yang parah lo apa gue? Kan elo yang suruh cewe lo ini pacaran sama sahabat lo...”
“ abis muji rio terus..”
“ gue Cuma ngomong apa adanya kok...”
“ ify memang beruntung dapetin rio, tapi kan itu ify bukan gue,,,”
“ udahh jngan berantem, maksud shilla itu ify sama berutungnya sama shilla karena dapetin pacar yang baik kaya dia sekarang, dia punya pacar yng baik, alvin gatau sih, gimana shilla kalo udah muji muji kamu di depan aku agni sama ify,,” ucap via yang membuat shilla tertunduk malu tak menatap alvin, sedangkan alvin sendiri hanya terdiam tampak menyesal dan malu karna sudah cemburu tak beralasan pada shilla, wajahnya yang putih bersemu merah merona membuat yang lain ikut menggeleng, peluit panjang kembali di tiup tanda pertandingan quarter ke 3 akan segera dimulai,
“ oia guys, gue pamit balik duluan yah sama ify, ada janji solanya,,” ucap rio berpamitan, di gandengnnya tangan ify, alvin yang sudah tau apa yang direncanakan rio sebelumnya mengangguk kecil, namun tidak dengan gabriel dan cakka,
“ lo mau kemana sama ify, kemaren lo gabilang hari ini ada acara...” sambar cakka, gabriel pun menatapnya penuh tanya
“ rio tadi di telpon sama papa ify kak, katanya ada yang mau di bicarain penting sekarang, jadi ify sama rio harus pulang duluan kerumah ify. Gabriel dan cakka menatap rio curiga sejenak, namun melihat tak ada kenjanggalan mereka akhirnya mengangguk...
“ nanti gue nyusul kerumah bro,,,” sahut alvin, ario kembali menganguk
“ hati hati ya rio, jaga ify...” ucap agni
“ iya, yaudah gue sama ify berangkat ya, salam sama ray sama deva,,” rio dan ify pun berjalan meninggalkan stadion, sedangkan yang lain kembali fokus menonton pertandingan
“ untung kamu cepet jawab, kalo nga iyel pasti curiga fy...” ucap rio di sela perjalanan mereka menuju parkiran
“ iya yo, tiba tiba aku kefikiran tadi papa nelpon,,, yaudah terus sekarang kita kemana dulu?”
“ tadi aku udah nelpon pak dedi, aku udah minta pak dedi sama anak buahnya buat beresin semuanya...”
“ tapi apa pak dedi sanggup jalanin tugas dari kamu yo, itu pekerjaan berat loh, butuh banyak oraang,,,”
“kamu lupa berapa banyaknya anak buah pak dedi yang dampingin aku nembak kamu....” ucap rio santai, langkah ify tiba tiba terhenti
“ hah? Seriusan kamu 500??”
“ yahh aku sih terima beres aja ... yaudah ayo kita kerumah dulu....”
Bruuukkkkkkk.... tiba tiba rio terjatuh tersungkur, ify menatap rio bingung
“ rio, kamu kenapa? Tiba tiba jatoh ga ada ujan ga ada geledek...” ify tertawa kecil melihat rio yang terseungkur, rio tampak diam ia menggeleng gelengkan kepalanya dan memijat kakinya, ify berlutut mensejajarkan diri dengan rio
“ kaki kamu kenapa? Ga ada yang luka kok, jatohnya juga pelan yo ga akan kenapa kenapa, apa jangan jangan kamu lagi bercandain aku yah nyari perhatian aku mau aku manjain, ihhh norak banget sih, masa nyari perhatiannya jatohin diri kamu sen..,” rio membekap ify dengan tangannya yang bebas,
“ bawel banget sih, aku tuh lemes soalnya belum makan dari pagi, salah aku juga sih punya pacar dodol, tadi bawa tentengan beli makanan buat pacar tapi malah di tinggalin...” ify menepuk keningnya, ia lupa tadi ia membeli makanan untuk rio, dan ia tinggal begitu saja di stadion... ify segera bangkit berdiri
“ bentar ya yoo aku ambilin dulu, aduhh maaf sayang kamu sampe lemes gini, sebentar kok aku Cuma sebentar kamu tunggu mobil aja”.... rio mengangguk kecil,
“  jangan lari lari nanti malah jatoh kalo ngga nyasar, pelan pelan aja sambi liatin jalan...” ucap rio lalu ify segera berlari meninggalkan halaman parkiran menuju kembali ke stadion, setelah ify menghilang rio kembali mencoba berdiri, namun entah kenapa sebelah kakinya lemas, seperti keram tak dapat bergerak, ia mencoba berkali kali menggerakan kaki kanannya namun hasilnya nihil, dengan sekuat tenaga rio menopang tubuhnya dengan hanya sebelah kakinya yang berfungsi baik dengan bertumpu pada kaki kirinya rio berjalan tertatih menuju parkiran yang berjarak cukup jauh gedung olah raga, rio berusaha berjalan secepat mungkin menuju mobil, ia benar benar tak ingin ify tau akan keadaan sebelah kakinya yang tak dapat di gerakan.
“ ya tuhan, berikan aku kekuatan lebih kali ini untuk mencapai mobil,,” ucap rio , peluh mulai membanjiri keningnya, entah karna rasa sakit atau karna tergesa gesa menghindari ify , tak hanya keningnya, namun seluruh tubuhnya penuh keringat. Secara perlahan rio melangkah dengan sebelah kakinya yang diseret, terlihat mobil sudah tak jauh ada di depannya, rio sedikit mempercepat langkahnya menuju mobil yang sudah  berada tidak jauh di depannya
Akibat peluh yang membanjiri tubuhnya, kini pakaian yang dikenakanya basah, rio mengedipkan kedua matanya berkai kali namun pandanganya sedikit buram, ia semakin bingung, bukan bingung pada keadaanya, ia tau suatu saat ia akan lumpuh karena penyakitnnya namun yang ia bingungkan sekarang bagaimana caranya membuat ify dan teman temannya tidak khawatir akan keadaaanya,
 terlihat dari kejauhan ify berlari kecil menuju mobil rio, rio segera bergegas merapihkan diri agar ify tidak nampak curiga,
“ rio, maaf aku lama....” ucap ify sambil ter engah engah mengatur nafasnya, rio tersenyum kecil, lalu mengacak acak rambut ify gemas
“ makasih ya fy,, maaf ngerepotin..”
“ ngga apa apa kok yo, sekali sekali ini kan , ucap ify tertawa kecil..
“ setelah ini mungkin akan setiap hari...” ify menghetikan tawanya
“ kenapa ngomong gitu?”  Rio mengngkat wajahnya menatap ify... yang masih berdiri di luar pintu mobil
“ aku gabisa pacaran lama lama sama kamu,,, “ ify menatap rio dengan nafas yang terhenti mendengarnya
“ aku mau ngelamar kamu segera jadi istri aku, biar ga diambil orang...” ucap rio melanjutkan membuat wajah ify kini bersemu merah, ify mencubit kedua pipi rio gemas
“ aku sayang kamu yoo...”
“ beneran sayang sama aku???
“ iyaa bener....”
“ kalo gitu kamu yang nyetir mobil, aku kan lemes belom makan, kamu rela liat aku kecapen karena belum makan nyetir mobil terus nanti aku kenapa kenapa teru,,,” kini ify yang membekap mulut rio lalu tersenyum kecil namun dipaksakan...
“ iya aku yang nyetir,,,” ucap ify galak rio tersenym manis pada ify, ify pun masuk kedalam mobil dengan sedikit menggerutu, rio hanya menatap ify tersenyum,  dan hatinya menatap ify dengan sedih, ia sungguh tak sanggup membayangkan mengambil senyum keceriaan gadis di sampingnya ini karena waktunya yang mungkin  tak lama lagi di dunia ini, rio menghela nafas pelan,  inikah perasaan seseorang yang tau kematian ada tepat di hadapannya... ucap rio dalam hatinya kemudian rio memulai memakan makanan yang ify bawa, karena ify sudah mulai menatapnya dengan galak layaknya isyarat mengatakanya untuk segera makan..
********************************************
Quarter 4 berjalan dengan sangat sengit, kedua tim bermain sangat baik sehingga sampai di quarter terakhir ini point kedua tim masih berselisih sangat tipis. Bunyi sorak sorai penoton semakin menggema sesaat setelah salah satu pemain SMP cakrawala berhasil mencetak 3 point, yang kini membuat kedudukan bebalik unggul untuk SMP cakrawala begitu juga sorak sorai pendukung SMP jayakarta yang terus memberi dukungan untuk membalikan kedudukan. Ray bermain sangat baik di quarter ini, ia menujukan semua kemampuannya yang telah diajarkan oleh rio dan gabriel setiap gerakannya mengingatkan permainan rio dan gabriel saat mereka menjadi permain terbaik di SMP dulu.
“ ayoo raayyyy....” teriak gabriel dari jauh terus menyemanati ray yang sedang mendrible bola
“ keren yel, serius ray mainnya keren banget ungkin selama ini dia punya bakat terpendam yang bru di keluarin sekarang...” ucap cakka kagum
“ mungkin juga kka, guenya aja yang selama ini terlalu bodoh mengabaikan dia...” iyel tersenyum kecil ada rasa penyesalan di dalamnya tapi ia berjanji ia akan membayarnya dengan menyayangi ray sampai nanti hidupnya berakhir, cakka yang berdiri di samping gabriel dapat melihat wajah abriel yang nampak menyesal, cakka menepuk pundak gabriel memberinya sedikit dukungan akan apapun yang ada di fikirannya sekarang, gabriel tersenyum seraya mengucapkan terimakasih pada cakka
“ gue rasa rio punya fikiran yang sama...” ucap alvin, gabriel dan cakka menatap alvin dengan kening yang berkerut penuh tanya dengan maksud ucapan alvin, alvin hanya membalasnya dengan senyum yang membuat cakka dan gabriel semakin bingung dibuatnya, kebingungan itu terpecah dengan menggemanya sorakan penoton pendukung cakrawala. Waktu di Quarter 4 telah habis dan akhirnya mengirim smp cakrawala menduduki tempat tertinggi di kejuaran nasional basket tingkat smp tahun ini.
Tak hanya para penonton yang bersorak ramai, gabriel, cakka, alvin dan agni ikut bersorak gembira, tahun lalu alvin agni dan rio yang berusaha dengan keras merebut gelar itu, meskipun tim putri kalah tahun ini namun tetap agni merasa bangga.
Ray dan deva melambaikan tangan ke kursi penton dimana kakak kakanya berada disana melihat mereka. Tak lama mereka harus kembali ke ruang ganti untuk bersiap di acara penutupan. Gabriel tersenyum lega melihat ray yang kini akhirnya bisa tertawa bahagia.
************************
Ify menepikan mobil di depan sebuah toko bunga sesuai dengan permintaan rio, ify turun dari mobil lalu membeli sebuket bunga lily putih, setelah itu mereka melanjutkan kembali perjalanan mereka yang sudah tak jauh dari tempat mereka ber 2 membeli bunga, ify memarkirkan mobilnya di depan sebuah tempat yang terlihat sangat indah dengan dikelilingi pepohonan dan bungan bunga canti berwarna putih di beberapa tempat, ampak sangat indah.
“ kita dimana yo? Tempatnya indah banget, kamu mau ajak aku kencan disini? Soo swiit...” rio tertawa kecil mendengarnya
“ kamu pasti nyesel ngomong gitu setelah tau dimana kita sebenernya...” ucap rio, namun terlihat dari binaran mata ify sepertinya ia tidak menggubris ucapan rio. Tentu saja ify tidak tau mereka dimana sekarang, karena rio belum pernah mengajak orang lain untuk menengok ayahnya selain bersama alvin. Ify dan rio turun dari mobil, ify menatap sekelilingnya sejenak, tempat  ini cukup tersembunyi dari jalanan kota, dan tempat yang sangat terasa damai
“ fy kamu mau bantu aku  jalan? Kayanya kaki aku keseleo deh” panggil rio memecahkan lamunan ify, ify mengagguk lalu berlari kecil menghampiri rio,
“ yaampun yo, apa kita perlu ke rumah sakit ?
“ ga usah, aku gapapa kok, kita duduk di kursi itu aja fy, bunga nya jangan lupa..” ify mengacungkan ibu jarinya pada rio, lalu memapah rio menuju kursi panjang di bawah pohon rindang tempat yang rio ingat  saat bertemu ray di pemakaman ini pertama kali, tempat dimana ia pertama kali benar benar merasa terguncang karena melihat ray mengunjungi ayahnya.
“ terimakasih ya fy...” ucap rio sesaat mereka berdua duduk bersandar pada kursi, ify tersenyum menggenggam tangan rio. “ aku banyak ngerepotin kamu hari ini...” ify menggeleng kecil
“ aku seneng yo, kamu bisa minta aku buat jadi kaki kamu saat kamu terluka, kamu bisa minta aku jadi tangan kamu saat tangan kamu tak dapat menggenggam, aku bisa jadi mata kamu saat kedua mata kamu terpejam ..”
“ untuk selama lamanya,,,” ify terdiam sejenak mendengar ucapan rio, mereka berdua saling bertatapan
“ ketika itu terjadi aku tak akan hanya jadi mata, tangan atau kaki..” ucap ify dengan senyum kecil di bibirnya “ tapi aku juga akan jadi jiwa kamu yo..” ucap ify yang kini membuat rio balik tertegun, ify menggengam tangan rio erat  “ aku gabisa biarin kamu semudah itu pergi dari hidup aku, ga akan...” rio tersenyum kecil
“ tolong lakukan itu....” rio membalas genggaman tangan ify, kekhawatirannya akan gadisnya menddak sirna bersama angin yang berhembus menerpa mereka berdua, rio tersenyum mengacak acak rambut ify, ia sekarang sadar yang harus ia khawatirkan saat ini bukan ify akan tetapi justru dirinya sendiri.
“ rio...” rio dan ify menoleh, terlihat om tama dan mamanya berjalan menuju ke arah mereka rio tersenyum melambaikan tangan
“ iyaudah om tama udah dateng,, kalo gitu aku tinggal kalian berdua yah, biar nanti mama sama aku “ ucap ify, rio mengangguk kecil
“ terimakasih ya sayang, tunggu aku, titip mama...” ucap rio yan di jawab anggukan oleh ify, setelah itu ify mengajak mama rio untuk berjalan berkeliling meninggalkan rio dan om tama, karena mama rio sudah di beritahukan oleh rio sebelumnya mengapa rio ingin mamanya dan om tama kesini
“ terimakasih om, sudah mau datang menemui rio hari ini...” ucap rio pada om tama, om tama tersenyum mengangguk
“ lalu sekiranya ada apa rio memangil saya kesini hari ini..” rio tak langsung menjawab melainkan memberikan sebuket bunga lili yang ia beli pada om tama. Om tama menatapnya dengan kening yang berkerut. Rio bangkit berdiri dari bangku
“ apa om bisa membantu saya berjalan, ada sedikit masalah dengan kaki saya om... “ om tama mengangguk tanpa bertanya dan mengikuti dalam diam semua instruksi rio sampai mereka akhirnya sampai di depan pusara ayah rio, om tama masih tetap terdiam masih belum mengerti apa yang rio ingin lakukan saat ini, rio melepaskan pegangannya dari om tama lalu berlutut di hadapan pusara ayahnya,
*****
Ify dan mama rio berjalan jalan di sekitar pemakaman
“ sepertinya mario sangat sayang yah sama ify,,,,” ucap mama rio pada ify, ify tersenyum kecil
“ kok tante vira bisa bilang begitu, ify sama tante kan jarang ketemu, bahkan belum pernah ngobrol..” ucap ify malu malu masih merasa canggung, tante vira tertawa kecil
“ tante sering denger cerita tentang ify sama rio dari gabriel.. tante bisa ngerasain gimana sayangnya kedua anak tante sama ify, dan tante juga mau ucapin terimakasih sama ify, karena ify udah mau sabar dan menyayangi rio, “
“ iya tante, ify tau, dibalik sikap ceria dan dinginnya rio dia menyimpan banyak rasa sakit dan sangat kesepian, ify bisa liat itu dari matanya..  kedua mata rio dan gabriel pasti di wariskan dari papa mereka ya tante?”
“ iya fy kamu benar, kamu bisa lihat kan mata mereka berdua, sungguh indah dan sangat hangat,  kamu tau fy, kepintaran, ketampanan, bakat musik mereka semua diturunkan dari ayahnya, terkadang bila melihat gabriel sekarang sangat menyakitkan bagi tante, karena sangat mengingatkan tante dengan mendiang ayah mario dan gabriel, dan sekarang saat tante bisa melihat mario kembali bayang bayang kerinduan tante akan mendiang ayah mereka sangat terasa. Mungkin ini hukuman buat tante ya fy...”
“ menurut ify itu bukan hukuman tante, tapi hadiah dari om marcel buat tante rio dan gabriel, om marcel mungkin tak bisa sama sama kalian saat ini, tapi om marcel ingin menunjukan bahwa om marcel selalu bersama kalian,,,” ucap ify , mama rio tertegun sesaat , di genggamnya tangan ify, ify menoleh sedikit terkejut,
“ terimakasih ify, dan sekarang tante benar benar tau kenapa rio sangat sayang kamu fy, karena selain alvin rio ga pernah ajak orang lain datang ke makam ayahnya....”
“ apa tante?” kedua mata ify melebar mendengarnya.. “ makam.......? Disini?”
“ iya, apa mario ga ngasih tau sama ify kalau disini makam ayahnya dan mamanya alvin? “ ify menggeleng kaku mendengar ucapan mama rio, ia mendadak merinding . namun ify berusaha menghilangkannya dan fokusnya berganti ketika ia melihat rio dan om tama dari kejauhan sedang berdiri di depan sebuah pusara, yang ify yakin adalah pusara om marcel papa rio...
******
Rio mengnghela nafas kecil, senyumnya kembali terukir melihat makam ayahnya, di usapnya kotoran kotoran dari batu nisan milik ayahnya
“ papa apa kabar, maaf rio baru dateng jenguk papa, pa hari ini rio ga dateng sendiri, rio dateng bareng om tama, om tama sahabat papa, om tama suami mama sekarang...” ucap rio dengan terbata pada kalimat terakhir, “ pa maafin rio karena selama ini udah salah marah sama papa, sama iyel sama mama dan sama om tama, rio sekarang ngerti apa yang papa maksudkan , dan karena itu sekarang rio mengucapkan terimakasih sama papa karena sudah melakukan sejauh ini, mengorbankan segalanya Cuma untuk rio iyel sama mama, makasih pa, makasih....” air mata rio kini jatuh berderai membasahi pipinya, rio menngepalkan tangannya seakan akan mengumpulkan kekuatan untuk terus berbicara, dengan terisak rio melanjutkan apa yang ingin dia katakan “ pa rio kesini juga mau minta izin sama papa, apakah papa menginzinkan bila sekiranya rio.. bila rio.... rio kembali merasakan kehangatan sebuah keluarga lagi sama om tama pa...?” ucap rio dengan terbata bercampur isakan
“ rio...” hati om tama mendadak berdegup kencang, ia sungguh tak menyangka bahwa alasan rio mengajaknya ke hadapan pusara ayahnya adalah untuk ini... om tama lalu berlutut ikut mensejajarkan diri dengan rio, di letakkanya bunga yang sebelumnya rio berikan padanya di atas pusara marcell ( ayah rio ),
“ marcel, ini aku tama, maaf bila baru sekarang ini aku datang menemuimu setelah semua yang terjadi setelah semua kebahagian yang kau berikan padaku, maafkan aku yang belum bisa memenuhi janjiku untuk membahagiakan istirimu dan anak anakmu, maaf aku tidak bisa menjadi ayah dan suami yang baik bagi anak anakmu seperti yang kamu minta dulu, karena memang aku bukan kamu, hanya kamu yang bisa membahagiakan mereka bagaimanapun juga karena kamulah ayah dan suami nya yang sebenarnya. Aku baru bertemu rio, dia benar benar mirip dengan mu, lebih mirip ketimbang gabriel dengan mu, kamu mendidik dia dengan sangat baik, dia sangat tampan dia tinggi dan dia pintar sama seperti gabriel....” om tama menghela nafas sejenak
“ sudah cukup untuk 8 tahun ini rio hidup menderita tanpa ibu ayah dan saudaranya, karena itu, hari ini aku meminta izin padamu, bila engkau mengizinkan, aku ingin menjadi ayah yang baik pula untuk rio, mengantikan tugas tugasmu yang belum bisa kamu penuhi pada rio, bila kamu mengizinkan aku ingin rio menjadi anakku juga.. “ rio menatap om tama sejenak, dengan segala sikap dinginnya yang ia lakukan selama ini pada om tama, om tama masih mau menjadikannya anaknya. Om tama mengusap puncak kepala rio seakan mengerti apa yang sedang rio fikirkan
“ takkan ada seorang ayah yang menolak mempunyai anak seperti kamu yo, dan itu termasuk saya...” rio tersenyum menanggis, ia ternyata benar benar rindu dicintai seorang ayah, om tama menarik rio dalam pelukannya, “ apakah kamu mengizinkan saya menjadi ayah kamu,,,?” rio tidak langsung menjawab, ia masih bimbang dengan ayahnya, ia ingin, sangat ingin,  rio tak bermaksud melupakan ayahnya, rio tetap mencintai marcel sebagai ayahnya tentu, akan selalu merindukannya dan akan selalu menjadi anaknya, akan tetapi rio benar benar rindu dicintai seorang ayah, setidaknya sebelum ia kembali pada ayahnya nanti ia ingin, ia ingin di cintai dalam sebuah keluarga seperti dulu, seperti 8 tahun yang lalu
Hembusan angin yang sebelumnya kencang kini mendadak menghilang, digantikan dengan sinar matahari sore yang menerangi bumi, seakan memberikan jawaban bahwa ayah rio merestui mereka, rio dan om tama tersenyum, rio lalu mengangguk menjawab pertanyaan om tama sebelumnya
“ mulai sekarang rio boleh panggil om tama papa?”
“ tentu saja, anakku...”
Mama rio dan ify yang melihat kejadian itu dari kejauhan ikut meneteskan air mata, ify merasa sangat senang rio akhirnya bisa mendapatkan kebahagiannya.. digenggamnya tangan mama rio dengan erat oleh ify, entah apa yang ada di dalam fikiran mama rio saat ini hingga ia menangis akan tetapi yang ify tau, bukan pendapat omongan atau apapun yang mama rio butuhkan sekarang, akan tetapi hanya dukungan, seperti pada rio, bukan ucapan bukan juga airmata yang rio butuhkan saat ini akan tetapi senyumannya.
***************************
                Upacara penutupan turnamen basket  SMP tingkat nasional baru saja selesai. Deva dan ray memutuskan untuk tidak langsung pulang dikarenakan mereka ber 2 dan timnya berencana untuk mengadakan pesta di kediaman sang palatih sedangkan agni shila dan via sejak tadi sudah lebih dulu pulang kerumah mereka masing masing. Gabriel alvin serta cakka kini berada di halaman parkir gedung olah raga, untuk memutuskan kemana mereka setelah ini.
                “ ada kabar dari rio vin?” tanya gabriel pada alvin, alvin menggeleng kecil
“ ga ada yel, rio belum ngehubungin gue lagi..”
“ terus abis ini kita mau kemana? Sekalian kita nunggu rio...” tak lama terdengar deringan berbunyi dari handphone alvin yang teryata itu adalah telfon dari rio
“ halo, yo..” dengan segera alvin mengangkat telfon itu, diikuti padangan dari cakka dan gabriel yang ingin tau
“ halo vin, gimana pertandingan udah selesai?” sahut rio diujung telfon
“ udah yo, akhirnya smp kita menang lagi..” belum sempat alvin selesai bicara , handpone alvin terlebih dahulu diambil oleh gabriel..
“ yo lo dimana?” ucap gabriel to the point yang membuat ekspresi rio yang ada di ujung telpon terkejut
“ gue dirumah kok yel..”
“ jangan bohong, gue ga percaya kalo lo tadi Cuma pergi sama ify, pasti lo Cuma beralasan kan,  pasti lo ada rencana lain kan? apa itu berhubungan sama kondisi lo..” tanya iyel bertubi tubi mengeluarkan rasa cemasnya yang sejak tadi di pendamnya, terderngar tawa kecil rio, rio sadar kalau ia memang tak begitu pandai berbohong.
“ ga kok yel gue ga papa, kalo ga percaya kesini aja gue di rumah, kalaupun memang ada rencana lain itu ga ada sangkut pautnya sama kondisi kesehatan gue,,”
“ rencana...”
“ dan soal rencana, kalo memang ingin tau gue akan cerita dirumah oke yel, gue tunggu kalian dirumah oke...” ucap rio sebelum gabriel menanyakan pertanyaan bertubi tubi lagi padanya. Gabriel pun menyetujui dan mengakhiri telponnya dengan rio
“ rio dimana yel...” tanya cakka ingin tau
“ dirumah, dia bilang dia akan jelasin kemana dia tadi nanti dirumah..” gabriel menjelaskan inti percakapannya dengan rio tadi, alvin dan cakka mengangguk mengerti, tanpa banyak bicara merekapun segera menuju kerumah rio.
Sesampainya di rumah rio terlihat susasana rumah rio nampak ramai, seakan akan rio akan mengadakan sebuah pesta. Mungkinkah karena kemenangan ray, fikir gabriel. Dengan sekumpulan kebingungan dan tanya yang berputar di kepalanya gabriel memutuskan untuk segera masuk, dan kebingungannya semakin bertembah setelah di dalam rumah ia melihat via yang sebelumnya berpamitan untuk pulang terlihat sedang menghias vas bunga di ruangan tengah rumah rio.
Via melihat kebingung yang terpancar dari wajah gabriel, ia yakin gabriel sebentar lagi akan meledak di hadapannya.. gabriel berjalan masuk dengan alvin dan cakka yang berjalan di belakangnya,
“ kamu kenapa disini tadi kamu bilang mau pulang? Apa maksud kamu bohong sama aku..” tanya gabriel dengan penekandan serta nada suara yang sudah meninggi, via diam tak menjawab, ia hanya menatap gabriel dengan tatapan meminta maaf
“ yel..” rio yang mendengar suara gabriel segera keluar dari kamarnya dan menghampiri gabriel, kini di tatapnya rio dengan tatapan penuh tanya, fikirannya tak karuan melihat kekasihnya ada di rumah adiknya “ sebelum lo meledak karena liat via ada disini sebaiknya lo biarin gue yang lebih dulu bicara,,,, ” ucap rio gabriel hanya diam , alvin dan cakka yang mengerti membawa via sedikit manjauh dari mereka memberikan mereka kesempatan untuk berbicara.
 “ apa yo..?” rio tak langsung menjawab, rio membawa gabriel menuju sebuah kursi panjang yang ada di halaman belakang rumah rio disekitar lapangan basket mini mereka...
“ gue tadi ke makam papa sama om tama...” ucap rio singkat yang langsung memicu perhatian gabriel.
“ papa kita? Lo ajak papa tama kesana? Buat apa yo? Ga cukup dengan sikap lo selama ini ke beliau, gue tau lo marah gue tau lo kecewa yo, tapi gue bersumpah kalo om tama itu ga bersalah atas semua ini yo, semua ini mutlak salah gue, kalo bukan karena gue sakit jantung papa ga akan kirim gue sama mama ke....”
“yel...” potong rio, gabriel berhenti berbicara lalu tertunduk...” gue tau semuanya, gue tau papa juga sakit, gue tau sakitnya papa parah, gue tau kenapa papa lakuin ini semua ke kita sama mama, dan gue pun sekaran sadar kenapa tuhan kasih ketidaksempurnaan ke diri kita dengan penyakit yang kita miliki, karena tuhan ingin kta ber 2 merasakan dan mengerti apa yang papa rasakan dulu mengatasi 2 penyakit yang bersarang di tubuhnya ini...” rio menghela nafas sejenak “ tadi gue minta izin sama papa buat bisa tinggal bareng kalian “ gabriel mengangkat wajahnya menatap rio, kaget dengan apa yang rio katakan, setelah bertahun tahun terpisah apakah ini jawaban penantian gabriel akan rio
“ apa...? ” gabriel tercengang
“ gue mau tinggal serumah lg sama kalian..”
“ lo serius yo? Lo mau tinggal bareng gue sama mama lagi?”ucap gabriel nyaris berteriak, rio menggeleng kecil
“ sama ray dan papa juga...”
“ papa???” keterkejutan gabriel semakin besar mendengar rio menyebut om tama yang sangat rio benci dulu dengan sebutan papa...
“ iya yel, mulai hari ini kita akan tinggal disini sekeluarga sama  papa mama dan ray...” ucap rio sekali lagi meyakinkan gabriel, tanpa terasa airmta mengalir disudut matanya, rio menarik gabriel ke dalam pelukannya
“ terimakasih banyak yoo, terimakasih lo udah mau maafin gue mama papa sama papa tama, maafkan kami atas segala yang udah kami lakukan sama lo sehingga lo harus hidup menderita berapa tahun belakangan karna kami yo...” mendengar ucapan gabriel hati rio sungguh sakit, baru sekarang ini ia dapat merasakan bagaimana sakitnya menangung rasa bersalah selama bertahun tahun, bagaimana papa mama dan kakaknya pun sselama ini merasakan sakit yang luar biasa karena menanggung rasa bersalah selama bertahun tahun.
“ udah yel, semua udah berlalu sekarang ini bukan waktu yang pas karena masih banyak yang harus kita kerjain di rumah...” ucap rio menyudahi pembicaraan mereka...” gabriel mengangguk kecil lalu menjitak kepala adiknya penuh sayang...
“ terimakasih banyak...” rio tersenyum mengulurkan tinjunya pada gabriel yang langsung disambut oleh gabriel
“ oiya yel ada yang mau gue tunjukin sama lo...”  rio berdiri dan meminta gabriel mengikutinnya, tanpa banyak bicara gabriel berjalan mengikuti rio, rio menaiki undakan tangga menuju lantai dua, menuju ke arah yang berlawanan dengan kamarnya dimana disanalah terdapat hal yang ingin rio tunjukan pada gabriel. Rio berhenti tepat di depan sebuah pintu,
“ gue harap lo suka...” rio membuka pintu yang ada di hadapannya dan gabriel, seketika gabriel nampak tersenyum lebar melihat isi ruangan di hadapannya, terdapat sebuah kamar dengan nuansa coklat dan cream disertai barang barang yang sebelumnya berada di kamar gabriel dan sekarang sudah berpindah dan tertata rapih di dalam ruangan di hadapannya,
“ bahkan posisinya sama persis yo... kapan lo bawain semua barang gue ke sini..”
“ tadi pagi setelah kita berangkat nonton ray semua barang barang dirumah gue angkutin ke sini,,,”
“ dan pasti tanpa seizin papa dan mama...” rio tertawa mendengarnya lalu mengangguk
“ karena gue ga nerima penolakan dalam hal ini ...”
“ dan malem ini waktunya kita cobain kabar baru lo,,,” ucap cakka yang sudah berdiri di belakang mereka, disusul alvin di belakangnya...
“ sejak kapan kalian tau rencana rio ini...” tanya gabriel pada alvin dan cakka
“ tadi pagi, sebelum kita berangkat nonton ray, rio kasih tau semua rencananya...” jawab cakka yang di jawab angukan oleh alvin,,,
“ jadi semua hal yang terjadi seharian ini itu udah skenario kalian?”
“ iyaaapp...” jawab cakka dan alvin serentak yang membuat gabriel menghela nafas berat merasa kalah, gabriel tersenyum kecil pada kedua temannya itu, dalam hati kecilnya ia sungguh sungguh mengucapkan terimakasih.
“ rio, alvin kak cakka, kak iyelll....” terdengar suara ify memanggil mereka....” ayo makan dulu makanannya udah siap semua,,,”
“ asiikk kalo masakan nya ify sama via pasti enak serbuuuu,,,” ucap cakka segera berlari menuju ke meja makan.
“ kita duluan ya yo, lo juga jangan lama lama, keburu abis di santep cakka tuh semua makanan...” ucap alvin, rio dan ify tersenyum mengangguk, alvin dan gabriel pun segera turun ke bawah meninggalkan rio dan ify. Seketika ketika gabriel dan alvin pergi rio menarik ify ke dalam pelukannya, rio memeluk ify erat seakan akan ingin membagi kebahagianan yang ia rasakan saat ini.. ify membalas pelukan rio lembut
“ terimakasih ya fy, aku bener bener bersyukur sama tuhan karena udah kirimkan salah satu malaikatnya di sisi aku sekarang..” ify tertawa kecil mendengarnya
“ berarti aku cantik banget dong yang kan kaya malaikat,...” ucap ify percaya diri, rio dengan yakin menganggu di pundaknya
“ iya kamu cantiikkk cantik banget,,”
“ iyalah cantik, rio aja bisa cinta mati sama ify hahahaha....”
“ iya mati aja cinta gimana pas hidup amat sangat cintaa,,,”
“ aahhhh udah ah rioo, aku kalah aku memang gabisa menang kalo soal bikin melting sama kamu, pasti selalu aku yang mukanya merah duluan ...”  ucap ify menarik tubuhnya melepaskan pelukan rio lalu mengusap usap kedua pipinya yang terasa panas.
“ loh kok gitu, akunya kan belom selesai mau peluk kamunya...”
“ udah ahh ayo makan aku malu...” ify baru saja akan berjalan pergi namun tangan rio lebih cepat menarik ify kembali ke hadapannya,
“ terimakasih untuk bertahan menungguku, terimakasih tetap sabar menghadapiku, terimakasih untuk menerima aku dengan kondisiku, terimakasih karena tetap mencintaiku, dan terimakasih karena karena tak pernah melepas genggamanmu dariku...” rio tersenyum menatap kedua mata ify dalam
“ yo....” ify menarik rio ke dalam pelukannya didekapnya rio erat dalam pelukannnya memberi jawaban bagaimana besarnya rasa yang ia miliki untuk prianya ini, pria yang ia dekap. Ingin rasanya ify menangis karena semakin besar rasa cintanya ia semakin takut menjadi rapuh.
“ kamu harus janji, ketika kamu lelah, ketika hati kamu udah ga sanggup bertahan, kamu harus jujur sama aku...janji? ” ucap rio dalam pelukan ify
“ aku sayang kamu yo...” ify menjawab pertanyaan rio, kening rio berkerut
“ harusnya aku janji, bukan aku sayang kamu...”
“ aku cinta kamu yo...”
“ ify...”
“ itu jawaban aku...” ucap ify mentap, rio melepas pelukannya, di tatapnya ify, kedua mata ify menyipit membalas tatapan rio “ harusnya aku ga jawab pertanyaan bodoh kamu ini, kalo kamu terus terusan raguin aku kaya gini jangan salahin aku kalo debo bakal punya pacar dalam waktu deket...” kedua mata rio melebar mendengarnya, ify pun berjalan berlalu meninggalkan rio menuju keruang makan meninggalkan rio yang masih terdiam akan ucapan ify.
 ****
                Sinar mentari pagi masuk melalui celah jendela, menyinari paras paras tampan yang masih memejamkan kedua mata mereka terlelap di atas tempat tidur, tak lama salah satu dari mereka terbangun, ia membuka kedua matanya kemudian ia tersenyum, baginya ini adalah pagi terindah selama 8 tahun terakhir.
“ terimakasih karena ini bukan mimpi ya Tuhan” ucap rio, ia menoleh memandang sosok yang masih terpejam tertidur tepat di sampingnya, gabriel terlihat masih terlelap dalam mimpinya setelah semalan mereka bersenang senang merayakan kembalinya keluarga mereka dan merayakan kemenagan ray dan deva tentunya. Tak lama pintu terbuka, terlihat sosok wanita cantik berdiri dibaliknya tersenyum menatap rio
“ selamat pagi sayang...” rio membalas senyum, bahkan senyum termanis yang ia miliki
“ selamat pagi ma,,,,” jawab rio, mama rio berjalan masuk ke kamar gabriel membelai kepala rio lembut lalu mencium keningnya
“ gimana tidurnya semalam sayang?”
“ gaenak ma, rio bawaanya pingin cepet bangun biar bisa segera lewatin pagi ini liat senyum mama..” ucap rio yang membuat mamanya tertawa...
“ kamu mau gombalin mama yo? Nanti ify iri loh sama mama...” ucap mama rio sambil mecubit gemas kedua pipi rio
“ kayannya bukan Cuma ify aja deh yang iri, aku juga iri...” ucap gabriel  yang ternyata juga sudah terbangun,,, “ padahal aku bangun duluan dari rio, tapi rio duluan yang di peluk mama...” gabriel menekuk wajahnya cemberut yang membuat rio ikutan gemas dengan mencubit kedua pipi gabriel
“ gabrieelll manja banget siiihhhhh,,,,,” ucap rio gemas gabriel yang meringis membalas ikut mencubit kedua pipi rio,,,, namun sebelum mereka melakukan peperangan lebih lanjut sang mama lebih dulu menghentikan mereka dengan menarik mereka berdua kedalam pelukannya....
“ ternnyata kalian tetaplah jagoan kecil mama..” ucap mama rio, meski airmata tak ia tahan sekuat mungkin akan tetapi rio da gabriel dapat merasakan tubuh mamanya bergetar menahan tangis, rio dan gabriel saling pandang lalu tersenyum
“ ternyata mama tetaplah super mama sampai sekarang....” ucap rio, “ rio sayang mama....”
“ gabriel sayang rio sama mama.... sangat sayang....” lanjut gabriel.... lalu mengeratkan pelukannya pada rio dan juga mamanya... mencurahan segala rasa rindunya, ray dan om tama melihat kejadian itu dari luar kamar gabriel...
“ akhirnya setelah bertahun tahun papa bisa liat senyum mama dan gabriel sebahagia ini...” ucap papa tama,,,
“ iya pa, ray sebenarnya iri melihatnya,,, tapi ray lebih merasa senang karena teryata ray punya kakak dan mama yang hebat seperti mereka pa...” papa tama menepuk pundak ray, tersenyum
“ sebaiknya kita tunggu mereka di meja makan ray...” ucap papa ray, ray mengangguk kecil lalu berjalan turun menuju meja makan untuk sarapan bersama
*****************************************
“ selamat pagi...” sapa papa yang sudah duduk di meja makan bersama ray kepada rio dan gabriel, gabriel dan rio tersenyum pada papanya
“ selamat pagi pa...” jawab gabriel kemudian mengambil tempat duduk di seberang ray “ pagi ray..” sapa gabriel pada ray, namun ray terlihat diam tertunduk sambil menatap piring kosongnya... gabriel baru saja akan bertanya pada ray namun suara rio mengalihkan perhatiannya
“ selamat pagi papa, selamat pagi ray, selamat pagi kak iyel...” ucap rio bersemangat dengan senyum menghiasi wajahnya, jelas sekali ia nampak sangat bahagia pagi ini...
“ selamat pagi yo,, kayanya lo ga perlu manggil gue kak iyel deh yo,,, agak kekanakan...” jawab gabriel pada rio yang mengambil tempat duduk tepat disampingnya...
“ iya sih, gue kan sekarang udah keren yah....” ucap rio pede yang membuat kening gabriel seketika berkerut “ gimana istirahatnya semalem pa? Papa udah betah kan tinggal disini...” tanya rio kepada papanya.. papa rio tersenyum mengangguk
“ tentu yo, dimanapun papa tinggal selama itu sama kalian papa pasti betah..” jawab papa rio membuat senyum rio terlihat semakin merekah.
Tak lama mama dan bu merry keluar dari dapur dengan sarapan di kedua tangan mereka. Mereka duduk bersama untuk sarapan, rio bahkan sudah lupa kapan ia terakhir kali sarapan dengan suasana seramai ini, dengan seluruh keluarganya berkumpul. Rio mebalik piringnya lalu menuangkan nasi goreng ke dalam piring tersebut kemudian ia bangkit, ia mengambil piring yang ada di hadapan ray. Ray  yang sebelumnya terdiam mengangkat kepalanya kaget, ditatapnya rio yang mengulurkan piring yang berisi nasi goreng kepada ray.
“ lo harus tumbuh gede biar bisa jagain mama sama papa, adenya rio sama gabriel gaboleh keliatan lemes dan gak keren..” ucap rio disertai senyuman di pipinya, mau tak mau ray ikut tersenyum melihatnya dan mengambil piring yang ada di tangan rio
“ iya kak, gue bakal jadi lebih keren dari kalian ber 2,,,,” ucap ray tiba tiba membuat rio dan gabriel tiba tiba tertawa. Kemudian mereka berdua mengangguk
“ harus...” ucap gabriel... papa dan mama saling pandang terssenyum melihat tawa pagi ini dari ke 3 jagoannya, mama dan papa benar benar tak meyangka bahwa akhir bahagia seperti ini bisa mereka dapatkan juga setelah semua yang mereka alami selama ini. Dan sarapan pagi ini pun berjalan penuh keceriaan.
**************************************